Kulon Progo - Penyu jenis Lekang (Lepidochelys olivacea) ditemukan mati membusuk di Pantai Sindutan, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Minggu 15 Desember 2019. Kejadian ini bukan yang pertama kali di wilayah pantai Kulon Progo.
Beberapa bulan sebelumnya, kejadian serupa juga ditemukan, dan hingga saat ini belum diketahui penyebabnya. Sejumlah pihak ikut prihatin atas matinya kura-kura laut yang hingga kini masih misterius ini.
Koordinator SAR Linmas Rescue Istimewa (SRI) Wilayah V Pantai Glagah, Aris Widiatmoko mengatakan, kejadian ini pertama kali diketahui dari informasi dari warga dan personel TNI AL Congot, ada penyu terdampar mati di sebelah timur Pantai Congot sekitar Pukul 12.30 WIB. Anggota SAR Linmas Wilayah V Pantai Glagah yang sedang berjaga segera mendatangi lokasi tersebut.
Aris mengatakan saat tiba di lokasi, petugas mendapati bangkai seekor penyu. Kondisinya sudah membusuk dengan cangkang yang sudah mengelupas. "Kemungkinan sudah beberapa hari mati, karena saat akan dikuburkan sudah mulai lembek dan berbau busuk," kata Aris di Kulon Progo, Minggu 15 Desember 2019.
Penyu yang sudah membusuk itu memiliki panjang 70 centimeter (cm) dan lebar 49 cm dengan berat antara 40-50 kilogram (Kg). Tim SAR langsung menguburnya agar tidak menimbulkan bau busuk serta agar wisatawan merasa nyaman.
Pemerhati lingkungan di Kulon Progo Saptono Tanjung mengaku prihatin dengan kematian hewan yang dilindungi ini. Alasannya kematian penyu sudah terjadi beberapa kali dan penyebab kematiannya juga belum diketahui. Dia kawatir penyu akan punah. "Kita mau bilang apa ya mas. Sementara persoalan kemarin (kematian penyu sebelumnya) belum diketahui apa penyebabnya," ujarnya.
Saptono menyarankan, agar lebih baik penyu yang mati dibuatkan berita acara, kemudian diawetkan, atau dikeringkan agar bisa untuk bahan edukasi bagi pengunjung, pelajar, atau mahasiswa, terkait jenis penyu yang ada. "Dengan hal ini ada bukti jika kita dahulu punya penyu dan melakukan konservasi," tambahnya.
Dia menambahkan, perlu ada sinergi masyarakat, pemerintah dan semua pihak dalan perlindungan terhadap penyu. Pemerintah bisa melakukan penanggulangan ancaman kematian penyu sebagai fauna yang dilindungi.
Dengan hal ini ada bukti jika kita dahulu punya penyu dan melakukan konservasi.
Masyarakat perlu lebih giat dalam perlindungan penyu, mengingat kematian hewan dilindungi ini merupakan peringatan bagi keseimbangan alam. "Hewan laut punya naluriah yang dapat kita manfaatkan sebagai pertanda kondisi alam dengan perubahannya," tuturnya.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah I Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DIY, Untung Suripto mengatakan, sejauh ini dari sekitar enam kasus yang dilaporkan, hanya kasus penyu belimbing yang terdapat luka lebar di karapasnya. Untuk yang lain dinilainya merupakan kematian wajar karena karena usia.
Untuk penyebab kematian belum diketahui penyebabnya. "Untuk ke arah adanya penyakit, kami belum melaksanakan uji lab lagi karena penyu yang mati mayoritas ditemukan sudah mulai membusuk. Dengan kondisi ini, tidak bisa dilakukan uji lab," ujar Untung.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kulon Progo Sudarna mengimbau masyarakat terutama pemancing atau nelayan, jika menemui penyu jenis apa pun agar dilepaskan lagi ke laut. "Agar penyu tetap hidup dan lestari," ungkapnya. []
Baca Juga:
- Langkah Tepat Saat Apes Ketemu Ular Kobra
- Penyu Galapagos Terselamatkan dari Jaring Nelayan
- Rentetan Bangkai Penyu Terdampar di Pantai Kulon Progo