Penutupan Jalan Dinilai Efektif Cegah Pandemi Corona

Hasil evaluasi Polda Jatim usai uji coba penutupan Jalan Tunjungan dan Raya Darmo dinilai efektif dalam mencegah pandemi virus corona.
Salah satu penumpang kereta api saat melakukan pendataan di Posko Covid-19 Stasiun Malang Kota pada Selasa 31 Maret 2020. (Foto: Tagar/Moh Badar Risqullah)

Surabaya - Kepolisian Daerah Jawa Timur akan terus menutup Jalan Tunjungan dan Raya Darmo Surabaya sebagai bagian dari Physical Distancing dan Social Distancing memutus rantai pandemi virus corona atau Covid-19. Hal itu berdasarkan hasil evaluasi uji coba penutupan Jalan Tunjungan dan Raya Darmo selama tiga hari kemarin.

Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Inspektur Jenderal Luki Hermawan mengatakan berdasarkan uji coba penutupan Jalan Tunjungan dan Raya Darmo selama tiga untuk program Physical Distancing dan Social Distancing cukup efektif. Meski demikian, Luki menyerahkan teknisnya kepada Dirlantas Polda Jatim.

Sudah kemarin tiga hari uji coba untuk Jalan Darmo dan Tunjungan. Tapi mulai besok, setiap hari pada jam padat akan kami tutup

"Teknisnya tanya Dirlantas ya, ini baru saja saya putuskan pada rapat tadi," ujar Luki di Mapolda Jatim, Selasa, 31 Maret 2020

Karena dinilai efektif, kata Luki, pihaknya memperpanjang penutupan Jalan Tunjungan dan Raya Darmo untuk Physical Distancing dan Social Distancing.

"Sudah kemarin tiga hari uji coba untuk Jalan Darmo dan Tunjungan. Tapi mulai besok, setiap hari pada jam padat akan kami tutup," tutur Luki.

Luki meminta masyarakat dapat mencatat jam-jam penutupan dua jalan ini. Yakni, pukul 10.00 sampai 15.00 Wib dan malam pukul 18.00 sampai 23.00 Wib.

"Kecuali libur mulai pukul 18.00 sampai 06.00 Wib," tutur dia.

Sementara Direktur Lalu Lintas Polda Jatim Komisaris Besar Budi Indra Dermawan mengatakan kebijakan penutupan jalan ini akan diberlakukan selama dua minggu ke depan. Sebab upaya tersebut sangat efektif untuk membatasi penyebaran virus corona.

"Selama dua minggu kita berlakukan. Sama kayak kemarin jamnya," kata Budi.

Budi menambahkan sebelumnya dua ruas jalan ini telah ditutup selama tiga hari dan dinilai cukup efektif untuk mengantisipasi kerumunan masyarakat yang berdampak pada penyebaran virus corona atau Covid-19.

"Sementara Darmo sama Tunjungan dulu, evaluasinya bagus, karena tidak dilakukan terus-menerus jadi kurang efektif. Kemarin cuma Jumat, Sabtu, Minggu karena keterbatasan personel. Sama Kapolda sekarang ditambah personelnya," ucap Budi.

Saat disinggung apakah penutupan ruas jalan ini akan dilakukan di jalan-jalan lainnya, Budi menyebut belum ada. Namun sejauh ini di Jawa Timur telah ada 115 ruas jalan yang ditutup sementara untuk kawasan Physical Distancing.

"115 itu se Jawa Timur. Sementara ndak ada, itu saja dulu. Mungkin ada kawasan physical distancing baik kendaraan ataupun orang. Kawasan ini kan mengajak masyarakat untuk lebih banyak aktivitas di rumah," tutur Budi.

Hoaks dan Mudik Memperparah Covid-19

Pakar virus Universitas Brawijaya (UB) dr. Andrew William Tulle mengatakan terjadinya arus mudik awal dari Jakarta ke beberapa daerah seperti Jawa Timur dan Jawa Tengah ditengarai mempengaruhi pola penyebaran Covid-19. Imbasnya yaitu memunculkan kasus-kasus baru dan bukan tidak mungkin pula ini akan mengubah masa puncak pandemi ini.

"Kemungkinan perkiraan puncak wabah akan bergeser. Sehingga wabah virus ini bisa segera berakhir," ujarnya.

Andrew menyampaikan upaya dapat dilakukan saat ini adalah menghambat penyebaran dengan mengurangi kemungkinan transmisi virus antarmanusia itu. Pasalnya, jika masih ditransmisikan secara efektif antarmanusia, jumlah penderitanya bisa bertambah banyak dan masa darurat akan terus terjadi.

"Di Indonesia sendiri, kemampuan untuk mendeteksi kasus baru Covid-19 ini masih terbatas. Makanya, upaya lain bisa dengan cara menghambat dan mengurangi kemungkinan transmisi virus antarmanusia itu," ujar Andrew.

Cara tersebut dikatakannya cukup ampuh dengan melihat kasus yang sama yaitu wabah Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) pada tahun 2002 - 2003 lalu. Di mana, dari hasil penelitian menunjukkan adanya mutasi virus pada tahun tersebut yang diduga menyebabkan keganasan virus berkurang dan kasusnya mereda.

"Begitu juga dengan Covid-19 ini. Jika mengurangi transmisi tersebut. Seiring berjalannya waktu, virus akan mengalami mutasi dan menjadi lebih lemah. Sehingga wabah ini bisa segera berakhir," jelasnya.

Kemudian Andrew juga mengimbau masyarakat untuk tidak terlalu panik dan menyerahkan smeuanya kepada tenaga medis untuk mengatasi pandemi Covid-19. Terutama adanya pesan berantai berisi informasi tidak benar atau hoaks di media sosial.

"Makanya, mungkin masyarakat atau media bisa membantu dalam melawan Covid-19 ini dengan menyebarkan berita-berita positif. Sehingga dapat membantu meredakan kepanikan di masyarakat," tuturnya. []

Berita terkait
Polda Gandeng Unud Ubah Arak Bali Jadi Disinfektan
Polda Bali bersama Universitas Udayana memanfaatkan kandungan alkohol pada Arak Bali untuk menjadi disinfektan dan hand sanitizer.
Putus Rantai Covid-19, Pintu Masuk Malang Diperketat
Pemkot Malang akan menambah titik untuk Physical Distancing sebagai upaya memutus rantai pandemi Covid-19.
2 Pasien Positif Covid-19 di Bali Dinyatakan Sembuh
Satgas Penanganan Covid-19 Bali mencatat ada tambahan sembilan pasien positif terinfeksi Covid-19 dan dua dinyatakan sembuh.