Bantaeng - Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indek pengangguran di Kabupaten Bantaeng diketahui meningkat sekitar 0,29 persen. Yakni dari 3,85 persen di tahun 2018 menjadi 3,98 persen di tahun 2019. Olehnya itu, pengangguran butuh perhatian pemerintah.
Hal ini tidak berbanding lurus dengan angka laju pertumbuhan ekonomi yang justru naik hingga 2,67 persen atau berada pada angka 10,75 persen dari sebelumnya 8,08 persen.
Pertumbuhan ekonomi naik, pengangguran naik itu pertanda pertumbuhan tidak berkualitas.
Padahal pengangguran baru menjadi ancaman jika laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bantaeng juga melambat.
Diketahui sumbangsih perusahaan PT. Huadi Nickel Alloy Indonesia sebagai sektor industri pengolahan juga mempunyai peran dalam peningkatan laju ekonomi hingga menyentuh dua digit.
Sayangnya penyerapan tenaga kerja lokal di perusahaan tersebut belum bisa maksimal. Meski begitu, Pemerintah Kabupaten Bantaeng masih terus berupaya untuk mengurangi angka pengangguran.
Salah satu upaya yang dilakukan, dengan program unggulan Bupati Bantaeng yakni menyalurkan bantuan modal berbasis Dusun dan RW kepada pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kabupaten Bantaeng.
Selain itu, Bupati Ilham Azikin menegaskan bahwa laju pertumbuhan ekonomi di Bantaeng yang dilansir oleh BPS adalah sebuah prestasi yang luar biasa untuk Bantaeng. Hal ini akan menjadi dasar pemerintah untuk mendorong kebijakan-kebijakan yang pro terhadap kepentingan rakyat.
Ilham mengatakan, pada dasarnya laju pertumbuhan ekonomi yang menyentuh angka 10,75 persen ini sudah melampaui target RPJMD Kabupaten Bantaeng. Menurutnya, RPJMD Bantaeng menargetkan laju pertumbuhan berada di kisaran 8,8 sampai 9 persen.
Hanya saja pengamat ekonom sekaligus Ketua Majelis Sinergi Kalam Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (Masika ICMI) Orda Makassar, Syamsu Alam mengatakan, laju peningkatan ekonomi di Bantaeng terbilang masih kurang berkualitas.
Sebab ada tiga aspek yang harus dipenuhi agar bisa dikatakan berkualitas. Yaitu persentase kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan ikut serta menurun ketika peningkatan ekonomi bertumbuh.
"Pertumbuhan ekonomi naik, pengangguran naik itu pertanda pertumbuhan tidak berkualitas. Pertumbuhan ekonomi berkualitas jika kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan menurun," ujar dosen Universitas Negeri Makassar ini. []