Kudus - Aksi pengamen di sejumlah kawasan wisata kuliner di Kudus, Jawa Tengah, dinilai meresahkan pengunjung. Selain mengganggu kenyamanan, para pengamen tersebut juga kerap memaksa minta uang. Plt Bupati Kudus pun bereaksi atas perilaku resek pengamen.
Keluhan atas perilaku pengamen tersebut terungkap dalam sejumlah komentar warganet menanggapi informasi pembangunan City Walk Kudus yang disampaikan fanspage Facebook Lintas Kudus.
Diketahui, Kamis, 26 November 2020, Lintas Kudus mengunggah sebuah postingan mengenai perkembangan pembangunan Kudus City Walk. "Pembangunan pedestrian di Jalan Sunan Kudus direncanakan selesai Desember," tulis Lintas Kudus.
Dalam waktu singkat, postingan tersebut mendapat tanggapan beragam dari warganet. Dari pantauan Tagar pada Sabtu, 29 November 2020 sekitar pukul 09.35 WIB, postingan tersebut mendapat 1.225 like, 182 komentar dan 12 kali dibagikan.
Dari sekian banyak komentar, ada warganet yang mempertanyakan bagaimana pelaksanaan protokol kesehatan, fasilitas Kudus City Walk hingga merembet ke sorotan mengenai aksi pengamen dan pengemis di kawasan wisata kuliner yang ada di Kudus.
Nanti kami minta Satpol PP untuk menindak lebih tegas.
Salah satunya dituliskan akun Ririn. Dalam postingan tersebut, Ririn berbagi pengalaman soal aksi pengamen yang dinilai mengganggu saat dirinya berkuliner malam di jalanan Kudus.
"Paling nyebelin ada pengamen minta-minta saat orang lagi menikmati makanannya...sangat2 tidak sopan n mengurangi kenikmatan kenyamanan bersantap," tulis Ririn.
Tanggapan Ririn tersebut dibenarkan oleh KHanza ALvaro. "betull...nek ra d wei li nyolot omongane..." timpal KHanza ALvaro..
"mosok tangan lagi muluk nasi...suruh ambil receh...bener2 ganggu orang makan," jawab Ririn lagi.
Sementara, akun Evi Silviana Bondan membandingkan perilaku pengamen di Kudus dengan di kawasan wisata di Yogyakarta.
"Kl dijognja ngamenya dia stay trs suarane bagus2 niat bgt.trs ada kotak didepan jdi org lwt kl suka ngasih gtu.kl dikudus mah maksa pengamen muter org mkn ja ditungguin.kl kita dada dada alias gak ngasih eh orange pura2 gak liat wkwkkw mlh kesan nya ngeganggu gak ngehibur."
"Melu komen soal ngamen, bener2 ganggu waktu bersantai, pernah terhitung lg nyantai di alun2 dari pukuk set 7 sampai set 10 di datangi kru lebih 17 pengamen! bukan masalah cari rezeki, nek sg ngamen wong tuo ws ga mampu ra pati masalah itung² sedekah tpi nk cah nom2 bayek2 do ngamen urung duite mbuh di nggo manfaat po di obong rasan (ngrokok) parah mneh di nggo mendem, cah nom gagah2 do ngamen ragelem kerjo radiwei nyolot," tulis Muhammad Ali disertai emoticon tertawa.
Baca lainnya:
- Bersama Pengamen di Warung Sate, Jokowi Menyanyi 'Kisah Sedih di Hari Minggu'
- Operasi Premanisme, 4 Pengamen Diamankan Polsek Taman
- Terjerat Hutang, Seorang Guru Jadi Pengamen, Istri Jadi TKW
Selain berkeluh kesah, warganet juga berharap Pemerintah Kabupaten Kudus bisa mengelola para pengamen dengan baik. Terlebih ketika pembangunan pedestrian City Walk Kudus rampung dan dikonsep seperti Malioboro Yogyakarta. Dengan begitu, wisata kuliner malam di Kudus bisa lebih nyaman bagi masyarakat.
"Plt bupati kudus harus bisa mengelola pengamen* jalanan, seperti di malioboro, biar pada disiplin," harap akun Revano.
Menanggapi hal ini, Plt Bupati Kudus HM Hartopo mengatakan akan menginstruksikan Satpol PP Kudus untuk lebih tegas dalam menindak pengamen dan pengemis di kawasan wisata. Kabupaten Kudus telah memiliki Perda Nomor 15 tahun 2017 tentang Penanganan Pengemis, Gelandangan dan Anak Jalanan.
"Kudus sudah punya Perda mengenai itu. Nanti kami minta Satpol PP untuk menindak lebih tegas," ujarnya saat ditemui Tagar di gedung PGRI Kudus, Sabtu, 28 November 2020. []