Pegunungan Menoreh Disulap Menjadi Wanawisata

Lahan 309 Ha di Pegunungan Menoreh akan dikembangkan menjadi wanawisata. Saat ini yang digarap haru 1,5 Ha.
KOnser orkestra di hutan, salah satu acara yang digelar di Glamping De Loano yang termasuk dalam Kawasan Otoritatif Badan Otorita Borobudur (Foto : Tagar/Harun Susanto)

Kulon Progo - Lahan seluas 309 hektare kawasan Pegunungan Meroneh akan dikembangkan menjadi wanawisata. Kawasan tersebut meliputi tiga kabupaten yaitu Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) serta Magelang dan Purworejo, Jawa Tengah. Pengerjaan pengembangan lahan yang menjadi wilayah otoritatif Badan Otorita Borobudur (BOB) ini akan dilaksanakan sampai 2042 mendatang.

Direktur Pemasaran Pariwisata BOB, Agus Rochiyardi mengatakan lahan yang dikerjakan dan masuk kedalam area pengembangan BOB tersebut, berstatus lahan Perhutani. Lahan tersebut rencananya akan diproyeksikan sebagai area wanawisata seperti pengembangan resort, restoran hingga hotel untuk menfasilitasi wisatawan yang menginap.

"Saat ini sudah dibangun Glamorous Camping (Glamping) De Loano yang berada di perbatasan Kabupaten Purworejo dan Kulonprogo. Wanawisata tersebut hadir sebagai etalase kami," ujar Agus Rochiyardi di Kulon Progo, Rabu, 27 November 2019.

Agus menjelaskan, dari total luas area pengembangan BOB yaitu 309 hektare. Area yang tergarap baru mencapai 1,5 hektare. Berdasarkan Peraturan Presiden, BOB akan melakukan pengembangan hingga tahun 2042. Hal ini berarti BOB memiliki waktu sekitar 42 tahun untuk melakukan pengembangan.

Wanawisata tersebut hadir sebagai etalase kami.

Investor akan digandeng untuk meningkatkan nilai jual dan potensi Kawasan Otoritatif BOB salah satunya Glamping De Loano. Selain itu, potensi yang unik dan menarik di setiap desa sekitar Glamping De Loano, juga dikembangkan lebih baik agar menarik wisatawan.

Dia menambahkan, jika sudah terkelola dengan baik dipastikan akan berdampak besar pada masyarakat sekitar. Warga bisa berperan menjadi tenaga kerja atau memanfaatkan peluang lainnya. "Tentu butuh sinergitas dengan pemerintah daerah dan pihak terkait untuk mengembangkannya," ungkapnya.

Menurut dia untuk penataan kawasan, BOB didukung kementerian terkait juga sudah melakukan kajian akademis. Sejumlah pelatihan untuk pengembangan SDM di sekitar lokasi sudah mulai digalakkan, mulai dari pelatihan pengolahan kopi, hingga melibatkan warga dalam pengembangan Glamping.

Direktur Industri Pariwisata dan Kelembagaan Kepariwisataan BOB Bisma Jatmika mengatakan, masyarakat akan dilibatkan dalam pengembangan kawasan otoritatif di wilayah Kulon Progo. Seperti dengan pembangunan kawasan wisata Gunung Jaran, pengelolaan Desa Wisata Nglinggo dan hutan pinus seluas dua hektare milik Perhutani. 

"Kegiatan warga bisa menjadi potensi, seperti aktivitas penyadapan getah pinus," ucap Bisma.

Bisma mengataan Kegiatan potensi lainnya di kawasan BOB sesuai dengan zonasi pengembangan, adalah kegiatan off road dan parkir yang memadai dengan pengelolanya adalah masyarakat.

Sementara itu, Direktur Keuangan Umum dan Komunikasi Publik BOB, Y. Sigit Widiyanto mengatakan selain menggarap perbukitan Menoreh, BOB juga melakukan tugas koordinatif yang meliputi tiga kawasan Destinasi Pariwisata Nasional. Ketiga destinasi itu adalah Borobudur-Yogyakarta, Solo-Sangiran dan Semarang-Karimun Jawa dan sekitarnya.

Kegiatan warga bisa menjadi potensi, seperti aktivitas penyadapan getah pinus.

Sigit mengatakan Pengembangan destinasi tidak terpengaruh oleh batas teroterial administratif demografi. Saat ini masterplan sudah dibuat dan nantinya akan menjadi panduan untuk membuat action plan pada 2020 dan 2021. 

Dalam jangka waktu 3 sampai 5 tahun ke depan, pembangunan infrastruktur secara bertahap diyakini akan terealisasi, seperti akses jalan masuk, pasokan air dan listrik.

Sigit menyatakan, banyak tradisi dan budaya, bahkan pekerjaan yang selama ini ditekuni warga bisa menjadi potensi menarik perhatian wisatawan. "Potensi apapun yang ada, layak untuk digarap maksimal. Selain itu, UMKM juga harus aktif untuk berpartisipasi," terangnya.

Menurut Sigit, dalam waktu dekat berencana membangun gardu pandang khusus untuk melihat Candi Borobudur dari ketinggian. Lokasi gardu pandang ini, berada di Gunung Jaran, Desa Pagerharjo, Kecematan Samigaluh. "Kami akan mengajak masyarakat untuk mengelola sekitar dua hektare lahan menjadi desa wisata Nglinggo," kata dia. []

Baca Juga:

Berita terkait
Jokowi Tertarik Jalur Bedah Menoreh Kulon Progo
Wakil Bupati Kulon Progo, Sutedjo mengatakan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo tertarik dengan usulan Jalur Bedah Menoreh Bandara YIA.
Bangun Infrastruktur Dongkrak Wisatawan, Bukit Menoreh pun Dibelah
Kami belum puas dengan kondisi yang ada, sehingga membelah bukit Menoreh adalah salah satu solusi untuk mendongkrak kunjungan wisatawan
GPN Etape Menoreh Padukan Gowes dengan Jalan Sehat
Gowes Pesona Nusantara (GPN) sudah memasuki etape Menoreh. Berlangsung di alun-alun Wates, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, Minggu (3/9), GPN kali ini tidak kalah menarik seperti GPN di etape sebelumnya. Uniknya, pada GPN kali ini pihak penyelenggara memadukan aktivitas bergowes dengan jalan sehat.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.