Pemerintah Anjurkan Tembakau Sumenep Jual ke Pamekasan

Pemerintah kota Sumenep menganjurkan masyarakat tani di kota keris agar menjual tembakau hasil panennya ke sejumlah pabrikan di Kabupaten Pamekasan
Petani tembakau di Sumenep. (Foto: Tagar/Nurus Solehen)

Sumenep - Pemerintah Kabupaten Sumenep menganjurkan kepada masyarakat tani di Kota Keris agar menjual tembakau hasil panennya ke sejumlah pabrikan di Kabupaten Pamekasan.

Anjuran tersebut berlaku apabila dua gudang rokok di daerah ujung timur Pulau Madura ini, yakni PT Gudang Garam, dan PT Kahuripan, sudah tidak lagi melakukan pembelian dikarenakan target produksi sudah tercapai.

“Bisa dibawa ke PT Djarum Pamekasan. Banyak tembakau Sumenep yang dibawa ke Pamekasan,” kata Kepala Bidang Perkebunan, Dispertahortbun Sumenep, Abd Hamid, Minggu 8 September 2019.

Menurut Hamid, dua gudang tersebut sudah mulai melakukan pembelian tembakau rajangan sejak tanggal 19 Agustus 2019 hingga batas yang tidak ditentukan. Gudang mematok harga terendah Rp 32 ribu per kilogram (Kg) dan teratas Rp 54 ribu per Kg.

Kendati demikian, ia mengimbau masyarakat untuk bersabar atau tidak tergesa-gesa memanen tembakau. Sehingga kualitas tembakau diperhitungkan pihak gudang. Dengan begitu, harga akan dipatok mahal.

Kalau dipanen belum waktunya, itu akan merusak kualitas tembakau. Otomatis akan berimbas pada harga jual.

Ia menjelaskan, produksi tembakau rajangan tahun ini diperkirakan mencapai 8.600 ton. Hal itu dilihat dari luas area tanaman tembakau yang mencapai 14.337 hektar, atau setara 67 persen dari ploting area tembakau tahun 2019 sebanyak 21.893 hektare.

“Berdasarkan hasil analisa kami, produksi tembakau sekitar 6 kwintal per hektare, atau sekitaran 8.600 ton untuk luas area yang ditanami tembakau tahun 2019 ini,” beber Hamid.

Jumlah produksi, Hamid menyebut sudah  mencapai di atas target pembelian pihak gudang. Gudang menarget bisa menyerap tembakau sekitar 5.200 ton tembakau rajangan.

Dengan begitu, terdapat sekitar 3.400 ton tembakau rajangan milik petani di luar kuota pembelian perwakilan perusahaan rokok di Sumenep.

Target pembelian untuk Gudang di Guluk-guluk sebanyak 2.200 ton dan untuk PT Kahuripan di Desa Gedungan sebanyak 3 ribu ton.

Sementara itu, Anggota DPRD Sumenep Ahmad Suwaifi mendesak pemerintah daerah agar memberi kepastian harga tembakau. Menurutnya, ketidakpastian harga akan membuat petani bingung.

"Belum lagi hasil panen yang berpotensi tak terserap pabrikan. Makanya sudah saatnya Pemkab Sumenep mengatur standarisasi harga tembakau,” kata Suwaifi.

Menurutnya, pemerintah perlu duduk bersama merumuskan kebijakan untuk menyelamatka petani tembakau. Ia menyebut harga tembakau masih di bawah standar. Artinya masih tidak sesuai dengan biaya operasional yang dikerjakan.

“Biayanya sangat mahal, apalagi mereka yang di pegunungan, air yang dibuat menyiram saja mereka beli,” tegas Politisi Gerindra itu.

Persoalan lain yang sering dikeluhkan masyarakat, kata Gus Suwaifi –panggilan akrab dia, adalah pengambilan sampel tembakau oleh pembeli atau pedagang yang sering merugikan petani.

Sesuai Pasal 9 Perda Nomor 6 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Pembelian dan Pengusahaan Tembakau, disebutkan bahwa pengambilan sampel dilakukan oleh pembeli secara baik dan benar dengan ketentuan sebesar satu kilogram perbal.

Namun apabila transaksi gagal maka sampel yang diambil diserahkan atau dikembalikan secara keseluruhan dan rontokannya kepada pemiliknya.

“Fakta yang terjadi di lapangan sampai 3 kilogram. Belum lagi permainan timbangan. Ini sangat merugikan masyarakat,” tandas Suwaifi. []

Baca juga:

Berita terkait
Ditegur Bawa Perempuan, Pria di Sumenep Bacok Tetangga
Dua pria warga Desa Bilis-Bilis, Kecamatan Sumenep, Pulau Kangean, terlibat bentrok hingga main bacok, karena urusan perempuan.
Pendaftaran Bacakades di Sumenep Diwarnai Baku Hantam
Dua kubu bakal calon kepala desa (Bacakades) di Sumenep, Madura, terlibat saling berkelahi dan baku hantam di Sekretariat Pilkades.
Jokowi Berantas Stunting, Khofifah: di Sumenep Banyak
Upaya Presiden Joko Widodo untuk memberantas stunting di Indonesia, mendapat tanggapan Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa.