Perhiasan Cantik, Karya Siswi Difabel di Jepara

Seperti murid-murid Sekolah Luar Biasa Negeri Jepara. Mereka justru sibuk dengan pembuatan perhiasan wire bross.
Seorang siswa sedang sibuk membuat kerajinan wire bross. (Foto: Tagar/Padhang Pranoto)

Jepara - Penyandang disabilitas kerap dipandang sebelah mata. Namun mereka bisa membuktikan, bisa berbuat maksimal dan produktif.

Seperti murid-murid Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Jepara, Jawa Tengah. Alih-alih berdiam diri, mereka justru sibuk dengan pembuatan perhiasan wire bross.

Wire bross merupakan perhiasan, yang biasanya dipakai sebagai pin pengait kerudung, atau pemanis jas dan outer. Bahannya adalah lilitan tembaga yang diulir-ulir sehingga menjadi bermacam-macam bentuk, seperti kalung, cincin dan sebagainya.

Seperti pada Rabu 31 Juli 2019, Noor Afifah, 23 tahun, sedang sibuk membimbing adik-adik kelasnya, membuat wire bross.

Tangannya lincah, mengulirkan kawat tembaga dibantu dengan tang kecil, guna membentuk motif. Untuk setiap motif, diperlukan waktu sekitar 30 hingga 60 menit, bergantung kerumitan dan ukuran wire bross.

Setelah membentuk motif kupu-kupu, atau motif-motif cantik lain, ia juga akan mengkreasikannya dengan batu alam tiruan.

Noor Afifah sendiri adalah mantan murid SLB Negeri Jepara. Ia adalah penderita tuna wicara. Ketika lulus dari sekolahan itu, ia akhirnya direkrut untuk mengajarkan ketrampilan itu kepada adik-adik kelasnya.

Hal itu dijelaskan oleh Gina dan Wulandari, saat mendampingi Tagar mewawancarai Afifah.

Kalau dilihat, buatan anak-anak itu lebih rapi bahkan dibanding kami

"Oh iya, jadi Afifah bilang, dia pertama kali diajarkan oleh Bu Ratna, seorang pembimbing kerajinan kami di sini. Ia lantas mahir membuat wire dan setelah lulus ia direkrut untuk membimbing adik-adik kelasnya," ujar Wulandari, menerjemahkan bahasa isyarat Afifah.

Menurut Wulandari, Afifah dan murid-murid di SLB Negeri Jepara cukup cakap dalam pembuatan wire. Bahkan, dibanding dengan orang-orang normal. Lantaran, keterbatasan Afifah justru menjadi keunggulannya karena lebih fokus akan sebuah pekerjaan.

Meskipun dihasilkan dari tangan-tangan siswa berkebutuhan khusus, namun kualitasnya boleh diadu. Wulandari mengaku mutu wire buatan Afifah dan murid-muridnya tidak kalah dengan buatan orang normal yang dijajakan di pasar modern.

Untuk sebuah bros, dihargai mulai dari Rp 10 ribu hingga Rp 50 ribu. Sedangkan untuk ukuran besar dan dipadu dengan batu akrilik harganya berkisar Rp 50 ribu sampai Rp 200 ribu, untuk jenis kalung.

Karena kualitasnya, pada tahun 2018 produk wire bross tersebut, dipesan oleh produsen hijab tunik.

"Ya jadi ada produsen hijab yang beli produk dari sini untuk kemudian disertakan dalam penjualan mereka. Selain itu, banyak juga yang dibuat untuk suvenir pernikahan," ujar Gina.

Namun demikian, untuk membuat wire bross dalam jumlah banyak, pihaknya masih kewalahan. Lantaran, murid yang terampil dalam pembuatan itu hanya dua orang, ditambah Afifah.

"Kalau dilihat, buatan anak-anak itu lebih rapi bahkan dibanding kami. Karena mereka lebih telaten memilin tembaga. Selain Afifah ada dua murid lagi, yakni Atik dan Lia," tuturnya.

Tantangan ke depan, adalah memperjualbelikan kreasi murid-murid berkebutuhan khusus itu ke dunia maya. Hal itu diupayakan, agar para lulusan sekolah itu bisa mandiri dan menjadi wirausahawan.

"Kita masih pasarkan secara konvensional melalui berbagai pameran. Ya di masa depan, kita memang perlu merambah sektor online," tutup Gina. []

Baca juga:

Berita terkait
Tren Perhiasan dan Berlian di Era Milenial, Desain Eropa Banyak Diminati
Apa alasan milenial menggandrungi desain perhiasan dan berlian eropa?
Guru SD Cantik Malaysia Dapat 15 Surat Cinta dari Murid
Mernariknya, Zulaikha merupakan guru sekolah dasar di Malaysia. Tentu saja murid masih anak-anak.
Buah Merah Rahasia Kecantikan Perempuan Papua
Perempuan Papua memiliki cara tersendiri untuk merawat kulit agar tidak kering dan kusam, yaitu dengan memanfaatkan Buah Merah.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.