Ketahui 3 Perbedaan Startup dengan Perusahaan Konvensional

Jika Anda berpikir startup sama saja dengan perusahaan konvensional biasa, maka persepsi Anda keliru.
Ilustrasi. (Foto: Tagar/Ist)

TAGAR.id, Jakarta - Pernah mendengar perusahaan startup atau perusahaan rintisan? keduanya sama-sama menjalankan bisnis.

Tapi, jika Anda berpikir startup sama saja dengan perusahaan konvensional biasa, maka persepsi Anda keliru, keduanya adalah badan usaha berbeda.

Menurut Paul Graham, seorang kapitalis ventura, startup merupakan perusahaan yang dibangun untuk berkembang secara cepat. Dimana biasanya dalam pengembangannya membutuhkan suntikan dana dari seorang investor.

Suntikan dana tersebut nantinya akan menambah nilai valuasi dari perusahaan startup ini. semakin besar nilainya maka semakin berkembang serta semakin banyak investor yang menanamkan modal di sana.

Cara sebuah startup dapat menarik investor yakni harus memiliki sebuah produk atau layanan yang bernilai jual sehingga di masa mendatang perusahaan tersebut dapat dipastikan meraih keuntungan besar dan terus berkembang.

Tidak semua startup berada di kedudukan yang sama, mereka dibagi menjadi 6 tingkatan berdasarkan nilai valuasi yang didapat. Keenam tingkatan tersebut dimulai dari cockroach, ponies, centaurs, unicorn, decacorn, dan paling besar adalah hectocorn.

Sebagai pembanding, terdapat 3 poin yang membedakan startup dengan perusahaan konvensional sebagai berikut.


1. Tujuan bisnis

Perusahaan startup pada awal pendirian akan membutuhkan modal yang besar karena terjadi penggelontoran dana yang besar. Maka dari itu, suntikan dana merupakan faktor penting dalam perkembangan startup.

Sementara, perusahaan konvensional, tujuannya adalah meraih profit. Sehingga biasanya keuntungan yang dihasilkan perusahaan konvensional bisa langsung dinikmati oleh pemiliknya.


2. Pengelolaan modal

Pendanaan di perusahaan startup yang baru saja berdiri berasal dari investor mulia, seorang pemerhati perusahaan rintisan yang menggelontorkan sejumlah dana yang tidak sedikit untuk sebuah startup yang diyakininya di masa depan dapat berkembang.

Keputusan untuk menanamkan modal di perusahaan startup ini tentu saja berisiko karena jika dia salah menganalisis, uang tersebut akan lenyap bersamaan dengan bangkrutnya startup tersebut.

Selain itu, setiap dana yang dikeluarkan oleh startup bertujuan untuk menarik investor lain untuk menaruh modal kepada mereka sehingga nilai valuasinya akan bertambah dan semakin mudah mereka untuk berkembang.

Sedangkan untuk perusahaan konvensional pendanaannya bisa berasal dari gabungan dana pribadi dari beberapa pendiri perusahaan. Maka tidak heran jika profit yang didapat bisa saja digunakan kembali menjadi modal usaha untuk kesempatan berikutnya.


3. Struktur organisasi di dalam perusahaan

Manajemen startup lebih fleksibel daripada perusahaan konvensional dimana keputusan mereka dapat menentukannya secara mandiri. Penanam modal adalah pihak luar yang dilibatkan saat menentukan keputusan strategis.

Berbeda dengan startup, perusahaan konvensional dalam manajemen bisnisnya, pemegang saham atau penanam modal dilibatkan secara langsung ataupun tidak langsung. []

(Sekar Aqillah Indraswari)


Baca Juga


Berita terkait
Bukan Hanya Unicorn, Ternyata Startup Memiliki 6 Tingkatan
Pada stratup terdapat level-level yang diukur dari nilai ekonomi
Baru Buka Usaha? Ini Tips Mengembangkan Bisnis Bagi Startup
Banyak sekali perusahaan startup yang bermunculan pada beberapa tahun belakangan ini. Nah, begini tips mengembangkan bisnis bagi startup.
4 Faktor yang Diperhatikan Saat Investasi di Perusahaan Startup
Memang benar investasi yang paling menguntungkan adalah saham namun hal itu hanya berlaku bagi mereka yang memiliki modal lebih.
0
Kesalahan dalam Berinvestasi, Pengin Untung Malah Rugi
Berinvestasi, aktivitas yang dapat memberikan hasil positif dalam jangka panjag, tapi ada beberapa kesalahan umum yang dapat menyebabkan kerugian.