Pengamanan Joe Biden Dilantik Jadi Presiden Amerika Serikat

Otoritas AS mengerahkan pasukan untuk menjaga keamanan jelang pelantikan Joe Biden beberapa hari setelah kerusuhan di Gedung Capitol
Pasukan Garda Nasional dikerahkan untuk memperketat pengamaman di Gedung Capitol menjelang upacara pelantikan presiden 20 Januari 2021 mendatang (Foto: dw.com/id).

Jakarta - Otoritas Amerika Serikat (AS) mengerahkan pasukan untuk menjaga keamanan jelang pelantikan Joe Biden, beberapa hari setelah kerusuhan di Gedung Capitol, 6 Januari 2021. FBI (Federal Bureau of Investigation - Biro Investigasi Federal) memperingatkan potensi protes bersenjata di seluruh negeri menjelang 20 Januari 2021.

Badan penegak hukum AS meningkatkan pengamanan menjelang pelantikan Presiden terpilih AS, Joe Biden, pada 20 Januari 2021. Peningkatan pengamanan ini dilakukan beberapa hari setelah massa pendukung Presiden Donald Trump menyerbu Gedung Parlemen AS, Capitol, yang berupaya membatalkan hasil pemilihan presiden.

Plt Sekretaris Kementerian Keamanan Dalam Negeri AS (DHS,) Chad Wolf, beberapa jam sebelum pengunduran dirinya pada hari Senin, 11 Januari 2021, mengatakan bahwa dia telah menginstruksikan Dinas Rahasia AS untuk memulai operasi Acara Keamanan Khusus Nasional pada 13 Januari 2021.

Dia mengatakan bahwa peristiwa kerusuhan minggu lalu membuat AS harus meningkatkan keamanan dan memajukan jadwal pengamanan hampir seminggu lebih cepat dari yang direncanakan semula.

Dia menambahkan bahwa agen federal, negara bagian, dan otoritas lokal "akan terus mengoordinasikan rencana dan sumber daya mereka untuk acara penting ini."

Dinas Rahasia AS yang mengepalai operasi keamanan untuk berbagai acara, menetapkan pelantikan presiden sebagai acara penting nasional.

1. Pasukan Garda Nasional Dikerahkan

Garda Nasional diberi wewenang pada hari Senin, 11 Januari 2021, untuk mengirim hingga 15.000 tentara ke Washington untuk meningkatkan pengamanan di ibu kota.

Jenderal Daniel Hokanson, Kepala Biro Garda Nasional mengatakan 6.200 tentara sudah berada di Washington DC menyusul kerusuhan Capitol pekan lalu.

massa pendukungMassa pendukung Trump menerobos masuk ke Gedung Capitol AS untuk membatalkan pengesahan hasil pemilihan presiden, 6 Januari 2021 (Foto: dw.com/id).

Hokanson mengatakan sekitar 10.000 tentara akan tiba di ibu kota pada hari Sabtu, 16 Januari 2021, untuk membantu meningkatkan keamanan, dan membawa logistik. Dia juga menambahkan bahwa 5.000 tentara tambahan dapat dipanggil dari negara bagian lain.

Dalam tindakan pengamanan ini, wisatawan dilarang mengunjungi Monumen Washington hingga 24 Januari 2021.

Pelantikan presiden biasanya disaksikan oleh ratusan ribu orang yang berkumpul di Washington. Namun kali ini, penyelenggara serta Wali Kota Washington Muriel Bowser telah meminta warga AS untuk tidak melakukan perjalanan ke ibu kota, di tengah masa waspada menjelang pelantikan.

Plt kepala kepolisian Capitol yang baru, Yogananda Pittman, mengatakan pada hari Senin, 11 Januari 2021, bahwa publik tidak diberikan akses masuk ke halaman Capitol selama pelantikan.

Peserta yang dapat menghadiri acara pelantikan presiden telah dikurangi secara drastis akibat pandemi virus corona. Komite pelantikan presiden mengatakan 191.500 bendera dengan ukuran berbeda akan dipasang di Mall Nasional Washington, untuk menggantikan kerumunan yang hilang.

Penyelenggara mengumumkan "America United" sebagai tema pelantikan, kurang dari seminggu setelah massa pendukung Trump membuat kerusuhan di Gedung Capitol.

FBI memperingatkan protes bersenjata jelang pelantikan presiden. Buletin internal FBI pada hari Minggu, 10 Januari 2021, memperingatkan tentang protes bersenjata yang direncanakan di 50 ibu kota negara bagian dan di Washington DC menjelang pelantikan presiden.

FBI memperingatkan bahwa protes nasional diperkirakan dimulai akhir pekan ini dan diperpanjang hingga upacara pelantikan di Washington.

"Protes bersenjata sedang direncanakan di 50 ibu kota negara bagian dari 16 Januari hingga setidaknya 20 Januari, dan di Capitol AS dari 17 Januari hingga 20 Januari," seperti yang tertulis di buletin FBI itu, menurut seorang pejabat yang dikutip oleh Associated Press.

2. Biden 'Tidak Takut'

Presiden terpilih AS, Joe Biden, belum menyatakan kekhawatiran atas keamanannya dirinya.

"Saya tidak takut mengambil sumpah di luar," kata Biden, Senin, 11 Januari 2021. "Sangat penting bahwa akan ada pengamanan yang sangat serius untuk menahan orang-orang yang terlibat dalam penghasutan dan mengancam nyawa, merusak properti publik, menyebabkan kerusakan besar - bahwa mereka harus dimintai pertanggungjawaban."

Trump telah mengumumkan bahwa dia tidak akan menghadiri upacara pelantikan tersebut. Keputusan itu menurut Biden adalah "hal yang baik." Sementara, Wakil Presiden Mike Pence dikabarkan akan hadir [pkp/rap (AP, Reuters)]/dw.com/id. []

Berita terkait
Peringatan Kemungkinan Ada Kerusuhan pada Pelantikan Biden
Pemimpin Faksi Demokrat di Senat AS, Chuck Schumer, ingatkan akan ancaman kekerasan pada pelantikan Joe Biden pada 20 Januari 2021
Donald Trump Tidak Akan Hadiri Pelantikan Joe Biden
Setelah 152 tahun sejak Presiden Andrew Johnson tidak hadiri pelantikan penggantinya, kini Presiden Donald Trump tak akan hadiri pelantikan Biden
Pelantikan Joe Biden akan Hadirkan Parade Nasional Virtual
Pelantikan Presiden AS terpilih, Joe Biden, pada tanggal 20 Januari 2021 akan mencakup sebuah parade virtual di seluruh AS
0
LaNyalla Minta Pemerintah Serius Berantas Pungli
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, meminta pemerintah serius memberantas pungutan liar (pungli). Simak ulasannya berikut ini.