Laju Pertumbuhan Ekonomi Bantaeng Meningkat

BPS merilis pertumbuhan ekonomi di Bantaeng sepanjang tahun 2019 meningkat pesat dari 8,08 persen menjadi 10.75 persen.
Bupati Bantaeng, Ilham Azikin (pegang mike) dan Kepala Badan Pusat Statistik Bantaeng, Arifin, saat konferensi Pers, Kamis, 12 Maret 2020. (Foto: Tagar/Fitriani Aulia Rizka)

Bantaeng - Pemerintah Kabupaten Bantaeng merilis laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bantaeng. Sepanjang tahun 2019 meningkat pesat dari 8,08 persen menjadi 10,75 persen.

Bupati Bantaeng, Ilham Azikin mengatakan, struktur perekonomian secara makro berasal dari sektor pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 28,53 persen. Disusul sektor konstruksi 17,80 persen dan 14 persen sektor perdagangan besar, eceran dan reparasi mobil/motor.

Ini cukup signifikan dari Rp 7,7 triliun ke Rp 8,7 triliun.

"Ini tiga kategori utama yang bergerak di struktur perekonomian dalam tiga tahun terakhir. Untuk tahun 2019 laju pertumbuhan ekonomi sampai pada angka 10,75 persen, kontribusi terbesar tetap berasal dari sektor pertanian, kehutanan dan perikanan," kata Ilham Azikin, Kamis 12 Maret 2020.

Dia juga mengatakan bahwa perputaran uang di Kabupaten Bantaeng dari yang dihasilkan seluruh sektor mengalami tren peningkatan sejak lima tahun terakhir.

"BPS mencatat pencapaian PDRB atau Pendapatan Domestik Regional Bruto ADHB, 2019 cukup signifikan yaitu 2015 senilai Rp 5,5 triliun, 2016 mencapai Rp 6, 297, 40 miliar atau Rp 6,2 triliun, 2017 berkisar Rp 6.9 triliun, tahun 2018 Rp 7,7 triliun dan 2019 mencapai Rp 8,7 triliun," tutur dia.

"Ini cukup signifikan dari Rp 7,7 triliun ke Rp 8,7 triliun," lanjut Ilham.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bantaeng, Arifin melanjutkan, pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bantaeng berasal dari sektor perindustrian, pertanian, dan perikanan.

"Untuk 2019 itu, bahwa nilai tambah itu mencapai Rp 1 triliun, yang mensupport itu adalah industri pengolahan, adanya aktifitas di PT. Huadi yang melakukan proses pengolahan nikel, di mana tahun 2019 ini berdasarkan catatan kami, yang diproduksi Huadi mencapai 43 ribu ton, diproduksi selama setahun. Itu memberikan nilai tambah yang cukup besar menambah PDRB kita di tahun 2019," ujar Arifin.

Selain dari sektor industri pengolahan nikel tersebut, peningkatan PDRB di Bantaeng untuk tahun 2019 juga disumbang dari pengolahan listrik dan gas. Selain penggunaan listrik masyarakat, juga konsumsi listrik oleh PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia di Kawasan Industri Bantaeng (KIBA).

"Konsumsi listrik juga meningkat. Karena untuk menggerakkan tungku pengolahan nikel kan menggunakan listrik," tutur dia.

Namun laju pertumbuhan di sektor pertanian beberapa daerah di Kabupaten Bantaeng mengalami pelambatan. Hal itu dikarenakan faktor cuaca, kemarau yang begitu panjang.

Kita sementara merancang model keterlibatan Kawasan Industri Makassar (KIMA), yang pasti bahwa KIMA harus bergerak.

"Di tahun 2019 hanya 4 persen dibanding tahun sebelumnya mencapai 5 persen," lanjut Arifin.

Pengangguran di Bantaeng Masih Tinggi

Pemerintah Kabupaten Bantaeng optimis mampu mengentaskan pengangguran. Meski terjadi peningkatan laju pertumbuhan ekonomi, tetapi tak dapat dipungkiri indeks pengangguran mengalami peningkatan dari tahun 2018 hanya 3,69 persen ke tahun 2019 menjadi 3,98 persen.

Meski tidak begitu signifikan, namun Pemkab Bantaeng berpikir keras untuk mengurangi angka tersebut. Salah satunya dengan keterlibatan Balai Latihan Kerja Bantaeng dan Akademi Komunitas Industri Manufaktur (AKOM) untuk peningkatan sumber daya manusia.

Diketahui saat ini indeks pengembangan manusia atau IPM cukup melonjak dari 67,76 persen menjadi 68,30 persen.

Selain itu, Pemkab Bantaeng juga berupaya memperluas pasar kerja melalui keterlibatan Kawasan Industri Makassar (KIMA) untuk ambil bagian dalam pembangunan Kawasan Industri Bantaeng (KIBA).

"Kita sementara merancang model keterlibatan Kawasan Industri Makassar (KIMA), yang pasti bahwa KIMA harus bergerak. Yang kita harapkan adalah akses jaringan yang bisa dilimpahkan ke Kabupaten Bantaeng. Yang pasti bahwa ketika sudah ada aktifitas di KIBA pasti akan membutuhkan tenaga. Tugas kita, menyiapkan SDM agar bisa diakses masuk ke KIBA. Yah melalui BLK tadi," tandas Ilham Azikin. []

Berita terkait
Warga Kudus Malas Ikut Sensus Penduduk Online BPS
Partisipasi warga Kudus mengisi sensus penduduk online dari BPS jeblok. Apa yang memicu warga malas?
Lonjakan Harga Masker Picu Inflasi, Ini Jawaban BPS
Peningkatan harga masker yang sudah terlampau tinggi membuat item barang ini berpotensi memicu inflasi.
BPS Ingatkan Pemerintah Waspada Dampak Virus Corona
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menuturkan seluruh negara, tak terkecuali Indonesia perlu mewaspadai dampak ekonomi virus corona.