Jakarta - Ganda putri asal Indonesia Greysia Polii dan Apriyani Rahayu sukses meraih medali emas pada helatan Olimpiade Tokyo 2020 usai mengalahkan wakil China, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan, pada Senin, 2 Agustus 2021.
Sebelum keberhasilan pasangan ini dalam ajang Olimpiade, terdapat perjalanan karier yang berbeda dari kedua pahlawan bulu tangkis tersebut. Berikut profil Greysia Polii dan Apriyani Rahayu yang telah dirangkum Tagar.
Greysia Polii
Greysia Polii lahir di Jakarta pada tanggal 11 November 1987. Kegemaran dan bakat dari Greysia ditemukan berkat pengaruh dari anggota keluarganya yang gemar akan olahraga bulutangkis. Ia memulai karier profesionalnya di dunia bulutangkis sejak berusia 14 tahun.
Saat itu, Greysia bermain untuk klub lokal yang bernama Jaya Raya Jakarta. Namun, ia masih menjadi pebulu tangkis tunggal.
Tak lama setelah itu, pelatih dari Greysia melihat potensinya untuk bermain sebagai pemain ganda. Greysia pun pindah dari tunggal menjadi ganda dan langsung menjadi anggota tim nasional di tahun 2003.
Rekan pertama Greysia dalam bulutangkis ganda putri adalah Heni Budiman. Dengan Heni, Greysia mampu mendapatkan titel juara nasional pertamanya dengan mengalahkan ganda putri asal Kalimantan Timur di babak final.
Di tahun 2004, Greysia mewakili Indonesia dalam ajang Asian Junior Badminton Championship. Debut Gresia dalam kancah internasional sangatlah baik, ia berhasil meraih medali perunggu.
Setelahnya, Greysia rutin membanggakan nama baiknya dan mewakili Indonesia dalam beberapa ajang bergengsi, rentetan pencapaian terbaiknya yakni, mendapatkan medali emas Olimpiade Tokyo 2020, perunggu dalam ajang Kejuaraan Tim Asia 2018.
Dua kali perunggu dalam ajang Kejuaraan Asia pada tahun 2005 dan 2016, perak dan perunggu dalam ajang Piala Uber di tahun 2008 dan 2010.
Tiga kali perunggu dalam ajang Kejuaraan Dunia di tahun 2015, 2018, 2019 dan beberapa medali atau gelar lainnya yang diraih pada beberapa ajang berbeda (Piala Sudirman, Asian Games, SEA Games, dan BWF World Tour).
Sebagaimana dilansir dari situs resmi bwfbadminton, Greysia mengatakan bahwa hal yang paling teringat dan sangat berarti bagi dirinya adalah pada saat ia menjuarai Asian Games 2014. Pada saat itu, Greysia dipasangkan oleh Nitya Krishinda yang mampu mengibarkan bendera merah putih dan sekaligus meraih medali emas.
Ambisi terbesar Greysia adalah memenangkan medali emas pada ajang Olimpiade. Hal tersebut akhirnya terjadi, dimana ia dan Apriyani Rahayu berhasil mendapatkan apa yang telah dcita-citakan sejak lama.
Apriyani Rahayu
Apriyani Rahayu lahir di Konawe, Sulawesi Tenggara pada tanggal 29 April 1998. Kegemaran dan bakat dari Apriyani ditemukan saat ia masih berusia 5 tahun yang gemar akan olahraga bulutangkis. Ia memulai karier profesionalnya di dunia bulutangkis sejak berusia 13 tahun.
Saat itu, Apriyani bermain untuk klub Pelia Bakrie di Jakarta. Setelah empat tahun disana, ia berlabuh ke klub Jaya Raya Jakarta.
Pada awal tahun 2017, Apriyani mulai berlatih di Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur dan mulai bermain di level senior. Sejak itulah ia mulai dipasangkan dengan Greysia Polii.
Penampilan perdana keduanya terjadi saat berlaga di Kejuaraan tim Sudirman Cup 2017. Apriyani pertama kali meraih gelarnya di kelas BWF Grand Prix Gold pada Thailand Terbuka 2017, dan gelar berikutnya yaitu BWF Super Series di Prancis Terbuka Super Series 2017.
Di tahun 2018, Apriyani sukses meraih medali perunggu ganda putri pada ajang Kejuaraan Dunia dan Asian games.
Pencapaian terbesar sepanjang kariernya adalah meraih medali emas pada ajang Olimpiade Tokyo 2020 bersama Greysia Polii. Saat ini, Greysia Polii dan Apriyani Rahayu menduduki posisi enam dunia sebagai pasangan ganda putri bulu tangkis. []
Baca Juga: Greysia Polii/Apriani Rahyu Minta Doa dan Dukungan di Final
(Bariq Yonanda)