Penjelasan Dinkes Sleman Sekolah Tatap Muka Belum Siap

Pemerintah pusat mengizinkan daerah menggelar sekolah tatap muka pada 2021. Namun Kabupaten Sleman, Yogyakarta belum siap. Begini penjelasannya.
Ilustrasi Belajar (Foto: Pixabay)

Sleman - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman menilai rencana pembelajaran tatap muka di wilayahnya belum siap dilaksanakan. Alasannya, angka kasus positif di Sleman masih terbilang tinggi sehingga sangat berdampak pada risiko penularan.

Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo mengaku sudah melakukan evaluasi terkait rencana pembelajaran tatap muka. "Kami belum siap, karena tingkat penularan masih tinggi,” kata Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo kepada wartawan saat dikonfirmasi, Sabtu, 12 Desember 2020.

Baca Juga:

Menurut dia, pemerintah pusat mempersilakan daerah melakukan pembelajaran tatap muka pada 2021. Informasi yang diterimanya ada sembilan provinsi di Indonesia yang merasa keberatan. “Artinya Yogyakarta bukan hanya satu-satunya provinsi yang kurang setuju. Hanya saja Dinkes Sleman tidak bisa memberikan banyak komentar,” ucapnya.

Jika terpaksanya harus tetap dilaksanakan pembelajaran tatap muka, Dinkes Sleman tidak bisa menjamin pasien positif akan terus bertambah, sementara tenaga medis sudah sangat kewalahan. "Kalau siap menerima kenyataan pasien nambah terus, ya monggo,” ujarnya.

Joko membeberkan, secara umum ketahanan fisik para tenaga kesehatan di Sleman sudah sangat lelah. Sedikit yang patut disyukuri, mereka saat ini lebih berhati-hati dalam merawat pasien Covid-19. Sehingga, jumlah terpapar corona dari pasiennya sudah lebih sedikit.

Artinya Yogyakarta bukan hanya satu-satunya provinsi yang kurang setuju. Hanya saja Dinkes Sleman tidak bisa memberikan banyak komentar.

Pihaknya berharap agar sejumlah alat pelindung diri atau APD yang dibutuhkan dapat mencukupi para tenaga kesehatan. APD yang paling dibutuhkan saat ini antara lain pakaian hazmat, masker N95, faceshield, kacamata Google, sarung tangan lateks, sepatu boot. Sedangkan untuk APD level 2 yaitu gaun, masker medis, faceshield.

Sementara itu, update kasus corona di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Kamis 12 Desember 2020 pukul 16.00 WIB, terdapat tambahan 227 kasus positif. Sehingga total kasus positif covid 19 di DIY menjadi sebanyak 7.996 kasus.

Juru Bicara Pemda DIY untuk Penanganan Covid-19 Berty Murtiningsih mengatakan, terbanyak dari Sleman dan paling sedikit tambahannya dari Kulon Progo. Distribusi tambahan kasus baru tersebut berdasarkan domisili yakni Kota Yogyakarta ada 58 kasus, Bantul (34 kasus), Kulon Progo (dua kasus), Gunungkidul (11 kasus) dan Sleman (122 kasus).

Baca Juga:

Menurut Berty, pada hari yang sama dilaporkan pasien sembuh sebanyak 99 orang. Sehingga total pasisen sembuh menjadi sebanyak 5.481 kasus. Pasien yang sembuh pada 12 Desember 2020 masing-masing dari Kota Yogyakarta ada 26 kasus, Bantul (28 kasus), Kulon Progo (sembilan kasus), Sleman (36 Kasus) dan Gunungkidul nihil yang sembuh.

Dia mengatakan, ada satu pasien meninggal satu orang, sehingga total kasus meninggal menjadi sebanyak 166 orang. "Pasien tersebut berjenis kelamin perempuan usia 76 tahun domisili Kota Yogyakarta," ungkapnya. []

Berita terkait
Verifikasi Belum Keluar, Bioskop XXI Yogyakarta Beroperasi
Jaringan Bioskop XXI kembali beroperasi di Indonesia setelah tutup akibat pagebluk. Termasuk di Yogyakarta, meski verifikasi belum keluar.
Bioskop di Mal Sleman Mulai Buka, Tiket Lebih Murah
Manajemen Malm Sleman City Hall sudah mulai membuka bioskop XXI dengan menerapkan protokol kesehatan sesuai arahan pemerintah.
Wisatawan Membludak di Yogyakarta, Pemkot Pantau Bioskop
Yogyakarta dibanjiri wisatawan saat long weekend ini. Pemkot pun memantau bioskop yang sudah kembali beroperasi.
0
LaNyalla Minta Pemerintah Serius Berantas Pungli
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, meminta pemerintah serius memberantas pungutan liar (pungli). Simak ulasannya berikut ini.