Semarang - Romauli Situmorang, 41 tahun, seorang pendeta wanita di Kota Semarang, Jawa Tengah, menjadi korban penganiayaan yang diduga dilakukan kerabat dari mantan petinju Chris John. Kasus tersebut saat ini sudah ditangani penyidik Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Semarang.
Pendeta Roma, sapaan korban, mengaku dianiaya oleh Rm, kakak ipar Anna Maria Megawati, istri dari Chris John. Peristiwa penganiayaan terjadi rumah milik Chris John dan istrinya di Jalan Taman Flamboya Utara V RT 07 RW 02, Kelurahan Pedurungan Lor, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang, pada 14 Agustus 2020, sekitar pukul 08.30 WIB. Lokasi kejadian di
"Sudah saya laporkan ke Polrestabes Semarang dan ditangani unit PPA," ujarnya seraya memperlihatkan bukti tanda terima laporan bernomor STTLP/B/297/VIII/2020/JATENG/RES TBS SMG, Jumat, 4 September 2020.
Kejadian bermula pertemuan tak sengaja antara Roma dengan Chris John di sebuah toko modern di kawasan Pedurungan pada awal 2016. Keduanya sudah saling kenal cukup lama sebelumnya, saat Roma masih aktif bekerja di sebuah media keagamaan di gerejanya di Jakarta.
Yang saya sesalkan, sikap dari Chris John dan Mega, istrinya, yang seolah lepas tangan atas penganiayaan ini.
Dari pertemuan itu, Roma mengajak Chris John terlibat dalam pelayanan ke para tahanan dan narapidana di lembaga pemasyarakatan. Komunikasi keduanya makin intens dan selanjutnya, Pendeta Roma ditawari tinggal di rumah Cris John di Taman Flamboyan Pedurungan.
"Kemudian saya mulai tinggal di rumah tersebut sekitar 2017," kata pendeta yang rutin melakukan pelayanan di sebuah gereja di kawasan Jalan Gajah Mada Semarang ini.
Persoalan mulai muncul ketika Agustus 2018, kakak ipar dari Mega, panggilan istri Chris John, datang untuk tinggal bersama. Roma menyebut Rm tidak punya etika baik hidup bersama menumpang di rumah mantan juara dunia tinju kelas bulu itu.
"Tiap hari pakai perabotan saya seenaknya, buang sampah sembarangan," ujarnya.
Hubungan Roma dan Rm makin meruncing ketika September 2019, Rm ditegur karena usaha satenya banyak dikeluhkan warga sekitar. "Saat itu saya nyaris dipukul tapi dihalangi adik saya," katanya.
Usai peristiwa itu, Roma bermaksud pindah tempat tinggal namun tidak diperkenankan Chris John dan Mega dengan alasan rumah akan dijual. Ia diminta untuk tetap tinggal, merawat rumah sembari menunggu pembeli.
Selama hampir setahun itu, hubungan Roma dan Rm makin tak akur. Hingga akhirnya terjadilah penganiayaan pada pertengahan Agustus lalu. Tanpa sebab yang jelas, menuduh Roma penjilat dan gelandangan, Rm memukul dan menendang pendeta wanita itu.
Roma sempat melakukan pembelaan dengan memukul Rm dengan rantai pagar. Namun upaya itu malah membuat Rm makin beringas. Membabi buta ia menyerang hingga datang sejumlah warga untuk melerai dan menyelamatkan Roma.
"Saya sampai harus disembunyikan di salah satu rumah tetangga karena dia terus mencari keberadaan saya," ucapnya.
Baca juga:
- Pendeta Cabuli Jemaat di Surabaya Ditahan Polisi
- Anggota Polisi Penganiaya Dua Anak di Toba Ditahan
- Pendeta di Medan Dituduh Sebarkan Aliran Sesat
Akibat kejadian itu, Pendeta Roma mengalami luka di sejumlah bagian tubuh. Bahkan hingga saat ini harus rawat jalan dari dokter saraf di kediaman adiknya di kawasan Tanah Mas.
"Yang saya sesalkan, sikap dari Chris John dan Mega, istrinya, yang seolah lepas tangan atas penganiayaan ini. Dari awal saya sudah bantu dia untuk merawat dan jaga rumahnya yang angker, saya pergi tidak boleh dengan alasan minta tolong, tapi ditengok sekalipun tidak pernah," tutur dia.
Kepala Satuan Reskrim Polrestabes Semarang Ajun Komisaris Besar Polisi Asep Mauludin enggan memberi penjelasan atas kasus yang dilaporkan Pendeta Roma. Saat diminta tanggapan via WhatsApp, pesan Tagar hanya dibaca.
Sementara istri Chris John, Mega tidak menampik ada penganiayaan tersebut. Hanya saja dia tidak tahu persis penyebab dan peristiwa itu karena tidak berada di lokasi kejadian. Setahunya, kakak iparnya, Rm, juga jadi korban penganiayaan dari Roma.
"Pendeta Roma korban, Pak Rm juga korban. Dua-duanya korban, saling memukul. Mereka berselisih apa juga sata tidak paham. Saya hanya paham, saya memberikan fasilitas tempat tinggal. Saya menyayangkan dan prihatin kejadian ini," katanya. []