Virus Corona Dunia Catat Kasus Tembus Angka 24 Juta

Pandemi virus corona baru belum tunjukkan tanda-tanda reda karena laporan terakhir menunjukkan jumlah kasus dunia tembus 24 juta yaitu 24.006.744
Pelancong naik gondal di Venesia, Italia, 29 Mei 2020, dengan memakai masker setelah Negeri Pizza itu melonggarkan penguncian karena pandemi Covid-19 (Foto: kyivpost.com/AFP).

Jakarta – Geliat pandemi atau wabah virus corona baru (Coronavirus Disease 2019/Covid-19) terus terjadi. Laporan terakhir situs independen, worldometer, tanggal 26 Agustus 2020, pukul 04.26 WIB, menunjukkan jumlah kasus positif virus corona di dunia tembus angka 24 juta yait 24.006.744 dengan 821.586 kematian dan 16.488.538 sembuh.

Jumlah kasus ini, 24.006.744, dilaporkan oleh 213 negara dan teritori serta 2 kapal pesiar mewah. Laporan worldometer secara real time dengan link langsung ke negara dan teritori yang melaporkan kasus harian.

Jika dihitung sejak Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) menerima laporan tentang virus baru yang belum terdeteksi yang menginfeksi warga Wuhan, China, tanggal 31 Desember 2019, maka hanya dalam 240 hari 24.006.744 penduduk dunia terpapar virus corona. Itu artinya setiap hari 100.028,1 penduduk tertular virus corona.

Pandemi virus corona membuka lembaran sejarah baru kesehatan dunia karena di negara pertama kali terdeteksi justru tidak terjadi lonjakan kasus yang besar. Ketika pandemi berkecamuk di Wuhan dan beberapa kota besar lain di China banyak negara di dunia yang anggap remeh dengan mengabaikan kemungkinan jadi episentrum virus corona.

Banyak kalangan di awal pandemi yang memperkirakan China akan jadi ‘neraka’ pandemi Covid-19 yang akan disusul oleh Korea Selatan (Korsel). China disebut akan jadi episentrum atau hotspot karena kasus pertama terdeteksi di negara itu. Sedangkan Korsel selain bertetangga juga jadi tujuan utama pelancong asal Wuhan dan kota-kota lain di China.

Tapi, fakta berbicara lain. Langkah-langkah sistematis yang dilakukan China, seperti tes massal dengan skala nasional, isolasi serta penguncian (lockdown) berhasil memutus rantai penyebaran virus corona. Laporan terakhir menunjukkan jumlah kasus di China 84.981 dengan 4.634 kematian dan 79.961 sembuh. China ada di peringkat ke-35 dunia.

Begitu juga dengan Korsel. Cara-cara penanganan yang realistis dan sistematis yang dilakukan Negeri Ginseng itu berhasil menghambat laju penyebaran virus corona. Padahal, di awal Januari 2020 puluhan ribu warga Wuhan melancong ke Korsel untuk merayakan tahun baru. Korsel mulai melakukan tes massal tanggal 2 Januari 2020 atau 3 hari setelah WHO menerima laporan tentang virus baru di Wuhan.

Selain itu warga Korsel pun menuruti anjuran pemerintah agar selalu memakai masker, jaga jarak dan tetap di rumah. Maka, ketika puluhan ribu warga Wuhan, yang diperkirakan kalangan ahli banyak yang tertular virus corona tapi tanpa gejala, warga Korsel yang berhadapan langsung hanya orang-orang yang terkait, seperti karyawan hotel, restoran, toko cinderamata, travel, dll. 

Maka tidak mengherankan kalau laporan terakhir menunjukkan 73 negara menyalip Korsel dalam jumlah kasus (di luar China). Laporan terakhir menunjukkan jumlah kasus virus corona di Korsel sebanyak 17.945 dengan 310 kematian dan 17.945 sembuh. Korsel ada di peringkat ke-75 dunia.

Belasan negara yang di awal pandemi ada di ‘papan bawah’ dengan kasus yang sedikit belakangan justru meroket ke ‘papan atas’ pandemi dunia.

‘Neraka’ pandemi corona pertama justru terjadi di luar China yaitu ‘terbang’ ke Italia yang disusul Spanyol dan Rusia. Benua Eropa menyumbang kasus sebanyak 3.406.854 atau 14,19%. Lima negara teratas di Eropa adalah Rusia dengan kasus 966.189 disusul Spanyol 423.224, Inggris 327.798, Italia 261,174 dan Prancis 248.158.

Episentrum virus corona ‘menyeberang’ ke Benua Amerika. Amerika Utara menyumbang kasus corona global sebanyak 7.027.313 atau 29,27%. Amerika Serikat (AS) jadi episentrum di Amerika Utara dengan jumlah kasus 5.946.378 diikuti Meksiko 563.705 dan 125.834 Kanada.

Episentrum berikutnya terjadi di Amerika Selatan (Latin) yaitu di Brasil. Amerika Selatan menyumbang 5.862.210 kasus atau 24,42%. Jumlah kasus di Brasil sebanyak 3.669.995 disusul Peru 600.438, Kolombia 551,696, Chili 400.985, dan Argentina 350.867.

Di Asia pandemi virus corona berkecamuk di India. Benua Asia menyumbang 6.475.052 kasus atau 26,97%. Jumlah kasus di India dilaporkan 3.231.754. Setelah India jumlah kasus terbanyak ada di Iran 363.363, Arab Saudi 309.768, Bangladesh 299.628, dan Pakistan 293.711.

Sedangkan di Afrika yang semula disebut-sebut bisa menghadapi pandemi virus corona karena negara-ngera di benua itu sudah terbiasa menghadapi epidemi (HIV/AIDS dan Ebola) ternyata tidak bisa menghadang laju penyebaran virus corona. Afrika Selatan jadi episentrum. Benua ini menyumang kasus 1.207.009 atau 5,03%. Afrika Selatan melaporkan 613.017 kasus diikuti Mesir 97.478, Marokko 54.528, Nigeria 52.548, dan Ghana 43.717.

Benua Australia (Oseania) melaporkan kasus terkecil yaitu 27.585 atau 0,12%. Australia dan Selandia Baru yang semula tenang karena tidak ada laporan kasus harian baru belakangan mulai panik karena setiap hari kasus baru terdeteksi. Australia melaporkan kasus terbanyak yaitu .. dengan 25.053 disusul Selandia Baru 1.690.

Bagaimana dengan Indonesia? Laporan terakhir menunjukkan jumlah kasus di Indonesia 157.859 yang menempatkan Indonesia di peringkat ke-23 dunia di belakang Filipina yang melaporkan 197.164 kasus. []

Berita terkait
Kasus Virus Corona Dunia Menggeliat Tembus 23 Juta
Pandemi virus corona terus menggeliat yang menambah jumlah kasus dunia, laporan terakhir menunjukkan jumlah kasus tembus 23 juta yaitu 23.017.396
Covid-19 Amerika Serikat Kematian Tembus 100.000
Amerika Serikat catat rekor kematian terkait pandemi Covid-19 tembus angka 100.000, sedangkan dari jumlah kasus AS tetap di puncak pandemi dunia
Covid-19 di Brasil Menyebar Bak Tarian Samba
Awal pandemi Covid-19 grafik kasus baru di Brasil landai, Presiden Jaro Bolsonaro anggap remeh melalui pernyataan sebut corona sebagai flu ringan
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.