Pemkab Dairi Diminta Serius Tangani Penyakit Babi

Penyakit ternak babi mewabah di Kabupaten Diari, olehnya itu pemerintah diminta untuk serius menangani penyakit yang mewabah ini.
Aliansi Pemerhati Ternak Dairi, merumuskan pernyataan sikap, Senin, 11 November 2019, di Sekretariat Petrasa. (Foto: Tagar/istimewa)

Dairi - Terhitung empat bulan terakhir, penyakit ternak babi mewabah di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara. Berdasarkan pernyataan dinas terkait, sebagaimana dilansir di berbagai media cetak maupun online, sekitar 1.700 ternak babi telah mati akibat wabah itu.

Berbagai langkah telah diambil Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dairi melalui instansi terkait untuk penanganan wabah itu.

Diantaranya, mengedarkan surat imbauan kepada masyarakat, berisi berbagai anjuran untuk pencegahan maupun penanganan pasca kematian ternak babi.

Peternak dianjurkan melakukan biosecurity, mencegah penyebaran virus semakin luas. Ternak yang mati, agar dibakar lalu dikubur. Tidak membuang bangkai sembarangan, ke sungai, dan tidak membawa ternak ke daerah yang belum tertular.

Bila wabah ini berkepanjangan, akan menyebabkan krisis ekonomi di Dairi dan dampaknya tentu akan merembes ke berbagai sektor lain.

Pemkab Dairi juga menganjurkan peternak untuk melakukan sanitasi kandang, menyemprot desinfektan dan membatasi akses manusia masuk ke area kandang, karena potensi penyebaran virus.

Bahkan, tim gabungan lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) penanggulangan wabah penyakit babi, mengumumkan siap membantu peternak yang melaporkan kematian ternaknya, untuk membakar dan menguburkannya.

Namun disesalkan, berbagai imbauan dan langkah Pemkab Dairi itu, tidak sesuai dengan tindakan tim maupun dinas terkait.

Ternyata, bangkai babi yang diangkut tim dari berbagai tempat, dibuang begitu saja di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sidiangkat, Kelurahan Sidiangkat, Kecamatan Sidikalang.

Pada Sabtu, 9 November 2019, Alex Simamora, seorang peternak yang tergabung di Asperba, melalui foto yang di unggah di Facebook dan keterangan langsung kepada aliansi pemerhati ternak Dairi, mengaku melihat bangkai babi tidak dikubur tapi hanya ditimbun sampah di TPA tersebut.

Fakta itu, jelas berbeda dengan pernyataan dan imbauan yang diberikan oleh dinas terkait kepada masyarakat.

Hal itu dipaparkan dalam pertemuan Aliansi Pemerhati Ternak Dairi (APTD), menanggapi penanganan wabah penyakit ternak babi di Kabupaten Dairi, Senin, 11 Nopember 2019, di sekretariat Petrasa, Sidikalang.

Aliansi itu terdiri dari Petrasa, Perhimpunan Petani Organik Dairi (PPODA), Asosiasi Peternak Babi (Asperba), Yayasan Diakonia Pelangi Kasih (YDPK), Perkumpulan Sada Ahmo (PESADA) dan Peternak Mandiri.

Masalah kematian ternak babi tersebut, berimplikasi pada banyak hal. Tidak hanya merugikan peternak tapi seluruh pelaku usaha yang berkaitan dengan ternak babi dari hulu ke hilir.

"Bila wabah ini berkepanjangan, akan menyebabkan krisis ekonomi di Dairi dan dampaknya tentu akan merembes ke berbagai sektor lain," seru aliansi ini.

Melalui pertemuan itu, Aliansi Pemerhati Ternak Dairi menyampaikan pernyataan sikap berupa catatan penting untuk ditindak lanjuti pihak terkait.

Diantaranya, meminta pertanggung jawaban Dinas Pertanian dan Dinas Lingkungan Hidup terhadap penanganan ternak babi yang mati, tidak sesuai standar dan imbauan yang diberikan.

Mendesak balai Veteriner untuk mengeluarkan informasi yang jelas dan terbaru terkait penyakit ternak babi.

Meminta pemerintah mengeluarkan data yang valid dan terbaru terkait jumlah peternak yang merugi dan jumlah ternak babi yang mati. Data dimaksud, metode pendataan, nama peternak, jumlah ternak yang mati, estimasi kerugian materi, dan alamat peternak.

Pemerintah harus mengambil langkah-langkah nyata untuk pencegahan penyebaran penyakit babi yang  menjangkau seluruh wilayah Kabupaten Dairi.

Meminta pemerintah memberikan bantuan langsung terkait kerugian materi yang dialami peternak.

Mendorong pemerintah memberikan sosialisasi kepada masyarakat bahwa mengonsumsi daging babi adalah aman, sehingga ada kepastian pasar pada usaha yang berkaitan dengan ternak babi seperti peternak, penjual pakan, rumah makan khas Batak, catering, maupun penjual daging babi. []

Baca juga:

Berita terkait
Longsor di Dairi, Transportasi Menuju Medan Putus
Jalur transportasi lintas Sidikalang, Kabupaten Dairi menuju Medan, ibu kota Provinsi Sumatra Utara, terputus.
Penanganan Penyakit Babi di Dairi Cuma Pencitraan
Penanganan wabah kematian ternak babi oleh Pemerintah Kabupaten Dairi, Sumatra Utara, dinilai hanya sebatas pencitraan.
Nyaris Didemo, Sabam Sibarani Jadi Ketua DPRD Dairi
Lewat proses alot, sidang memutuskan Sabam Sibarani dari Partai Golkar sebagai ketua.
0
Parlemen Eropa Kabulkan Status Kandidat Anggota UE kepada Ukraina
Dalam pemungutan suara Parlemen Eropa memberikan suara yang melimpah untuk mengabulkan status kandidat anggota Uni Eropa kepada Ukraina