Pengungsi Gempa Ambon Hanya Dibagi Mie Instan

Semenjak gempa bumi melanda kota Ambon beberapa waktu lalu, sebagian warga belum mendapatkan bantuan, bahkan ada warga yang baru mendapatkan mie.
Warga Desa Passo Air Besar RT 37/ RW 08, membangunan tenda darutat disekitar rumah karena hancur saat gempa bumi bermagnitudo 6,8 guncang wilayah Pulau Ambon, Maluku Tengah dan Seram Bagian Barat, Kamis 26 September 2019.(Foto: Tagar/Muhammad Jaya)

Ambon - Miris betul nasib 20 Kepala Keluarga (KK) korban gempa bumi di Desa Passo Air Besar RT 37/ RW 08, Kecamatan Baguala, Kota Ambon, Maluku.

Semenjak terjadi gempa bumi bermagnitudo 6,8 yang menguncang wilayah Pulau Ambon, Maluku Tengah dan Seram Bagian Barat, Kamis 26 September 2019 lalu, mereka hanya dibagikan lima karton mie instan untuk 20 KK.

Pengungsi Desa Passo Air Besar RT 37/ RW 08, Tomy Mariam mengakui, lima karton mie instan tersebut dibagikan oleh ketua RT setelah dua hari pasca gempa, hingga kini belum ada bantuan selain itu yang diterima.

“Dari gempa hingga 14 Oktober ini, kami belum mendapatkan batuan apa-apa, hanya lima karton mie instan tersebut,” kata Mariam kepada Tagar, Senin 14 Oktober 2019.

Meriam mengatakan, akibat tak ada pasokan bantuan para pengungsi yang menetap di tenda darurat di kawasan ini, terpaksa makan dengan swadaya dari keluarga mereka.

Sedangkan mie instan bantuan tersebut, sudah dibagikan sejak pertama kali diterima. Satu KK, hanya mendapat lima bungkus mis instan, namun sekarang sudah habis.

“Ya, sudah habis mie instan terebut, makanya kami bertahan hidup hanya dari bantuan keluarga maupun dari sesama para pengungsi bekerja untuk bahu membahu membelikan makanan,” ujarnya.

Selain hanya baru mendatkan satu kali bantuan makanan hingga kini, Kata Tomy, pihak juga baru mendapatkan satu tenda, sisahnya para pengungsi beli sendiri untuk mendirikan tenda darut di sekitar rumah.  

Padahal di kawasan ini, akibat gempa tersebut, delapan rumah tak bisa dihuni lagi karena rusak parah. Sedangkan tiga rumah mengalami kerusakan ringan.

Pihak Desa Passo baru mengetahui kondisi mereka setelah seorang warga turun ke kantor desa untuk memasukan nama. Sebab dari informasi, pengungsi di kawasan tersebut tidak terdata.

“Jadi kondisi kami diketahui desa sabtu kemarin. Ternyata di kawasan yang kami huni juga terdampak bencana gempa dan rumah kami rusak. Mungkin, miskomunikasi saja jadi kami baru diketahui pihak desa juga,” katanya.

Dia mengatakan, untuk masalah kesehatan, tim medis rajin mengunjungi kawasan mereka. Biasanya dalam satu minggu semenjak terjadi bencana gempa, biasa tiga kali datang.

Sebab mayoritas warga di kawsaan khusus balita terserang diare, panas tinggi. Beruntung ada  petugas medis rutin memberikan pelayanan kesehatan.  

“Kalau untuk kesehatan kami sering dikunjungi, hanya bantuan makanan saja yang sangat minim. Dia berharap ada pertahatian lebih dari pemerintah,” harapnya. []

Baca juga:

Berita terkait
Hoaks, Ambon dan Seram Akan Hilang Akibat Patahan
Masyarakat Ambon diminta agar jangan percaya dengan berita hoaks bahwa Ambon dan Seram akan hilang akibat patahan gempa bumi.
Gempa Bumi di Ambon, Ribuan Warga Dzikir Bersama
Ribuan warga Kota Ambon menghadiri dzikir dan doa bersama demi keselamatan Maluku, usai dilanda beberapa gempa dalam waktu seminggu terakhir.
Gempa Guncang Ambon, Sekolah Diliburkan 10 Hari
Pemerintah Kota Ambon meliburkan sekolah 10 hari usai dilanda gempa bumi bermagnitudo 5,2.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.