Jakarta - Direktur Lingkar Madani sekaligus pengamat politik Ray Rangkuti menakar peluang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Din Syamsuddin, dan mantan Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dalam pemilihan presiden (pilpres) 2024.
"Nama-nama yang disebut di atas bisa saja populer, tapi belum tentu diminati partai politik (parpol)," ujar Ray saat dihubungi Tagar, Sabtu, 22 Agustus 2020.
Nama-nama di atas terlihat unggul di komunitas tertentu, tapi belum bisa mencakup keseluruhan kelompok
Ray menuturkan, syarat pencalonan yang mencapai 25 persen hasil pemilu bisa menjadi kendala bagi calon presiden (capres) non-partai untuk memeroleh dukungan. Terlebih, apabila popularitas capres tersebut tidak diikuti basis massa yang beragam.
Baca juga: Pakar Intel: Kalau KAMI Mengarah Makar, Harus Ditindak
Menurutnya, sulit bagi capres manapun jika hanya mengandalkan suara dari kelompok, aliran, atau pandangan tertentu.
Kata Ray, saat ini seluruh kelompok, aliran, dan kepentingan politik harus bisa dijadikan lumbung suara.
"Nama-nama di atas terlihat unggul di komunitas tertentu, tapi belum bisa mencakup keseluruhan kelompok," ucapnya.
Dia menambahkan, umumnya, capres yang berada di posisi tengah justru akan lebih unggul lantaran menjadi titik temu antara kepentingan kanan atau kelompok nasionalis. Sementara, nama Din dan Gatot malah terlihat masih jauh dari posisi tersebut.
"Anies lumayan, tapi tren terakhir memperlihatkan kecenderungan elektabilitasnya yang menurun. Paling hebat stagnan," kata Ray.
Baca juga: Din Syamsuddin dan Gatot Nurmantyo Tergiur Parpol?
Selanjutnya, Ray justru menyebut nama-nama lain yang menurutnya mulai berkibar. Beberapa di antaranya seperti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
"Perlahan mulai menyeruak jadi pembincangan nasional dan punya potensi untuk mendapatkan suara di banyak kelompok politik," tutur dia. []