Pasangan Suami-Istri Bertengkar, 4 Cara Menyikapi

Dalam rumah tengga pertengkaran kadang dianggap lazim. Tapi, awas kadang juga berbahaya. Cermati nasihat dari ahli ini.
ilustrasi pernikahan (Foto: pixabay)

Jakarta - Ada yang bilang, suami-istri bertengkar adalah hal lazim. Bahkan ada yang menyebut sebagai “bumbu rumah tangga.” Karena itu bertengkar merupakan hal yang tak perlu dirisaukan, karena selain  "urusan rumah tangga," bisa membuat hubungan suami-istri makin mesra.

Benarkah? Bisa ya, bisa tidak. Tentu tergantung kadar pertengkaran itu. Kalau pertengkaran itu terjadi setiap hari, setiap saat dan bahkan diiringi tindakan fisik, jelas tidak bisa lagi disebut “bumbu rumah tangga.”

Dikumpulkan dari berbagai literatur dan saran psikiater, berikut sejumlah hal yang bisa dilakukan seorang istri atau suami jika bertengkar dengan pasangannya.

1. Tidak Menambah Panas Pertengkaran

Jika pasangan Anda tipe temperamental, pilihlah posisi diam saja. Biarkan dia mengomel dan meluapkan kemarahannya. Jangan membantah karena hanya membuat ia makin panas. 

Jika Anda merasa tak tahan, bisa memilih keluar arena, pergi ke luar rumah, atau masuk kamar. Apakah dalam posisi begini diam seribu bahasa? Jika Anda perlu mengatakan sesuatu, katakan seperlunya. Misalnya, “Saya tidak melakukan seperti yang kamu bilang.”

2. Jelaskan dengan Lembut

Cari waktu yang pas kemudian untuk menceritakan apa sebenarnya terjadi. Acap ini baru bisa dilakukan beberapa hari atau bahkan beberapa pekan setelah pertengkaran terjadi. Yang penting cari saat yang pas, yang kelihatan pasangan dalam suasana hati yang enak. Ini perlu esktra hati-hati. Jika tampaknya ia sudah memperlihatkan tanda-tanda menerima yang kita akan terangkan, maka segera secara lembut kita utarakan hal apa sebenarnya terjadi.

Persoalannya, emosi kadang tidak mengenal tempat dan waktu.

3. Jangan Dilihat dan Didengar Anak

Para penasihat perkawinan menegaskan jangan bertengkar di depan anak. Ini masuk akal. Pertengkaran di depan anak akan membawa dampak buruk bagi perkembangan anak. Tidak saja anak akan menilai negatif salah satu orang tua mereka, juga salah-salah bisa membuat anak trauma terhadap perkawinan. Persoalannya, emosi kadang tidak mengenal tempat dan waktu. Itu sebabnya disarankan, jika pasangan sedang “mengamuk” sebaiknya tinggalkan tempat itu.

4. Konsultasi dengan Ahlinya

Jika dirasa sangat keterlaluan dan membahayakan perkawinan, jangan ragu konsultasikan yang terjadi ini –masalah rumahtangga- ke ahli atau orang-orang terdekat yang bisa memberi nasihat. Kalau perlu bawa pasangan ke pakar perkawinan atau bahkan psikhologi untuk membahas masalah ini. Ini untuk kebaikan bersama. Ada pun kepada orang terdekat, khususnya orang yang dihormati, bisa meminta advisnya yang tentunya diharapkan sebuah nasihat yang benar-benar bijak dan diterima dua pihak, suami dan istri. []

Berita terkait
Gowa Perkuat Pencegahan Kekerasan dan Perkawinan Anak
Pemerintah Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan terus melakukan upaya pencegahan kekerasan dan perkawinan terhadap anak.
Isu Perkawinan Anak Harus Sampai ke Musrembang Desa
Isu perkawinan anak harus dibahas sampai pada tingkat Musrembang desa untuk mencegah agar perkawinan anak tidak terjadi lagi
Cara Menghilangkan Bulu Ketiak dengan Cepat dan Aman
Resah dengan bulu ketiak? Inilah cara menghilangkan bulu ketiak dengan cepat, aman, dan nyaman. Bahan-bahannya ada di sekitar Anda.
0
Demokrat: egah Polarisasi, Elit Politik Jangan Takut Berkompetisi
Demikian ditegaskan Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, dalam keterarannya pada Selasa, 28 Juni 2022.