Penyerapan Beras Bulog Masih Rendah

Kepala Perum Bulog Divre Sumatera Selatan dan Bangka Belitung, Bakhtiar AS, mengatakan, tak tercapainya penyerapan karena HPP lebih rendah dari harga pasar.
Kabulog Divre Sumsel dan Babel Bakhtiar AS, mengatakan, tidak tercapainya penyerapan tersebut karena harga pembelian pemerintah (HPP) lebih rendah dari harga pasar. “Tahun ini penyerapan tidak mencapai target, penyerapan hanya 36.000 ton atau 36 persen dari target sekitar 100.000 – 120.000 ton.” (Foto: Uni)

Palembang, (Tagar 28/12/2017) - Perum Bulog Divisi Regional Sumatera Selatan dan Bangka Belitung pada 2018 tetap melanjutkan program penyerapan petani di Wilayah Sumsel dan Babel meskipun pada tahun ini penyerapan masih sangat rendah.

Kepala Perum Bulog Divre Sumatera Selatan dan Bangka Belitung, Bakhtiar AS, mengatakan tidak tercapainya penyerapan tersebut karena harga pembelian pemerintah (HPP) lebih rendah dari harga pasar.

“Tahun ini penyerapan tidak mencapai target, penyerapan hanya 36.000 ton atau 36 persen dari target sekitar 100.000 – 120.000 ton,” ungkap Bakhtiar.

Selain itu, tambahnya, beras petani di Sumsel dan Babel banyak yang tidak sesuai dengan standar yang telah ditentukan pemerintah, sehingga beresiko akan rusak ketika di stok di gudang. “Kita ikuti sesuai ketentuan yang telah diberlakukan pemerintah. Resiko jika ditampung akan rusak,” jelasnya lagi.

Ditambahkannya, kendala lain yakni, panen dari beras petani di Sumsel Babel banyak yang sudah diserap oleh daerah lain. Seperti Lampung, Bengkulu dan Jambi. “Sebelum panen, beras petani sudah banyak dipesan oleh penampung dari daerah lain di Sumsel, jadi kita juga tidak bisa berbuat banyak,” paparnya.

Bakhtiar menyebutkan, HPP dari pemerintah Rp 7300 per kg, sesuai Inpres No 5 tahun 2015 sementara harga pasaran saat ini rata-rata sebesar Rp 8.000 – Rp 9.000 per kg.

Selama ini beras yang diserap dari petani berasal dari Kabupaten Banyuasin dan Lubuk Linggau serta Belitang, OKU Timur. Penyerapan tertinggi berasal dari Belitang hampir mencapai 60 persennya dari 36.000 ton saat ini.

Untuk tahun depan diestimasikan target masih sesuai dengan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) sekitar 100.000-120.000 ton. (uni)

Berita terkait
0
Beli Migor Pakai PeduliLindugi Dinilai Sulitkan Rakyat
Masyarakat kelas menengah ke bawah dan tidak semua masyarakat mempunyai android. Dia juga mempertanyakan, mengapa orang susah dibikin susah.