Jakarta - Pemimpin Faksi Demokrat di Senat Amerika Serikat (AS), Chuck Schumer, pada Minggu, 10 Januari 2021, memperingatkan akan ancaman kekerasan pada pelantikan Presiden terpilih AS, Joe Biden, pada 20 Januari 2021. Ancaman itu terutama pasca penyerbuan Gedung Capitol 6 Januari 2021 oleh ribuan pendukung Presiden Donald Trump yang berusaha menggagalkan kemenangan Biden.
Schumer, yang akan menjadi pemimpin mayoritas Senat, mengatakan dia berbicara dengan Direktur Biro Penyelidik Federal (Federal Bureau of Investigation/FBI), Christopher Wray, pada Sabtu, 9 Januari 2021, untuk "mendesaknya agar terus memburu gerombolan pemberontak yang melakukan kekerasan, yang dihasut oleh Presiden Trump. Para gerombolan itu menyerbu Gedung Capitol AS dan menewaskan seorang polisi, serta menghalangi kemungkinan serangan berikutnya."
Schumer mengatakan, “kemungkinan terjadinya kekerasan oleh kelompok ekstremis tetap tinggi dan beberapa pekan ke depan penting dalam proses demokrasi kita terkait pelantikan.”

Wali Kota Washington DC Muriel Bowser, dalam sebuah surat tertanggal Sabtu, 9 Januari, meminta penjabat Menteri Keamanan Dalam Negeri, Chad Wolf, untuk memperpanjang status keamanan nasional terkait pelantikan dari tiga hari menjadi dua minggu, mulai Senin, 11 Januari sampai 24 Januari 2021.
Dia mengatakan permintaannya "penting untuk menunjukkan sikap kolektif kita dalam menjamin transisi kekuasaan yang konstitusional."
Trump pada Jumat, 8 Januari 2021, mengumumkan tidak akan menghadiri pelantikan Biden. Itu akan menjadikannya sebagai presiden pertama dalam sejarah modern yang tidak menghadiri pelantikan penerusnya (vm/ft)/voaindonesia.com. []