Makassar - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan membuat terobosan baru dengan melaksanakan program rekreasi duta Covid-19 yang merupakan program sistem karantina terpusat untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Program ini khusus bagi kategori Orang Tanpa Gejala (OTG) dan Orang Dalam Pemantauan (ODP), serta orang-orang yang terkonfirmasi positif dan secara sosial mereka tidak layak untuk isolasi mandiri.
Saat ini, baru Swiss Bell yang beroperasi. Jika penuh, maka Pemprov akan menyiapkan hotel Four Points.
Hal ini telah dilakukan dibeberapa negara untuk menangani wabah dan pandemi Covid-19. Diantaranya China, Korea Selatan, Singapura dan Australia telah menerapkan sistem karantina terpusat dalam penanganan Covid-19.
Koordinator program rekreasi duta Covid-19, Husni Thamrin menuturkan, program tersebut dilaksanakan dengan target untuk OTG dan ODP. Karantina terpusat ini dilakukan di dua hotel di Kota Makassar.
"Saat ini, baru Swiss Bell yang beroperasi. Jika penuh, maka Pemprov akan menyiapkan hotel Four Points," kata Husni, Jumat 1 Mei 2020.
Husni menerangkan, pada program karantina terpusat ini yang dilakukan Pemprov Sulsel memiliki kelebihan yakni, memantau kesehatan oleh tim medis selama 24 jam dan juga dukungan psikologis yang diberikan terhadap peserta karantina.
"Menu makanan juga disusun ketat untuk memenuhi dan menjamin kebutuhan gizi dari peserta," ungkapnya.
Seluruh peserta, kata Husni akan menjalani screning dengan rapid test. Algoritma pemeriksaan lab dibuat sesuai dengan alur dari Kementerian Kesehatan. Sedangkan, pemeriksaan swab PCR akan dicek menjelang masa karantina akan berakhir.
Peserta pun ditempatkan di kamar-kamar yang telah ditentukan berdasarkan status dari peserta tersebut dan hasil pemeriksaan laboratorium.
"Mereka melakukan aktifitas didalam kamar, makan dan beribadah di kamar. Mereka akan digilir berjemur dan senam untuk meningkatkan imun sambil diedukasi tentang Covid-19, agar mereka telah dinyatakan sehat bisa pulang dan menjadi duta Covid-19 berbasis masyarakat," terangnya.
Relawan yang bertugas dikarantina terpusat ini dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai dengan level dari tugas masing-masing.
"Termasuk pengawai hotel sebelum bekerja mereka diperiksa dengan rapid test dan diulang setiap 10 hari untuk menjaga keselamatan para petugas dan relawan," ujarnya.
Husni berharap dengan strategi ini dapat memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Sulsel. Sehingga dengan dilaksanakan di Makassar, maka dapat mencegah penyebaran dan munculnya epicetrum baru kabupaten maupun kota lainnya.
"Selain itu, strategi ini terbukti efektif di negara seperti Singapura dan Korea Selatan, tanpa harus melakukan lockdown atau karantina wilayah," pungkasnya. []