Jakarta - Pemerintah provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengklaim konsep Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) terbuka dan tanpa atap di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat sudah disetujui oleh mayoritas masyarakat DKI Jakarta. Bahkan, persentasenya mencapai 80 persen.
"Lihat di netizen apa, rata-rata hampir 80 persen itu setuju dibuka," ucap Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho di Jakarta, Selasa, 12 November 2019 seperti dilansir dari Antara.
Menurut dia alasan masyarakat setuju dengan konsep JPO terbuka karena ada pemandangan baru. Sementara sisanya sekitar 20 persen tidak setuju karena alasan cuaca panas dan hujan.
Setelah JPO terbuka, kata dia ada perubahan signifikan di sana. Sebelum atap dibuka biasanya tak banyak orang yang lalu lalang melewati JPO. Tapi, setelah dibuka JPO Sudirman menjadi salah satu tempat untuk orang-orang berswafoto.
"Dulunya kan sepi itu JPO, begitu kita buka jadi ramai. Dulunya bisa kita hitung, kita amati lama yang lewat situ jumlahnya sedikit. Banyak yang lewat di Dukuh Atas dan Le Meridien," katanya.
Konsep JPO terbuka Sudirman merupakan salah satu program dari Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta yakni program pembangunan JPO, pemeliharaan JPO, dan Perencanaan JPO di Provinsi DKI Jakarta.
Anggaran yang dicanangkan sebesar Rp 39,243 miliar, dengan rincian anggaran pembangunan sebanyak Rp 31,242 miliar, anggaran pemeliharaan sebanyak Rp 6 miliar, dan anggaran perencanaan sebanyak Rp 2 miliar.
Adapun serapan anggaran untuk pembangunan JPO hingga 6 November 2019 menurut laman publik Bappeda DKI Jakarta adalah pembangunan sebesar 3,5 persen, pemeliharaan JPO sebanyak 20,50 persen sedangkan perencanaan JPO sebanyak 15 persen. []