Pandeglang dengan Potensi Wisata Alamnya

Pandeglang masuk dalam 50 daerah tertinggal di Indonesia. Berikut potensi alam Pandeglang yang mampu menaikkan kesejahteraan masyarakatnya.
Pandeglang. (Foto: Antara)

Jakarta - Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Banten, Indonesia. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Serang di utara, Kabupaten Lebak di Timur, serta Samudera Indonesia di barat dan selatan.

Wilayahnya juga mencakup Pulau Panaitan (di sebelah barat, dipisahkan dengan Selat Panaitan), serta sejumlah pulau-pulau kecil di Samudera Hindia, termasuk Pulau Deli dan Pulau Tinjil. 

Semenanjung Ujung Kulon merupakan ujung paling barat Pulau Jawa, di mana terdapat suaka margasatwa tempat perlindungan hewan badak bercula satu yang kini hampir punah.

Iklim di wilayah Kabupaten Pandeglang dipengaruhi oleh Angin Monson (Monson Trade) dan Gelombang La Nina atau El Nino. Saat musim penghujan (Nopember-Maret) cuaca didominasi oleh Angin Barat (dari Samudera Hindia sebelah Selatan India) yang bergabung dengan angin dari Asia yang melewati Laut Cina Selatan.

Pada musim kemarau (Juni-Agustus), cuaca didominasi oleh Angin Timur yang menyebabkan Kabupaten Pandeglang mengalami kekeringan, terutama di wilayah bagian Utara, terlebih lagi bila berlangsung El Nino.

Perekonomian Pandeglang

Jika ditinjau dari letak geografis dan potensinya, Pandeglang memiliki sejumlah peluang untuk bisa meningkatkan perekonomian wilayahnya dari status daerah tertinggal. 

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transimigrasi (Kemendes PDTT) menargetkan bisa mengentaskan 50 kabupaten dari statusnya sebagai daerah tertinggal. Target tersebut dipatok untuk dicapai hingga akhir 2019 mendatang.

Salah satu kabupaten yang jadi fokus program pengentasan oleh Kemendes PDTT di Provinsi Banten, adalah Kabupaten Pandeglang. Terlepas dari statusnya sebagai kabupaten tertinggal, wilayah itu punya banyak objek wisata keren yang tak kalah hebat dengan daerah lain.

Berikut adalah potensi alam Pandeglang yang digadang-gadang bakal mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.

1. Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK)

Taman Nasional Ujung Kulon terletak di bagian paling barat Pulau Jawa, Indonesia. Kawasan taman nasional ini pada mulanya meliputi wilayah Krakatau dan beberapa pulau kecil di sekitarnya seperti Pulau Handeuleum dan Pulau Peucang dan Pulau Panaitan.

Ujung Kulon merupakan taman nasional tertua di Indonesia yang sudah diresmikan sebagai salah satu Warisan Dunia yang dilindungi oleh UNESCO pada 1991, karena wilayahnya mencakupi hutan lindung yang sangat luas. Sampai saat ini kurang lebih 50 sampai dengan 60 badak hidup di habitat ini.

Pada awalnya Ujung Kulon adalah daerah pertanian pada beberapa masa sampai akhirnya hancur lebur dan habis seluruh penduduknya ketika Gunung Krakatau meletus pada tanggal 27 Agustus 1883 yang akhirnya mengubahnya kawasan ini kembali menjadi hutan.

Untuk mencapai lokasinya, bisa menggunakan pilihan transportasi menyewa kapal cepat dari Carita dengan biaya Rp 3,5 juta/hari. Juga bisa dengan perahu motor dari Sumur atau Taman Jaya dengan biaya Rp 1,8 juta/perahu.

2. Curug Putri

Pandeglang rupanya tidak hanya menawarkan wisata laut di sekitaran Selat Sunda. Di sana ada hutan raya yang dikelola Perhutani dan Balai Taman Hutan Raya (Tahura) dan memiliki air terjun Curug Putri.

Taman hutan raya sudah ada dari 2012, dan pembentukan balai pengelola baru diresmikan pada 2014. Dengan luas kira-kira 30 ribu hektare, hutan yang ada di Kecamatan Carita, Pandeglang ini rupanya memiliki objek alam yang indah.

Ada tiga air terjun yaitu Curug Gendang, Cadas Ngampar dan Curug Putri yang bisa jadi tempat alternatif liburan selain pantai. Perjalanan ke tiga curug di Tahura sekitar 2 kilometer yang melewati jalan setapak sembari menikmati pemadangan ciri khas hutan Pandeglang. 

Jika sedang beruntung, dari kejauhan akan terlihat beberapa monyet bergelantungan di atas pohon sebelum sampai ke Curug Gendeng atau Curug Putri.

Dari Kawasan Carita bisa dilanjutkan dengan berjalan kaki ke jalur tracking kurang lebih 15 menit. Selanjutnya melakukan tracking selama 30 menit hingga Curug Gendang. Dilanjutkan tracking 10 menit sampai pos guide dan melewari medan air selama 5 menit.

3. Pantai Tanjung Lesung

Inilah kawasan pantai yang bisa dijadikan alternatif bagi sobat native yang sedang lelah dengan pekerjaan. Udaranya yang sejuk, teduh, dan menenangkan ini mampu menyihir siapa pun yang datang. Bahkan, semua yang terasa sesak dan menyiksa seakan hilang seketika. Berganti dengan decak kagum tanpa henti.

Pepohonan yang berderetan berjajar rindang menghadirkan sebuah nuansa baru. Banyak pula spot foto yang bisa diambil disini. Jadi jangan sampai tidak membawa kamera yang menjadi senjata wajib bagi para traveler.

Berbicara mengenai daya tarik, kawasan ini jagonya. Karena pasir pantai putih akan terhampar luas di depan mata. Seakan menjadi, sambutan selamat datang di kawasan Tanjung Lesung. Pasir putih ini begitu mengkilat bagaikan kemilau berlian. Rasanya, ingin bermain-main dengan pasir-pasir ini.

Di antara pasir ini, ada kerang-kerang yang bisa diburu dan dijadikan sebuah objek. Jadi jangan sampai terlewatkan untuk berkenalan dengan kerang-kerang yang ada di sini ya. 

Keunikan lainnya kawasan ini adalah langsung menghadap ke Selat Sunda, jadi semilir angin akan terasa setiap saat dan menghadirkan aroma yang berbeda dari kawasan di pantai lain.

Lokasinya dari tol Jakarta Merak-Keluar melalui pintu gerbang tol Serang Timur-Setelah melalui kota Serang-Lanjutkan ke arah kota Pandeglang-Labuan-Pantai Tanjung Lesung. []

Berita terkait
Kronologi Wiranto Ditusuk di Pandeglang Banten
Wiranto ditusuk orang tak dikenal di Alun-alun Menes, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten. Berikut kronologinya.
Wiranto Dirawat di RSUD Pandeglang Seusai Diserang
Menkopolhukam Wiranto dibawa ke UGD RSUD Berkah Pandeglang untuk menjalani perawatan seusai diserang orang yang tidak dikenal.
Vokalis Jamrud Krisyanto, Calon Bupati Pandeglang
Vokalis Jamrud Krisyanto menyatakan maju sebagai calon bupati Pandeglang di Pilkada Serentak 2020.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.