Ambon - Pesawat udara CN 235 yang mencari Kapal Layar Motor (KLM) Panji Saputra yang diduga tenggelam di laut Maluku melakukan pendaratan di Bandara Sorong, Papua Barat menyusul hasil pencarian nihil, Kamis, 23 Januari 2020 pukul 12.40 WIT.
Kepala Kantor Basarnas Ambon, Muslimin mengatakan, sebelum mendarat pesawat itu melakukan pantau udara di perairan Pulau Seram, Pulau Gorom, Pulau Watubela, Pulau Tayandu (Barat Laut Tual).
"Setelah memutar-mutar di atas udara pada sejumlah perairan laut tersebut, tak membuahkan hasil makanya pesawat mendarat di Bandara Sorong, Papua Barat, tempat awal pesawat take off," ujar Muslimin kepada Tagar, Kamis, 23 Januari 2020.
Dia mengatakan, meski pesawat udara sudah melakukan pendaratan, namun kini tiga kapal masih terus melakukan pencarian, diantaranya di perairan Pulay Tayando, Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku.
Setelah memutar-mutar di atas udara pada sejumlah perairan laut tersebut, tak membuahkan hasil.
Tiga kapal itu, yakni KN SAR 242 Bharata, KN Kalawai milik KPLP Tual dan KMC AD 64 milik TNI AD. Perkembangan sementara, operasi SAR hari ke enam hingga pukul 16.21 WIT, belum ada laporan terkait temuan baru tentang kapal tersebut. Baik itu, kapal, ABK maupun dua anggota TNI, pengawal kapal tersebut.
"Untuk laporan sementara, operasi SAR hari ke enam hingga pukul 16.41 WIT belum menemukan kapal tersebut," jelas.
Lanjut, Muslimin, operasi SAR yang masuk hari ke enam ini, baru ditemukan delapan drum avtur, kursi, penutup geladak kapal dan barang milik Serda Aswandi Ali.
Sedangkan, empat ABK dan anggota TNI, pengawal KLM Panji Saputra yang bermuatan 25 drum avtur belum ditemukan.
Sebelumnya, Kapal Layar Motor (KLM) Panji Saputra yang dikutip 25 drum avtur disetujui hilang kontak, Sabtu, 18 Desember 2020.
KLM Panji Saputra mulai dari Ambon menuju Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku. Sesuai perkiraan, kapal harusnya tiba di Saumlaki, Sabtu 11 januari 2020. Sampai sekarang belum juga tiba dan hilang kontak.
Kapal avtur drum yang digunakan untuk mengisi bahan bakar helly dalam rangka mendukung tugas-tugas TNI di daerah tersebut. Ada empat orang termasuk nahkoda dan dua anggota TNI yang mengawal kapal. []
