Jakarta – Dunia tidak bisa tenang karena pandemi virus corona baru (Coronavirus Disease 2019/Covid-19) terus menggeliat dengan jumlah kasus infeksi virus baru yang terus bertambah setiap hari yang dilaporkan 213 negara dan teritori. Laporan situs independen, worldometer, tanggal 3 September 2020, pukul 02.33 WIB, menunjukkan jumlah kasus infeksi virus corona dunia tembus angka 26 juta yaitu 26.082.213 dengan 864.288 kematian dan 18.322.284 sembuh.
Lima negara penyumbang kasus terbanyak adalah:
1. Amerika Serikat 6.281.017
2. Brasil 3.961.502
3. India 3.848.968
4. Rusia 1.005.000
5. Peru 657.129
Data terakhir menunjukkan jumlah kasus virus corona di Rusia tembus 1 juta yaitu 1.005.000. Beberapa negara Amerika Selatan (Latin) juga meroket ke ‘papan atas’ pandemi Covid-19 global. Peru, misalnya, naik ke peringkat ke-5 dunia dengan kasus 657.129.
Italia yang jadi episentrum pertama pandemi virus corona dunia sekarang ada di peringkat ke-19 dunia dengan jumlah kasus 271.515. Dengan jumlah ini Italia disalip 18 negara.
India yang semula ada di ‘papan bawah’ pandemi tiba-tiba meroket ke peringkat ke-3 dunia dengan jumlah kasus 3.848.968.
China dan Korea Selatan pun yang berminggu-minggu tidak menemukan kasus baru, belakangan ini justru terdeteksi kasus-kasus baru dengan jumlah 2 sampai 3 digit. Begitu juga dengan Vietnam yang sampai awal Agustus 2020 tanpa laporan kematian, data terakhir menunjukkan jumlah kasus di Vietnam bertambah jadi 1.046 dengan 34 kematian dan 746 sembuh.
Begitu juga dengan Australia dan Selandia baru yang tenang tanpa kasus baru tiba-tiba terhenyak karena di Australia terdeteksi ratusan kasus baru tiap hari. Jumlah kasus Covid-19 di Australia dilaporkan 25.923. Jumlah ini menempatkan Austaralia pada peringkat ke-69 dunia.
Pandemi virus corona hanya bisa ditanggulangi dengan vaksin, tapi ketika vaksin tidak ada maka ‘vaksin sosial’ bisa jadi pilihan yaitu tes massal yang masif, tracing yang sampai ke ujung dan isolasi. Tiga hal ini harus dilakukan serentak.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) jika ada negara yang tidak menjalankan tiga hal itu serentak dengan skala nasional, maka negara itu akan menghadapi pandemi virus corona yang parah di masa depan. []
