Pahlawan Itu Petani yang Relakan Lahan Bandara YIA

Bandara YIA di Kulon Progo berdiri tak bisa lepas peran petani yang merelakan lahannya. Acara Festival Caping YIA adalah penghargaan kepada mereka.
Foto: Siswa sedang melukis di caping dalam Festival Caping Day di Bandara YIA dalam rangka memperingati Hari Pahlawan, Minggu, 10 November 2019. (Foto: Tagar/Harun Susanto)

Kulon Progo : Ada yang unik dalam peringatan Hari Pahlawan di Bandara Yogyakarta International Airport (YIA). Pengelola bandara yang berlokasi di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo ini menggelar Festival Caping YIA.

Caping merupakan sejenis topi berbentuk kerucut yang umumnya terbuat dari anyaman bambu. Para petani yang biasanya memakai penutup kepala ini. Acara ini sebagai bentuk penghargaan kepada petani, yang memiliki andil dalam pembangunan Bandara YIA.

Festival Caping diikuti oleh 96 siswa dari dua sekolah di Temon, yaitu SMPN 1 Temon dan SMPN 2 Temon. Mereka mengikuti festival ini dengan melukis caping yang dikerjakan empat orang siswa.

Melukis caping Acara ini menjadi hiburan bagi penumpang yang sedang menunggu pesawat. Apalagi pengelola bandara memberikan hadiah di sela para siswa menggambar, baik kepada siswa atau penumpang.

Pelaksana Tugas Sementara General Manager Bandara YIA, Agus Pandu Purnama mengatakan bukan tanpa alasan memilih caping sebagai media untuk melukis. Caping identik dengan simbol petani. Pekerjaan bertani memiliki keterkaitan dengan kehadiran Bandara YIA.

Petani di lima desa di Kecamatan Temon sudah berjuang dengan merelakan lahan penghidupannya untuk berdirinya bandara yang diprediksi menjadi bandara termegah di Indonesia ini.

Menurut Pandu, rata-rata warga terdampak bandara YIA berprofesi sebagai petani. "Jadi acara Festival Caping YIA, untuk meneladani perjuangan dan kerelaan mereka," ujarnya di Bandara YIA, Minggu, 10 November 2019.

Pandu berpendapat untuk menjadi pahlawan tidak harus mati terlebih dahulu. Orang yang mengorbankan harta miliknya untuk kepentingan yang lebih besar dan kepentingan banyak orang juga bisa disebut pahlawan.

Festival Caping YIA, untuk meneladani perjuangan dan kerelaan mereka.

Salah satu peserta Festival Caping YIA Ani Ngasima dari SMPN 2 Temon mengatakan senang dapat berpartisipasi di acara ini. Dia mengaku mengalami kesulitan dalam melukis, namun hal tersebut bukan menjadi alasan untuk tidak bergembira. Melalui agenda ini, keteladanan pahlawan juga bisa dilakulan, seperti dengan belajar giat.

"Ini pengalaman baru, melukis di caping. Meski sebenarnya cukup sulit karena medianya berbeda dibandingkan kertas. Namun saya tetap senang," kata Ani.

Ani bersama tiga temannya melukis batik dan bunga sakura di caping. Hal ini merupakan simbol perpaduan budaya dalam dan luar Indonesia, yang bisa saling berdampingan. []

Baca Juga: 

Berita terkait
BMKG Pasang 5 Macam Sensor Bencana di Bandara YIA
BMKG memasang lima macam sensor antisipasi bencana. Alat ini sebagai alat mitigasi bencana gempa dan tsunami.
140 Penerbangan Pindah dari Adisutjipto ke Bandara YIA
Januari 2020, seluruh penerbangan domestik di Bandara Adisutjipto rencananya akan dipindahkan ke Bandara YIA.
BCL dan Sederet Artis, Mendarat Perdana di Bandara YIA
Bunga Citra Lestari (BCL) bersama sejumlah artis Ibukota berkesempatan mendarat di Bandara Yogyakarta International Airport (YIA).
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.