Penyebab Banjir Bantaeng Menurut Pemerhati Lingkungan

Menurut Direktur Balang Institut, yakni non government organization (NGO) penyebab banjir Bantaeng bukan hanya karena cek dam semata.
Direktur Balang Institut Adam Kurniawan menunjukkan peta wilayah terdampak banjir di Bantaeng. (Foto: Tagar/Fitriani Aulia Rizka)

Bantaeng -  Adam Kurniawan, Direktur Balang Institut, yakni non government organization (NGO) yang bergerak dibidang konservasi alam atau disebut pemerhati alam membeberkan penyebab terjadinya banjir di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan beberapa waktu lalu.

"Hasil kajian tim survey lapangan Balang, menemukan bahwa sebab terjadinya banjir bukan semata karena cek dam yang jebol di salah satu sisi," katanya saat ditemui Tagar, Jumat, 19 Juni 2020.

Upaya untuk mengurangi potensi banjir dan dampaknya di bagian hulu diantaranya penerapan agroforestri terasering, pembuatan embung, rorak dan bipori.

Kabupaten Bantaeng didominasi bentuk wilayah bergunung (mountainous) dengan kelerengan yang lebih besar dari 40 derajat mencapai sekitar 70 persen dari luas wilayah. Jarak horizontal dari ketinggian 2.500 meter dari permukaan laut (MPDL) ke muka laut hanya 20 kilometer. Curah hujan di daerah hulu tergolong tinggi, bulan kering hanya berlangsung tiga bulan.

"Beberapa fakta lapangan yang ditemui diantaranya tersumbatnya saluran air akibat penumpukan sampah, konstruksi saluran air, bobolnya tanggul penahan air cek dam Balang Sikuyu," kata Adam.

Di sisi lain, diketahui jenis tanah di Bantaeng adalah andosol yang cocok dengan tanaman hortikultura. Namun sayangnya tanah jenis andosol memiliki kepekaan terhadap erosi tergolong tinggi.

Penggunaan lahan yang di dominasi tanaman hortikultura membuat sebagian lahan pada bagian barat wilayah Bantaeng menjadi terbuka. Pada lahan terbuka air yang mengalir di permukaan 51 kali lebih cepat dibandingkan dengan permukaan lahan berhutan.

Hujan yang berlangsung sejak pagi hingga malam Jumat 12 Juni 2020 menyebabkan delapan sungai di hilir meluap. Hasil pemetaan Balang Institute yang dilakukan sehari setelah banjir menunjukkan wilayah yang terendam seluas 197 hektar, tersebar di Kelurahan Pallantikang, Tappanjeng, Malilingi, Bonto Rita, Bonto sunggu, Bonto Atu, Bonto Lebang dan Desa Bonto Jai.

"Oleh karena itu upaya untuk mengurangi potensi banjir dan dampaknya di bagian hulu diantaranya penerapan agroforestri
terasering, pembuatan embung, rorak dan bipori," beber Adam.

Sementara di bagian hilir mereka menawarkan dilakukannya normalisasi sungai dan memastikan kebersihan lingkungan.

Terpisah, Bupati Bantaeng, Ilham Azikin sangat berharap partisipasi NGO yang berkompeten untuk memantau situasi yang ada di Bantaeng. Menurutnya, pemerintah juga perlu pengawalan dan hasil peninjauan dari berbagai lembaga agar pemerintahan berjalan dengan baik.

Kita bersyukur mendapatkan gambaran yang mudah-mudahan itu akan menjadi sesuatu referensi kita dalam mengambil kebijakan.

"Tidak hanya Balang Institut. Tapi salah satu upaya yang kita lakukan agar kondisi ini bisa kita antisipasi kedepannya. Tentu perlu kita mendengarkan tinjauan-tinjauan, baik dari tinjauan NGO maupun lembaga yang konsentrasi dalam hal seperti ini," kata Ilham.

Mengenai banjir ini, Ilham juga berharap agar hal itu dapat menjadi referensi bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan. Hal itu semata-mata untuk melihat Bantaeng baik kedepannya.

"Kita bersyukur mendapatkan gambaran yang mudah-mudahan itu akan menjadi sesuatu referensi kita dalam mengambil kebijakan yang bisa secara cepat, praktis dan efisien agar kondisi banjir kemarin bisa kita antisipasi," ujar Ilham Azikin.

Untuk diketahui, dari data yang dirilis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantaeng terdapat 2.333 rumah yang terendam akibat banjir yang menerjang Kabupaten Bantaeng 12 Juni 2020 lalu. []

Berita terkait
Imbauan PLN Setelah Banjir Melanda Jeneponto-Bantaeng
PLN Imbau warga Jeneponto dan Bantaeng agar berhati-hati saat menyalakan listri mpasca banjir bandang melanda dua wilayah itu.
Pria Korban Banjir di Bantaeng Pakai Baju Perempuan
Pria di Bantaeng mendanak viral khususnya di wilayah Bantaeng karena memposting dirinya di Facebook memakai pakian wanita.
Pedagang Bantaeng Berjualan di Antara Sampah Banjir
Pedagang yang terkena dampak banjir Kabupaten Bantaeng sudah kembali berjualan di pasar walaupun masih banyak tumpukkan sampah.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.