Surabaya (Tagar 1/3/2018) - Banjir masih melanja sebagian wilayah di Jatim, khususnya di sepanjang aliran bengawan Solo. Untuk itu, Gubernur Jatim Soekarwo mengungkapkan solusi untuk mengatasinya.
Gubernur yang lekat dengan panggilan Pakde Karwo ini menandaskan bahwa salah satu solusinya yang dilakukan adalah dengan membuka lima pintu air di Pelangwot Sedayu Lawas untuk membuang air ke laut. Dengan demikian, Pelangwot Sedayu Lawas bisa mengalirkan air 1000 meter kubik per detik ke laut.
Solusi tersebut seperti yang diterapkan di dam di Mlirip Mojokerto. Agar Mojokerto dan Surabaya tidak banjir, maka air Sungai Brantas dibuang ke Sungai Porong melalui dam Mlirip. "Pintu airnya harus dijaga terus karena bendungannya hanya satu di Gajah Mungkur. Beda dengan Brantas yang memiliki tujuh bendungan," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Andik Sudjarwo mengatakan kondisi banjir di Bojonegoro sudah teratasi. Bahkan di daerah Kanor yang dinilai parah juga sudah surut. "Ketinggian air Bengawan Solo juga tinggal 9 meter, dibawah batas siaga," tandasnya.
Dia juga mengungkapkan 140 jiwa warga Ledok Wetan, Kecamatan Kota Bojonegoro yang sebelumnya semoat mengungsi ke gedung serbaguna juga sudah pulang ke rumah masing masing.
Sebelumnya banjir sempat melanda beberapa daerah di Bojonegoro, seperti di Ledok Wetan, Kecamatan Kota Bojonegoro; Desa Mori, Kecamatan Trucuk; Desa Mojo, Kecamatan Kalitidu; Desa Bogo, Kecamatan Kapas dan Desa Winongan, Kecamatan Balen. (lut)