Omzet Pedagang Daging Babi di Tarutung Menurun Drastis

Mengalami penurunan omzet penjualan pasca merebaknya wabah hog cholera.
Babi guling siap saji pagelaran Pig and Porg Lake Toba Festival di Muara Tapanuli Utara, Jumat 25 Oktober 2019. (Foto: Tagar/Jumpa P Manullang)

Tarutung - Pedagang daging babi di Pasar Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, mengalami penurunan omzet penjualan pasca merebaknya wabah hog cholera di daerah itu.

Lazimnya bisa memotong dan menyembelih puluhan ekor setiap hari, akhir-akhir ini hanya bisa menjual paling banyak empat ekor.

"Sejak merebaknya penyakit mematikan ternak babi di Sumatera Utara, omzet penjualan kami turun drastis. Menjual empat ekor saja sudah begitu susah," terang Hutagalung, seorang penjagal daging babi di Pasar Tarutung, Kamis 31 Oktober 2019.

Dia berharap kepada pemerintah meluruskan isu yang menyebut mengkonsumsi daging babi berbahaya bagi kesehatan manusia.

Hal serupa dialami pengusaha rumah makan yang menyediakan kuliner berbahan daging babi.

Pengunjung biasanya berjubel menyerbu warung makan setiap hari. Tetapi sejak beredar informasi virus hog cholera, omzet mereka pun turun drastis.

"Isu mengkonsumsi daging babi itu katanya berbahaya bagi manusia itu berita hoaks. Yang penting kita menyembelih daging ternak babi yang sehat," kata Simanjuntak, pemilik rumah makan.

Aman 100 Persen

Minat masyarakat mengkonsumsi daging ternak babi sesuai hasil pengamatan Dinas Pertanian di Pasar Tarutung terjadi penurunan drastis.

Kami nyatakan kepada masyarakat bahwa mengkonsumsi daging babi aman 100 persen, yang penting dimasak matang

"Salah seorang pedagang menyebutkan jika pada pekan besar mereka bisa menjual 13-14 ekor, sekarang hanya bisa mnjual 3-4 ekor saja," kata Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Tapanuli Utara, Sondang EY Pasaribu, Kamis 31 Oktober 2019.

Pasaribu mengatakan, penurunan ini disebabkan ketakutan masyarakat untuk mengkonsumsi daging babi akibat kesimpangsiuran pemberitaan tentang penyakit yang menyerang babi di Tapanuli Utara dan di daerah lainnya.

"Kami nyatakan kepada masyarakat bahwa mengkonsumsi daging babi aman 100 persen, yang penting dimasak matang," katanya.

Hoaks

Senada dengan keterangan drh Lysmawati Hutapea selaku Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) Pusat Kesehatan Hewan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Tapanuli Utara.

Lysmawati mengatakan, wabah penyakit yang menyerang babi yaitu virus hog cholera tidak menular kepada manusia. Jika ada informasi mengatakan tidak aman bagi manusia, disebutnya itu hoaks yang tidak terukur.

"Penyakit tersebut hanya menyerang ternak babi saja. Jadi berita yang beredar tentang mengkonsumsi daging babi yang menderita hog cholera berbahaya adalah berita hoaks," kata Lysmawati.

Dia berupaya meluruskan informasi ini, memastikan agar masyarakat tidak merasa cemas atas informasi hoaks tersebut.

"Untuk itu kami mengajak masyarakat Tapanuli Utara untuk kembali mengkonsumsi daging babi karena memakan daging babi itu aman," katanya di Tarutung. []

Berita terkait
Media Asing Ramai Meliput Festival Babi di Muara Taput
Festival Babi yang berlangsung di Muara, Tapanuli Utara, 25-26 Oktober 2019 menarik bagi sejumlah bagi media asing.
Balap Ternak Babi di Taput Pukau Wisatawan Danau Toba
Festival Babi yang digagas Togu Simorangkir berlangsung meriah di acara pembukaan. Ada balap babi kuliner babi pukau wisatawan Danau Toba.
Wabah Virus Tak Pengaruhi Festival Babi di Taput
Dinyatakan, daging babi terpapar virus hog cholera tidak menular kepada manusia.
0
AS Mulai Terapkan Larangan Impor Barang dari Xinjiang
AS terapkan larangan impor barang produksi dari wilayah Xinjiang, China, kini mulai diberlakukan dengan alasan ada genosida di sana