Jakarta - Islandia berencana membuka kembali sektor pariwisatanya untuk wisatawan. Namun, para pengunjung atau turis harus tetap menerapkan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah setempat dan siap menjalankan tes Corona atau Covid-19.
Perdana Menteri Islandia, Katrin Jakobsdottir mengumumkan rencana untuk membuka kembali pariwisata bagi para pengunjung pada 15 Juni 2020. Namun, para wisatawan juga harus melalui tes kesehatan di bandara agar lolos dari masa isolasi dua minggu yang diberlakukan di negara tersebut.
Pemerintah Islandia juga memperbaharui peraturan yang ditetapkan pada 5 Juni dengan mencatat semua pengunjung yang tiba di Islandia pada 15 Juni untuk memilih di tes Covid-19 atau karantina diri selama 2 minggu.
Pemeriksaan tersebut akan digratiskan untuk dua minggu pertama, namun pada tanggal 1 Juli pengunjung akan membayar sebesar US$ 112.
Sedangkan anak-anak yang lahir di tahun 2005 atau lebih akan dibebaskan dari pengujian dan karantina. Selain itu, para wisatawan juga tidak diizinkan membawa hasil tes dari negara asalnya.
Sementara Islandia siap untuk menerima pengunjung, Uni Eropa akan menunda pembukaan perbatasan Schengen ke beberapa negara untuk 1 Juli, yang menandakan orang Amerika Utara tidak akan mendapatkan akses pergi ke Islandia.
Wisatawan juga harus mengisi formulir pra-pendaftaran sebelum mereka tiba dan mematuhi peraturan seputar pengendalian infeksi.
Semua pengunjung juga dianjurkan untuk mengunduh aplikasi penelusuran kontak, Rakning C-19.
Pemerintah Islandia sebelumnya mengatakan bahwa 40 persen populasi di negaranya menggunakan aplikasi penelusuran kontrak. Aplikasi ini telah dikembangkan dengan langkah-langkah privasi, dengan data lokasi disimpan secara lokal pada perangkat pengguna, kecuali dirilis untuk tujuan pelacakan jika infeksi ditemukan.
Strategi yang diterapkan Islandia dalam pengujian skala besar, pelacakan dan isolasi memiliki hasil positif di negara ini, dengan hanya sekitar 1800 kasus covid-19 dan sepuluh kematian. []
Baca juga:
