PAN PDIP Kompak Capek 'Berantem' 8 Bulan

PAN dan PDI Perjuangan kompak nyatakan capek, lelah 'berantem' 8 bulan dalam kampanye pilpres dan pileg 2019.
Ketua MPR sekaligus Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (kanan) bersama Presiden Joko Widodo atau Jokowi memberikan keterangan persa di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu malam (24/4/2019) usai acara pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku masa jabatan 2019-2024 Murad Ismail dan Barnabas Orno. (Foto: Istimewa)

Jakarta - Partai Amanat Nasional (PAN) dan PDI Perjuangan kompak menyatakan capek 'berantem' selama 8 bulan dalam kampanye pemilihan presiden (pilpres) dan pemilihan legislatif (pileg) 2019 selama 8 bulan. Mereka menyebut lelah dan sangat menguras energi.

Hal tersebut disampaikan Ketua Umum PAN sekaligus Ketua MPR Zulkifli Hasan dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto di lingkungan istana kepresidenan Jakarta, Rabu 24 April 2019 usai menghadiri acara pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku masa jabatan 2019-2024 Murad Ismail dan Barnabas Orno.

"Kita mengatakan pemilu ini terlalu lama, menghabiskan energi, nanti harus mengubah undang-undangnya agar pemilu itu ya 1,5 bulan. Masak 'berantem' disuruh undang-undang sampai 8 bulan," kata Zulkifli dilansir Antara.

PAN yang dipimpin Zulkifli adalah satu di antara partai pendukung calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

"Kalau silaturahim kan pasti banyak yang kita bicarakan, soal pemilu terlalu lama sampai 8 bulan, habis energi," tambah Zulkifli.

Delapan bulan sudah terlalu panjang untuk berkontestasi, saatnya semua berpikir tentang rekonsiliasi untuk bangsa dan negara.

Masa kampanye pemilu berlangsung mulai 23 September 2018 sampai 13 April 2019. Zulkifli sendiri adalah calon anggota legislatif (caleg) dari daerah pemilihan Lampung.

Senada dengan Zulkifli, Hasto Kristiyanto juga mengakui bahwa kampanye 8 bulan untuk pemilihan serentak itu melelahkan.

"Pak Zul juga banyak menyampaikan pengalamannya dalam kampanye 8 bulan yang melelahkan tersebut, tapi intinya bagaimana kita sebagai bangsa bersatu mengutamakan kepentingan umum dan 8 bulan sudah terlalu panjang untuk berkontestasi, saatnya semua berpikir tentang rekonsiliasi untuk bangsa dan negara," ujar Hasto.

Apalagi masa kampanye itu banyak diwarnai berita bohong (hoaks) dan fitnah, kata Hasto.

"Setelah pelantikan Pak Murad dan Pak Barnabas, Presiden Jokowi dengan Pak Surya Paloh, Pak Zul dan saya, jelas suasananya akrab tapi semua merasa lelah dengan 8 bulan kampanye dengan kontestasi yang sering kali diwarnai ide-ide yang begitu tajam karena hoaks dan fitnah," tambah Hasto.

Dalam kesempatan ini Zulkifli tidak menyinggung bagaimana cara menyatukan kubu Joko Widodo atau Jokowi dan kubu Prabowo Subianto.

"Bagus kalau bisa (bertemu)," ucap Zulkifli, singkat. []

Baca juga:

Berita terkait
0
Panduan Pelaksanaan Salat Iduladha dan Ibadah Kurban 1443 Hijriah
Panduan bagi masyarakat selenggarakan salat Hari Raya Iduladha dengan memperhatikan protokol kesehatan dan melaksanakan ibadah kurban