Surabaya - Fenomena Crosshijaber yang viral di media sosial (medsos), ternyata menjadi perhatian Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Bahkan Pemkot Surabaya melalui Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat (BPB Linmas) serta Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) membentuk Askar Muhajirin.
Kepala BPB Linmas Surabaya, Eddy Christijanto, mengatakan sejak maraknya pemberitaan tentang Crosshijaber yang masuk ke dalam shaf perempuan di Masjid pihaknya bersama Satpol PP Surabaya meningkatkan keamanan.
"Mulai Senin lalu ditempatkan personel wanita terdiri dua Linmas dan dua dari Satpol PP Surabaya di dua masjid," ujarnya, Minggu 20 Oktober 2019.
Secara keseluruhan Pihak Satpol PP dan BPB Linmas, menerjunkan 4 personel pria dan 4 personel wanita di Masjid Al Muhajirin Pemkot Surabaya dan Masjid DPRD Surabaya.
Lebih rinci, personel wanita yang ditempatkan di tempat wudhu dan salat tersebut untuk mengantisipasi teror crosshijaber yang mencoba mengganggu jamaah ibu-ibu atau akhwat agar tidak khawatir atau resah.
Mulai Senin lalu ditempatkan personel wanita terdiri dua Linmas dan dua dari Satpol PP Surabaya di dua masjid
"Kami telah minta kepada Takmir agar diberikan himbauan kepada orang yang mencurigakan. Jika butuh bantuan bisa menghubungi 112 nanti petugas meluncur. Jika perempuan maka petugasnya juga perempuan," imbuhnya.
Hingga saat ini pihak BPB Linmas belum mendapatkan laporan, adanya gangguan di masjid-masjid yang ada di Surabaya.
"Kalau laporan dari masyarakat memang belum ada. Kami mengantisipasi saja sesuai instruksi dari Wali Kota Surabaya agar memantau masjid yang ada di Pemerintah Kota sejak pukul 11.00 WIB atau sebelum salat Dhuhur hingga salat Isya berakhir dengan menempatkan personel wanita," pungkasnya.
Sementara, pasukan ini berjaga selama 24 Jam. Ada sebanyak tiga shift pergantian pasukan per harinya. []
Baca juga:
- Aktivis: Keliru Penyebutan Laki-laki pada Crosshijaber
- Psikolog: Crosshijaber Penyimpangan Kejiwaan
- Arti dan Penjelasan Crosshijaber yang Bikin Heboh