Perjuangan Daftar PPDB Online Sejak Subuh di Makassar

Siti Fatimah ibu rumah tangga asal Makassar yang kehidupannya serba kekurangan, harus berjuang untuk mendaftarkan PPDB Online sang anak.
Proses registrasi PPDB online 2019 di bilangan jalan Buru, Kota Makassar, Senin 24 Juni 2019. (Foto: Tagar/Lodi Aprianto)

Makassar - Siti Fatimah, 65 tahun, ibu rumah tangga (IRT) asal Makassar yang kehidupannya serba kekurangan, harus berjuang untuk mendaftarkan PPDB Online sang anak. Sementara sang suami hanya pelayan transportasi tradisional bentor (becak motor) di Kota Makassar. 

Fatimah, sapaannya, dan suami harus berjuang ekstra untuk menghidupi empat orang anak. Salah satu perjuangannya adalah mengubah nasib keluarga dengan terus memberikan pendidikan untuk anak gadisnya, Novi.

Terik matahari tak menyurutkan semangat Fatimah mengantre demi melihat sang buah hati melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Mulai pagi hingga siang, ia rela berdiri dan mengantre untuk mendaftarkan anaknya masuk SMK Negeri 4 Makassar.

Fatimah bercerita, pendaftaran masuk sekolah saat ini sedikit agak rumit. Lapar, haus dan lelah menjadi bumbu perjuangan. Rasa itu tak menjadi beban, meski harus berjibaku dengan pendaftar lain saat melakukan registrasi online di Jalan Buru, Kecamatan Wajo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Jauh-jauh hari, Fatimah telah mempersiapkan segala sesuatu, demi melihat sang anak berseragam putih abu-abu. Sehingga, di hari pertama pembukaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) secara online pada Senin 24 Juni 2019, bisa langsung berangkat.

Fatimah bersama putrinya Novi sudah bangun tidur sejak pukul 04.00 Wita, mempersiapkan semua berkas, sementara sang ibu mempersiapkan keperluan suami dan anaknya, seperti menyiapkan makanan untuk sarapan. 

Usai tanggung jawab sebagai ibu rumah tangga telah beres dan kewajiban sebagai muslim telah dilaksanakan (sholat), Fatimah kembali bersiap-siap menemani anaknya untuk melakukan pendaftaran PPDB online.

Sekira pukul 06.00 Wita, Fatimah dan Novi bergegas menuju SMK Negeri 4 Makassar. Kebetulan, dari rumah ke sekolah  sekitar 500 meter. Sehingga, hanya menempuh perjalanan paling lama 15 menit.

Fatimah pergi begitu pagi, karena alasan klasik yakni agar urusannya cepat selesai. Apalagi beredar kabar, bahwa pendaftaran online akan membludak dan sesak. Sehingga, perlu kecepatan agar tidak terlambat dan bisa berada di antrian depan.

Namun sesampainya di tempat pendaftaran online, sekitar pukul 06.15 Wita, Fatimah bukan orang pertama. Karena sudah ada beberapa orangtua murid sudah mulai mengantre. Terpaksa ia bersama anaknya harus berada dalam baris antrian..

"Dari jam enam lewat sudah ada disini nak antri. Banyak sekali orang mau daftar," ucap Siti Fatimah saat ditemui Tagar disela-sela kesibukannya berjuang untuk melakukan registrasi PPDB online, Senin 24 Juni 2019.

Fatimah terpaksa harus menyewa jasa seseorang untuk melakukan pendaftaran anaknya. Alasannya, ia tidak mengetahui cara mengoperasikan teknologi, khususnya komputer.

Beruntung, banyak yang menyediakan jasa untuk proses pendaftaran PPDB Online. Penyedia jasa membangun beberapa lapak, sehingga yang belum mengetahui proses pendaftaran dapat menggunakan jasa mereka.

Para penyedia jasa cukup membantu para orangtua dan siswa yang ingin mendaftar. Hanya cukup membayar Rp 10 ribu dan proses registrasi selesai, ditandai dengan kartu pendaftaran yang sudah di print. Namun tetap berjuang lebih ekstra, karena harus antri dan berpanas-panasan dipinggir jalan.

"Nda saya tauki pake komputer, Jadi suruh orang saja. Karena memang disini (jalan Buru) setiap tahun ada penyedia jasa, cukup bayar orang Rp 10 ribu" ucap dia.

Arah jarum jam menunjukkan pukul 14.00 Wita, proses registrasi telah berhasil. Perjuangan Fatimah bersama anaknya telah melewati satu tahap. Namun, perjuangan belum berakhir, masih butuh beberapa proses yang harus dilalui. 

Setelah registrasi, Fatimah mesti kembali ke sekolah yang didaftar, dan melakukan verifikasi berkas. Apabila telah dianggap lengkap, selanjutnya akan dilakukan tes akademik hingga pengumuman yang lolos seleksi.

Demi Orangtua

Membantu orangtua dan mengubah nasib hidup keluarga, salah satu alasan Novi berjuang melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.  

Di SMK Negeri 4 Makassar, rencananya Novi akan mengambil jurusan pemasaran. Baginya, jurusan ini adalah bagian dari bakatnya, kelak bisa diimplementasikan dalam bekerja.

Saya melanjutkan ke SMK untuk ambil jurusan pemasaran kak. Supaya nanti bisa bantu ibu nantinya.

Novi merupakan bungsu dari empat bersaudara. Sejak SMP, dia dikenal sebagai anak yang rajin dan tergolong pintar di sekolah. Melihat bakatnya yang tergolong cerdas, Fatimah tidak menginginkan pendidikan sang anak putus dan cita-citanya tidak tercapai. []

Artikel menarik lainnya:

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.