Cirebon - Produksi garam rakyat di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat pada musim kemarau tahun 2020 ini mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ada beberapa faktor yang menyebabkan turunnya produksi garam rakyat ini yakni faktor cuaca dan harga.
Kepala Bidang Pemberdayaan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Cirebon Yanto mengatakan musim kemarau basah saat ini mempengaruhi produksi garam rakyat. Selain itu, harga yang terus merosot juga menjadi pertimbangan para petani untuk memproduksi garam mereka.
Di tahun 2020 ini produksi garam rakyat sampai awal bulan Oktober hanya berkisar 2.186 ton, padahal pada periode yang sama di tahun 2019 lalu produksi garam petani di daerah ini bisa mencapai puluhan ribu ton.
"Kalau dibandingkan dengan tahun lalu, produksi garam rakyat tahun ini di Kabupaten Cirebon menurun jauh. Kalau tahun lalu di periode yang sama sudah puluhan ribu ton. Tapi sekarang ini hanya dua ribuan ton," kata Yanto, Kamis, 15 Oktober 2020.
Kemarau sekarang masuknya kemarau basah, jadi produksi garamnya susah.
Sementara itu, salah satu petani garam di Cirebon, Puguh Purwandono mengatakan hal yang sama. Menurut Puguh, produksi garam mereka memang sedang susah karena saat ini masuk kemarau basah.
Puguh menjelaskan, ketika kemarau basah, maka produksi garam petani hasilnya tidak akan banyak karena ketika masuk masa pengkristalan dan diguyur hujan, otomatis menjadi hancur dan tidak bisa dipanen.
"Kemarau sekarang masuknya kemarau basah, jadi produksi garamnya susah," tutur Puguh.
Baca juga : Kelapa Muda Campur Garam Resep Bupati Aceh Barat Sembuh C-19
Selain cuaca, Puguh mengatakan harga garam yang murah di tingkat petani menjadi salah satu faktor rendahnya produksi garam petani di Cirebon. Harga garam di tingkat petani masih jauh dikatakan layak, karena per kilogram hanya dihargai Rp350.
"Meskipun produksi garam sekarang menurun tapi harga garam semakin murah di tingkat kami petani ini," tutur Puguh. []
