Corona, Gapensi Minta Pemerintah Hapus Denda Proyek

Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia meminta pemerintah mengeluarkan regulasi untuk perpanjangan waktu pekerjaan proyek imbas Covid-19.
Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan Jakarta International Stadium atau Stadion Bersih, Manusiawi dan Wibawa (BMW) di kawasan Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa, 10 Maret 2020. (Foto: Antara/M Risyal Hidayat)

Jakarta - Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) meminta pemerintah mengeluarkan regulasi untuk perpanjangan waktu pekerjaan proyek sampai melampaui tahun anggaran. Termasuk meniadakan denda atas keterlambatan penyelesaian proyek akibat pandemi Covid-19.

"Kondisi kedaruratan yang ditimbulkan oleh Covid-19 telah berimplikasi pada ketidakmungkinan proses pengerjaan konstruksi bisa berjalan normal, efektif, berkualitas dan tepat waktu,” kata Ketua Umum BPP Gapensi Iskandar Z. Hartawid alam keterangannya di Jakarta, Jumat, 3 April 2020 seperti dilansir dari Antara.

Baca juga: Covid-19, Erick Thohir Tak Setop Proyek Kereta Cepat

Menurut Iskandar sebanyak 82 persen dari 30.763 Badan Usaha Jasa Konstruksi (BUJK) anggotanya bergerak di skala usaha mikro kecil menengah (UMKM) sehingga rentan terhadap gejolak ekonomi.

Ia mengakui sejak awal Maret 2020 terjadi pelambatan ekonomi nasional, pekerja informal paling terdampak. Apalagi dengan pemberlakuan social distancing, Work from home (WFH) dan stay at home, mobilitas atau lalu lintas perdagangan dan jasa menurun drastis.

TIMSuasana proyek revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta. Proyek revitalisasi TIM yang menelan anggaran sebesar Rp 1,8 triliun tersebut menuai penolakan dari seniman lantaran akan dibangun hotel berbintang. (Foto: Tagar/Nurul Yaqin)

Elemen pelaksanaan konstruksi, seperti material, tukang, peralatan, transportasi, waktu dan mobilitas terkait langsung dengan pandemi corona, sehingga dapat menimbulkan ketidakpastian.

“Fakta di lapangan, proyek pengerjaan bangunan menjadi terbengkalai karena material dan tukangnya sulit didapatkan karena mobilitas transportasinya terganggu,” ujarnya.

Terlebih, jika materialnya harus didatangkan dari propinsi lain yang berkaibat variabel eskalasi harga dan bahan baku yang melambung tinggi karena kenaikan kurs dollar dan harus diimpor.

Menurut dia soal eskalasi harga satuan item pekerjaan pun menimbulkan biaya tambahan lainnya, seperti pengurangan item pekerjaan.

“Penyesuaian tersebut setidaknya untuk pengadaan alat pelindung diri (APD) kepada semua pekerja bangunan. Sehingga, pekerjaan dilakukan sesuai SOP dan Protokol Pencegahan Covid-19 di setiap proyek," tuturnya.

Sementara itu, Sekjen BPP Gapensi Andi Rukman N. Karumpa mengatakan, pemerintah perlu juga mengevaluasi kembali Surat Edaran Menteri Keuangan (SE No.S-247/MK.07/2020 tentang penundaan pengadaan barang dan jasa yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik.

“Proyek nilai di bawah Rp 10 miliar yang peruntukannya untuk skala usaha kecil dan UMKM sebaiknya tetap dilanjukkan,” ucapnya.

Selain itu, kata dia pihaknya mengusulkan belanja modal fisik yang direalokasi hanya untuk proyek multiyears di mana azas manfaat dari kegiatan tersebut belum bisa sesuai target atau berfungsi Tahun 2020.

Terkait kebijakan sektor keuangan di bidang jasa konstruksi, penurunan suku bunga modal kerja konstruksi harus diiringi dengan restrukturisasi kredit dan penundaan bayar pokok sesuai dengan skala usaha. []

Berita terkait
Proyek Strategis Nasional Sumsel Tak Pengaruh Corona
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Sumatra VIII Birendrajana mengatakan pengerjaan PSN di Sumsel tetap berjalan meski corona.
Rekind dan PPEC Kebut Proyek Gas Jambaran-Tiung
PT Pertamina EP Cepu (PEPC) dan PT Rekayasa Industri (Rekind) optimistis proyek pengembangan lapangan gas Jambaran-Tiung Biru, Bojonegoro tuntas.
Waskita Karya Dapat Rp 6,2 T dari Proyek Tol Layang
Waskita Karya yang menjadi kontraktor proyek Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek II (ELevated) menerima pembayaran senilai Rp 6,2 triliun.
0
Presiden Biden Tiba di Eropa untuk KTT G7 Bahas Ukraina dan Ekonomi
KTT negara-negara G-7 dengan para pemimpin negara-negara sekutu AS bahas sikap mereka terhadap Rusia dan ekonomi dunia yang melemah