Ruteng - Keluarga Marselinus Gonsa, seorang pengantar galon asal Manggarai Flores NTT yang tewas ditikam oleh Syamsul Bahri di Makassar minta pelaku dihukum setimpal.
Pria berusia 24 tahun itu tewas mengenaskan usai ditikan dengan senjata tajam badik di Jalan Bontoduri Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Senin 14 September 2020, sekitar pukul 16.00 WITA. Marsel tewas karena mengalami luka tusuk pada bagian punggung tembus di dadanya.
Sangat terpukul, apalagi kami tidak pernah ketemu kurang lebih enam tahun.
Pelaku yang tak lain adalah konsumen galonnya ini, berhasil ditangkap di rumahnya atau lokasi penikaman, Jalan Bontoduri 6, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar.
Berita terkait:
- Pembunuh Tukang Galon Makassar Terancam 20 Tahun Bui
- Kronologi Pengantar Galon Tewas Ditikam di Makassar
- Ini Motif Penikaman Pengantar Galon di Makassar
- Tukang Antar Galon Tewas Ditikam di Makassar
Kini, pelaku bersama barang bukti sebilah badik telah diamankan di Mapolsek Tamalate, untuk dilakukan pemeriksaan dan proses hukum lebih lanjut.
Kakak korban, Florianus Takdir, 35 Tahun, mengaku sedih dan kecewa dengan kejadian itu, bahkan ia sempat tidak percaya mendengar informasi bahwa adiknya telah meninggalkan mereka untuk selamanya.
Namun setelah melihat postingan beberapa orang di media sosial Facebook ia baru percaya dengan informasi tersebut.
"Awalnya saya tidak percaya, apalagi Marsel tidak pernah kasi kabar kalau dia sakit. Tapi saya baru tahu setelah lihat di Facebook dia meninggal karena dibunuh oleh orang di Makassar," ungkapnya sambil meneteskan air mata saat ditemui Tagar di rumah duka, di Pusat Desa Perak Kecamatan Cibal, Rabu 16 September 2020.
Ia mengaku sangat sedih, apalagi sehari sebelum kejadian Marsel sempat chat melalui media sosial Facebook untuk memberitahukan ia berencana pulang ke Manggarai.
"Selama beberapa bulan terakhir, tidak tidak pernah kasi kabar dengan saya. Tiba-tiba satu hari sebelum kejadian dia chat saya di Facebook tanya kabar dan dia kasi tau rencana pulang kampung," ceritanya.
Sebagai kakak, ia mengaku sangat terpukul dengan kejadian itu. Sebab, Marsel merantau ke Makassar sejak tahun 2014 lalu dan tidak pernah pulang kampung. Apalagi Marsel meninggalkan istri dan anaknya yang masih berusia dua tahun.
"Sangat terpukul, apalagi kami tidak pernah ketemu kurang lebih enam tahun. Kasian juga istri dan anaknya," kata dia.
Ia berharap agar pelaku yang membunuh saudaraanya itu diproses dan dihukum setimpal dengan perlakuannya sesuai Undang-Undang yang berlaku.
Florianus mengaku serahkan sepenuhnya persoalan itu kepada penegak hukum.
"Kami sebagai keluarga hanya berharap agar pelaku dihukum setimpal dengan perbuatannya," ujarnya.
Ia juga ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membatu sehingga jenazah Marsel bisa dipulangkan ke Manggarai.
Kami sebagai keluarga hanya berharap agar pelaku dihukum setimpal dengan perbuatannya.
"Kami juga ucapkan terima kasih kepada semua orang yang telah membantu, baik di Makassar, Manggarai maupun di tempat lain, sehingga jenazah adik saya bisa pulang ke Manggarai. Sekalipun sampai saat ini belum tiba di kampung," katanya.
Diketahui, Informasi yang di peroleh Tagar, Jenazah Marsel masih berada di Bali. Kamis 17 September 2020 sekita pukul 19.00 pagi wita tiba di Bandara Komodo Labuan Bajo dan langsung diantar ke Kampung halamannya.
Sementara Istri dan Anak Korban sudah tiba di Pusat, desa Perak Rabu 16 September 2020 sore sekitar pukul 17.00 Wita. []