Jerman Anggarkan 3 Miliar Euro untuk Sewa Terminal Terapung LNG

Berlin akan menyewa empat terminal terapung gas alam cair (LNG) untuk menghentikan penggunaan gas Rusia
Terminal LNG di Rotterdam, Belanda (Foto: dw.com/id)

TAGAR.id, Berlin, Jerman - Berlin akan menyewa empat terminal terapung gas alam cair (LNG) untuk menghentikan penggunaan gas Rusia. Jerman ingin secepatnya melepaskan diri dari ketergantungan pada energi dari Rusia. Jon Shelton melaporkannya untuk DW.

Pemerintah Jerman menganggarkan 3 miliar euro untuk menyewa empat terminal terapung LNG selama 10 tahun, kata Kementerian Keuangan Jerman hari Kamis, 14 April 2022. Berita tentang rencana itu pertama kali muncul di situs berita online The Pioneer.

Sebuah surat dari Kementerian Keuangan yang ditujukan kepada Komite Anggaran di parlemen mengatakan, anggaran itu dibutuhkan untuk menyewa empat terminal terapung LNG untuk memungkinkan impor gas cair, mengingat perkembangan terakhir di Rusia sebagai pemasok utama gas ke Jerman.

Jerman saat ini berada di bawah tekanan politik untuk melepaskan diri sepenuhnya dari gas Rusia setelah Moskow menginvasi Ukraina. Dua hari sebelum Rusia meluncurkan invasi miliiter pada 24 Februari lalu, Kanselir Jerman Olaf Scholz secara resmi menghentikan proyek pipa gas Nord Stream 2 senilai 9,5 miliar euro yang baru saja diselesaikan.

Namun Berlin selama ini menolak seruan untuk memberlakukan boikot minyak dan gas terhadap Rusia, langkah yang membuat kesal banyak sekutu Barat. Jerman berharap bisa membebaskan diri sepenuhnya dari energi Rusia pada pertengahan 2024.

LNG bisa ditransportasikan dengan tankerLNG bisa ditransportasikan dengan tanker, seperti tanker "Arctic Voyager" ini di pelabuhan Rotterdam (Foto: dw.com/id)

1 Jerman berharap kapal pertama siap mengirim gas akhir tahun 2022

Perusahaan energi Jerman RWE, yang akan terlibat dalam proyek tersebut, mengatakan kapal LNG pertama dapat mulai mengirimkan gas akhir tahun ini, tapi semuanya tergantung pada seberapa cepat infrastruktur di darat dapat disiapkan.

Pemerintah Jerman saat ini sedang mengkaji di lokasi mana terminal LNG paling baik dibangun. Pelabuhan seperti Wilhelmshaven, Brunsbüttel dan Rostock sedang dipertimbangkan.

Laporan Kemajuan Keamanan Energi dari Kementerian Keuangan yang diterbitkan pada bulan Maret menyebutkan, pemerintah telah menandatangani kesepakatan dengan perusahaan RWE dan Uniper untuk pengelolaan tiga terminal terapung. Surat Kementerian Keuangan kepada parlemen Jerman Bundestag meminta konfirmasi untuk terminal yang keempat.

jalur pipa gas rusia jermanPeta jalur pipa gas, Nord Stream 2 (Foto: dw.com/id)

2 Penghematan energi, bisa bantu Jerman lepaskan diri dari Rusia?

Pekan lalu, lembaga think tank penelitian ekonomi Jerman DIW yang berbasis di Berlin mengatakan bahwa Jerman dapat menghentikan ketergantungannya dari impor energi Rusia sebelum musim dingin, antara lain dengan menurunkan konsumsi dan membuat penggunaan infrastruktur yang ada lebih efisien.

DIW menyarankan untuk menggunakan terminal LNG yang ada di Prancis, Belgia dan Belanda, serta jaringan pipa gas dari Eropa selatan untuk mengimpor bahan bakar dari Aljazair dan Libya.

Lembaga think tank Bruegel yang berbasis di Brussels memperkirakan, negara-negara Uni Eropa saat ini setiap hari membayar Moskow sampai 450 juta euro untuk gas.

Permohonan anggaran untuk sewa dan pengoperasian terminal terapung LNG dijadwalkan akan ditandatangani pada 20 April 2022 mendatang (hp/ts)/dw.com/id. []

Jerman Percepat Transisi Energi Baru Terbarukan

Masa Depan Cerah Industri Tenaga Surya Jerman

Masuk Musim Dingin di Jerman Harga Energi Terus Naik

Warga Sprakebüll di Jerman Hidup Dengan Energi Terbarukan

Berita terkait
Usulan Embargo Gas Rusia Picu Penurunan Saham di Jerman
Pernyataan Lambrecht ini memicu ketidakpastian di pasar saham Jerman, terkait dampak dari kemungkinan embargo gas Rusia tersebut
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.