Jakarta - Pengamat Pendidikan dari Vox Populi Institut Indonesia, Indra Charismiadji mengatakan ambisi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim membangun startup di kampus terlihat sia-sia.
Dia menilai ambisi tersebut tidak akan ada hasilnya, dan cenderung pemborosan. Dimatanya deretan kebijakan Nadiem menunjukkan mantan bos Go-jek itu tidak paham cara membangun sumber daya manusia lewat pendidikan.
"Akhirnya akan menyia-nyiakan uang rakyat. Dan itu siapa yang mau mempertanggungjawabkan? Karena pasti nggak ada hasilnya. Cuma nyebar duit itu," kata Indra ketika dihubungi, Selasa, 25 Mei 2021.
Hingga kini sudah ada dua kebijakan Nadiem yang mendorong pembuatan startup di kalangan pendidikan tinggi. Beberapa waktu lalu, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek mengumumkan pembentukan mata kuliah startup.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek Paristiyanti Nurwardhani mengatakan startup akan menjadi mata kuliah wajib di seluruh kampus.
Namun, pernyataan itu dikoreksi ia mengatakan mata kuliah startup digital bersifat opsional dan akan mulai berjalan tahun 2022.
Hal senada juga disampaikan Nadiem yang mengumumkan penggelontoran dana hingga Rp 180 miliar untuk perguruan tinggi vokasi yang ingin membentuk startup bersama industri.
Menurut Indra kedua kebijakan itu tidak logis jika tujuannya untuk meningkatkan jumlah dan kualitas startup di Indonesia. Dia mengatakan Nadiem salah sasaran dengan menyasar perguruan tinggi untuk memenuhi ambisi itu.
Orang membangun startup itu butuh keterampilan dasar mereka harus punya penalaran yang kritis.
"Artinya mereka harus lihat bukan sesuatu yang sudah ada tapi yang baru yang harus mereka ciptakan," katanya.
Indra mengatakan kompetensi itu masih jarang dimiliki mahasiswa karena pembelajaran sejak jenjang pendidikan dasar yang tidak mengasah kompetensi seperti bernalar kritis.
Dalam pandangannya hal ini menjadi salah satu kendala di lingkup pendidikan Indonesia yang belum dibenahi. Alih-alih memberikan dana ke pendidikan tinggi untuk membuat startup dia menyaran Nadiem perbaiki dulu kualitas pendidikan dari akarnya.
- Baca Juga: Jerome Polin Puji Langkah Nadiem Makarin Sebagai Mendikbud
- Baca Juga: Nadiem Makarin Kuncurkan Dana RP 12 Juta Per Semester Lewat KIP Kuliah
Dia mengibaratkan bak menanam bibit tanaman, jika tidak pernah menanam bibit bagaimana bisa memetik buah.
"Ibaratnya kita mau petik buah, tapi nggak mau tanam bibitnya. Mungkin nggak? Kan nggak mungkin. Ibarat atlet, mengharapkan inovasi level Susi Susanti, tapi baru kita siapkan pas dia kuliah. Mungkin enggak?" ucap Indra. []