Peluang Usaha yang Tetap Kinclong Meski Ada Covid-19

Pandemi Covid-19 tak selalu merusak sektor ekonomi, masih ada sejumput area bisnis yang malah terdongkrak dan menjadi primadona baru,
Ilustrasi. (Foto: Pixabay)

Jakarta - Berdasarkan data lembaga statistik realtime dunia, WorldMeter, kasus positif Covid-19 yang terkonfirmasi hingga Minggu, 5 April 2020 mencapai 1,2 juta orang. Adapun, 64.754 orang dinyatakan meninggal dan 246.000 orang diketahui telah sembuh dari pandemi asal Wuhan China itu.

Di dalam negeri, pemerintah mengungkapkan bahwa setidaknya telah terjadi 191 kematian akibat Covid-19 sejak awal Maret 2020 dengan 2.092 kasus positif dan 150 orang dinyatakan sembuh. Jumlah ini diperkirakan masih akan terus merangkak naik mengingat baru sedikit daerah di Tanah Air yang melakukan tes corona secara massal terhadap warganya.

Baca Juga: Corona, Pemerintah Tawarkan Utang ke IKM Bayar Gaji

50 Juta orang akan kehilangan pekerjaan pada sektor pariwisata

Daya rusak Covid-19 dipercaya telah merasuk keberbagai sendi kehidupan, termasuk sektor usaha dan bisnis. Data World Travel and Tourism Council (WTTC) menyebut sekitar 50 juta orang di seluruh dunia akan kehilangan pekerjaannya pada sektor pariwisata.

Industri pelesir memang menjadi bidang usaha yang paling parah mengalami kerugian akibat covid-19. Meskipun demikian, setiap bencana dan musibah yang datang selalu disertai dengan pembelajaran yang berharga. Pandemi ini tidak melulu merusak semua sektor ekonomi. Masih ada sejumput area bisnis lain yang diduga kuat malah terdongkrak dan menjadi primadona baru.

Tenaga MedisPetugas Medis berada di dalam bilik disinfektan di Hotel Grand Cempaka Bisnis, Jakarta, Sabtu, 28 Maret 2020. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyediakan tempat tinggal dan transportasi untuk tenaga medis dan kesehatan yang menangani pandemi virus corona atau Covid-19. (Foto: Antara/Galih Pradipta/ama)

Berikut adalah bidang usaha yang potensial untuk berkembang seiring dengan arahan pemerintah untuk meminimalisir interaksi sosial ditengah wabah corona.

1. E-commerce

Kebiasaan masyarakat Indonesia yang gemar berbelanja secara online (daring) dipastikan bakal semakin meningkat di saat pandemi seperti sekarang. Konsumen yang telah membentuk kebiasaan belanja online menjadi lebih mungkin untuk memesan makanan dan memilih kebutuhan sehari-hari dari pada pergi langsung ke supermarket.

E-commerce produk makanan segar mengalami pertumbuhan yang sangat tinggi. Permintaan konsumen untuk produk-produk seperti sabun, peralatan kebersihahan, dan bahan pangan lain menjadi item utama khalayak dalam bertransaksi secara maya.

2. Aplikasi Pendidikan Online

Proses ‘pemindahaan’ belajar formal dari sekolah ke rumah masing-masing menjadikan aplikasi maupun program pembelajaran mandiri menjadi laris manis. Bahkan, banyak diantara penyedia jasa ini yang menggratiskan layanan mereka kepada masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab sosial.

Akan tetapi, pembebasan biaya ini sejatinya merupakan salah satu strategi pemasaran dalam mengakuisisi pasar. Sebab, sebagai perusahaan rintisan, aspek utama yang menjadi acuan adalah pertumbuhan transaksi bruto disertai dengan peningkatan jumlah pengguna.

3. Industri Telekomunikasi

Tidak bisa dipungkiri pembatasan aktivitas fisik membuat intensitas berkomunikasi melalui media gawai menjadi naik tajam. Mewabahnya Covid-19 diberbagai penjuru dunia mendorong pertumbuhan industri ini pada level terbaru. Beberapa yang menjadi pilihan konsumen antara lain alat kantor jarak jauh, layanan komputasi awan, voice over internet protocol (VoIP), konferensi video web, platform kolaborasi multi-orang, dan layanan digital, serta layanan jarak jauh staf TI .

Harus disadari bahwa untuk semua industri, wabah adalah krisis sekaligus peluang. Artinya, kondisi saat ini merupakan tekanan jangka pendek pada beberapa industri serta peluang untuk menyesuaikan struktur seluruh industri lain.

4. Industri Medis, Kesehatan, dan Asuransi

Selama pandemi, banyak platform medis online yang menyediakan layanan diagnostik gratis bagi masyarakat yang ingin mengetahui kondisi kesehatannya namun ragu untuk keluar rumah. Ini membantu untuk menyaring pasien yang diduga terpapar virus corona  Covid-19 dari pasien flu biasa, mengurangi kekurangan sumber daya medis, dan mengurangi risiko infeksi yang disebabkan oleh kontak fisik.

Simak Pula: Corona, Gapensi Minta Pemerintah Hapus Denda Proyek

Wabah ini juga merangsang pertumbuhan telemedis. Rumah sakit akan semakin tergerak untuk mencoba dan mendapat manfaat dari telemedicine. Dalam dua hingga tiga tahun ke depan, pertumbuhan telemedicine diharapkan menjadi lebih luas.

Terlebih, kesadaran masyarakat tentang kehidupan dan kesehatan telah meningkat pada sepanjang pandemi ini. Adapun, industri maupun sektor lain yang berpotensi ikut terdongkrak antara lain peralatan medis, industri farmasi, dan asuransi jiwa serta kesehatan. []

Berita terkait
Dampak Covid-19, Jokowi: UMKM Dapat Stimulus Ekonomi
Presiden Jokowi segera menyiapkan program stimulus ekonomi dan perlindungan sosial untuk pelaku UMKM yang terdampak virus corona Covid-19.
Ramalam ABD, Ekonomi RI Bisa Melambat Imbas Covid-19
ADB memperkirakan pandemi virus corona Covid-19 dan penurunan harga komoditas serta gejolak pasar akan membuat ekonomi Indonesia melambat.
Covid-19 dan Solusi Atasi Dampak Krisis Ekonomi
Dampak dari terjadinya wabah Covid-19 ini bukan hanya sekadar penyakit yang mempengaruhi kesehatan, namun juga dampak secara ekonomi.
0
Ini Daftar Lengkap Negara Peserta Piala Dunia FIFA 2022 Qatar
Daftar lengkap 32 negara yang akan bermain di putaran final Piala Dunia FIFA 2022 Qatar November - Desember 2022