Penyebab Suhu Udara di Yogyakarta Terasa Dingin

Akhir-akhir ini suhu udara di Yogyakarta terasa dingin. Berikut penjelasan BMKG.
Ilustrasi Suhu Dingin (Foto: Pixabay)

Yogyakarta - Suhu udara di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta terasa dingin, terutama pada malam hari. Tiupan angin juga relatif lebih sering. Kondisi ini dirasakan mayoritas warga.

Shabrina Putri, 24 tahun, warga yang berdomisili di wilayah Bantulan Janti, Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta merasakan hal itu. Dia mengaku akhir-akhir ini suhu udara cenderung dingin meskipun tidak ada hujan. "Dingin ya akhir-akhir ini. Biasanya sumuk sekarang terasa lebih seger saja," kata Shabi kepada Tagar, Senin, 27 Juli 2020.

Stasiun Klimatologi Mlati Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMGK) Yogyakarta menyebut suhu udara minimum mencapai 18-20 derajat celcius. Hal itu disebabkan karena tidak adanya awan yang menyebabkan panas bumi terpancar ke seluruh atmosfer dan tidak ada yang dipantulkan ke bumi.

"Adanya pergerakan massa udara dari Australia dengan membawa massa udara dingin dan kering tersebut ke Asia melewati Indonesia. Atau disebut dengan monsoon dingin Australia," kata Kepala Stasiun Klimatologi Mlati BMKG Yogyakarta, Reni Kraningtyas dalam keterangan tertulis, Senin, 27 Juli 2020.

Kandungan air di dalam tanah menipis, kandungan uap air di udara juga rendah. Pantauan 5 hari terakhir suhu udara minimum sekitar 18 sampai 20 derajat celcius.

Pada musim kemarau, jumlah tutupan awan di atmosfir relatif sedikit, sehingga radiasi matahari berupa gelombang pendek yang menyinari bumi pada saat siang hari dipantulkan kembali oleh bumi (sebagai radiasi gelombang panjang di atmosfir pada malam hari) tanpa halangan.  Sementara panas yang dipantulkan oleh bumi langsung terbuang ke angkasa menyebabkan udara di permukaan bumi menjadi dingin.

"Kandungan air di dalam tanah menipis, kandungan uap air di udara juga rendah. Pantauan 5 hari terakhir suhu udara minimum sekitar 18 sampai 20 derajat celcius," ucapnya.

Dinginnya udara malam hari akan berlangsung hingga pagi hari menjelang siang hari hingga bumi kembali menyerap energi gelombang pendek dari matahari. Kemudian dipancarkan lagi ke atmosfer dan pada saat itu akan kembali merasakan kehangatan atau panas bumi. Diperkirakan kondisi tersebut berlangsung hingga Agustus mendatang. 

Oleh karena itu, Reni mengimbau masyarakat menjaga imunitas tubuh dengan cara mencukupi kebutuhan cairan atau menghindari dehidrasi serta makan dan minum-minuman hangat pada malam hari. Sebaiknya menggunakan pakaian atau selimut yang tebal, menggunakan cream atau pelembab kulit supaya kulit tidak terlalu kering.

"Waspada juga kulit dan bibir menjadi kering, bahkan bisa mimisan. Jika paparan udara dingin terus berlangsung, dapat berpotensi menyebabkan penurunan suhu tubuh atau hipotermia," kata Reni. []

Berita terkait
Cuaca Buruk di Pessel Potensi Banjir dan Longsor
BMKG memprediksi hujan intensitas tinggi diserta angin kencang akan terjadi hingga beberapa hari ke depan dan berpotensi banjir di Pesisir Selatan.
Prakiraan Cuaca Jakarta, Senin 27 Juli 2020
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan prakiraan cuaca untuk wilayah DKI Jakarta pada Senin, 27 Juli 2020.
Cuaca Ekstrem, Nelayan Aceh Diimbau Tidak Melaut
BMKG mengimbau para nelayan untuk sementara waktu agar tidak melaut mengingat kondisi gelombang laut yang cukup tinggi karena cuaca ekstrem.
0
Pandemi dan Krisis Iklim Tingkatkan Buruh Anak di Dunia
Bencana alam, kelangkaan pangan dan perang memaksa jutaan anak-anak di dunia meninggalkan sekolah untuk bekerja