Pagi Sunyi di Arumba Manggarai Timur NTT

Sunyi menyergap pagi di pengujung Maret 2020, seperti tak ada kehidupan di sudut Arumba di Manggarai Timur NTT pada masa pandemi Covid-19
Vian Rozario, 40 tahun, mencuci tangan di sisi pintu gerbang kompleks Arumba, RT 008 RW 003, Kelurahan Kota Ndora, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, Senin, 30 Maret 2020. (Foto: Tagar/Yos Syukur)

Manggarai Timur, NTT - Sunyi menyergap pagi itu di pengujung Maret 2020. Seperti tak ada kehidupan. Sebuah kompleks perumahan menjalankan protokol kesehatan dengan ketat pada masa pandemi Covid-19. Namanya Kompleks Arumba di Kampung Baru, Kelurahan Kota Ndora, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur. 

Semua pintu dari empat penjuru arah menuju kompleks ini ditutup dengan palang besi, dijaga ketat. Hanya satu pintu dibuka tutup untuk lalu lintas pergerakan warga. Pintu ini juga dijaga ketat. Semua orang yang keluar masuk kawasan ini harus mencuci tangan pakai sabun di pojok pintu gerbang. 

Di sisi pintu gerbang, papan putih berdiri tegak, berisi pengumuman untuk bersama mencegah Covid-19 dengan membudayakan cuci tangan pakai sabun, menjaga jarak fisik antarsesama minimal satu meter, dilarang berpelukan, tamu dari luar diwajibkan melapor kepada petugas jaga, menyerahkan kartu identitas dan mengisi buku tamu.

Pagi itu di pintu gerbang utama, hanya ada seorang pria yang kemudian diketahui bernama Vian Rozario, 40 tahun. Ia warga setempat, sedang bergiliran menjaga pintu gerang. 

Vian mengatakan ketika pemerintah setempat mengumumkan bahaya Covid-19, pengurus perumahan bergegas mengadakan rapat tentang langkah apa saja yang harus dilakukan untuk menjaga keselamatan warga, untuk mencegah penyebaran Covid-19.

"Ini sangat luar biasa. Setiap warga yang keluar dan masuk ke kompleks Arumba wajib mencuci tangan menggunakan hand sanitizer atau sabun," kata Vian.

Ia bercerita kesepakatan memperketat pengamanan dibuat setelah ada orang di Manggarai Timur masuk dalam kategori orang dalam pemantauan atau ODP. 

Warga Arumba membuat sendiri hand sanitizer, berkoordinasi dengan tenaga kesehatan, untuk memastikan produk yang dibuat sesuai standar kesehatan. Selain hand sanitizer, juga disediakan sabun.

“Cara sederhana untuk mencegah berbagai penyakit adalah dengan mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun, atau hand sanitizer,” tutur Vian.

Vian mengatakan orang-orang yang habis pepergian entah dari mana, pasti di banyak tempat, menyentuh berbagai benda di tempat umum. Virus corona penyebab penyakit Covid-19 bisa menempel di benda apa saja, kalau tersentuh tangan kemudian tangan mengusap hidung, mulut, telinga atau mata, virus bisa masuk ke dalam, bersarang di tenggorokan kemudian merusak paru-paru. Karena itu penting untuk sering mencuci tangan memakai hand sanitizer atau sabun dengan air mengalir.

Semua ini agar Manggarai Timur bebas dari virus corona.

Arumba NTTPapan pengumuman untuk bersama-sama mencegah Covid-18 di pintu gerbang kompleks Arumba, RT 008 RW 003, Kelurahan Kota Ndora, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, Senin, 30 Maret 2020. (Foto: Tagar/Yos Syukur)

Ada perlakuan khusus kepada pendatang dari jauh, dari luar daerah. Bukan sekadar melapor petugas jaga dan mengisi buku tamu, ia harus mengikuti prosedur lebih lanjut. Petugas perumahan akan berkoordinasi dengan petugas kesehatan untuk memeriksa kesehatan si pendatang tersebut.

"Ada beberapa kendaraan travel memasuki kompleks Arumba. Petugas bertanya kepada sopir tentang asal-usul penumpang. Ternyata mereka hanya berputar saja, tapi mereka tetap diwajibkan mencuci tangan," cerita Vian.

Para pendatang dari zona merah Covid-19 diwajibkan melapor kepada RT/RW, berkoordinasi dengan petugas kesehatan.

"Perantau bila perlu tidak usah pulang kampung demi kepentingan bersama," kata Vian.

Kepada para perantau di Pulau Jawa dan luar negeri, kata Vian, sebaiknya membatalkan niat mudik ke Manggarai Timur sebagai bukti rasa cinta terhadap kampung halaman, terhadap saudara-saudara di kampung.

Tapi kalau perantau kadang sudah sampai di Manggarai Timur, kata Vian, agar berkoordinasi dengan pihak kesehatan sebelum berinteraksi dengan orang sekitar, dalam rangka mencegah penyebaran Covid-19.

Warga kompleks Arumba mengambil sikap ini untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam rangka mencegah penyebaran virus corona.

Ia mengapresiasi ide warga Arumba serta sikap Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur yang tegas di setiap perbatasan wilayah.

"Pemerintah Manggarai Timur mewajibakan pemeriksaan kesehatan bagi setiap orang yang masuk kabupaten ini, kebijakan dalam rangka mencegah Covid-19," katanya.

Virus corona tidak mengenal status, jabatan, suku, agama, dan latar belakang pendidikan, kata Vian. 

Semua pihak bisa saling membantu dengan menjalankan dan mensosialisasikan kebijakan pemerintah dalam rangka mencegah corona dengan perilaku hidup bersih dan sehat, bekerja, belajar dan beribadah di rumah, pembatasan sosial dan jarak fisik. 

"Semua tergantung kita, dari kita dan untuk Manggarai Timur, NTT dan untuk Indonesia." 

Arumba NTTPintu gerbang dilengkapi hand sanitizer, menuju kompleks Arumba, RT 008 RW 003, Kelurahan Kota Ndora, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, Senin, 30 Maret 2020. (Foto: Tagar/Yos Syukur)

Situasi Covid-19 Indonesia

Peta Covid-19 di Indonesia hingga Selasa, 12 Mei 2020, pukul 12.00 WIB, terkonfirmasi positif 14.749 kasus, 3.063 sembuh, 1.007 meninggal. Jumlah orang dalam pemantauan (ODP) adalah 251.861 orang dan pasien dalam pengawasan (PDP) adalah 32.147 orang. Data ini diambil dari 34 provinsi dan 376 kabupaten/kota di Tanah Air.

Kasus meninggal umumnya karena ada faktor penyakit penyerta atau komorbiditas hipertensi, diabetes, jantung, dan penyakit paru-paru, yang memperburuk kondisi pasien hingga meninggal dunia.

Sebaran kasus sembuh dari 34 Provinsi di Tanah Air, DKI Jakarta menjadi wilayah dengan sebaran pasien sembuh terbanyak yakni 924, disusul Sulawesi Selatan 283, Jawa Timur sebanyak 258, Jawa Tengah 229, Bali 215, Jawa Barat 213, dan wilayah lain di Indonesia sehingga total mencapai 3.063 orang.

Kriteria pasien sembuh berdasarkan hasil uji laboratorium selama dua kali dan ketika pasien tidak ada lagi keluhan klinis.

Perincian kasus positif Covid-19 di 34 provinsi yaitu di Aceh 17 kasus, Bali 328 kasus, Banten 559 kasus, Bangka Belitung 29 kasus, Bengkulu 40 kasus, Yogyakarta 169 kasus, DKI Jakarta 5.375 kasus.

Berikutnya Jambi 65 kasus, Jawa Barat 1.545 kasus, Jawa Tengah 989 kasus, Jawa Timur 1.669 kasus, Kalimantan Barat 123 kasus, Kalimantan Timur 228 kasus, Kalimantan Tengah 204 kasus, Kalimantan Selatan 277 kasus, dan Kalimantan Utara 132 kasus.

Selanjutnya Kepulauan Riau 106 kasus, Nusa Tenggara Barat 339 kasus, Sumatera Selatan 279 kasus, Sumatera Barat 319 kasus, Sulawesi Utara 74 kasus, Sumatera Utara 198 kasus, dan Sulawesi Tenggara 76 kasus.

Kemudian Sulawesi Selatan 747 kasus, Sulawesi Tengah 95 kasus, Lampung 66 kasus, Riau 81 kasus, Maluku Utara 54 kasus, Maluku 50 kasus, Papua Barat 70 kasus, Papua 322 kasus, Sulawesi Barat 68 kasus, Nusa Tenggara Timur 16 kasus, Gorontalo 19 kasus dan dalam proses verifikasi lapangan 21 kasus.

Akumulasi data tersebut diambil dari hasil uji spesimen sebanyak 165.128 dilakukan menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) di 57 laboratorium dan Test Cepat Melokuler (TCM) di 3 laboratorium Wisma Atlet. Sebanyak 119.728 kasus spesimen yang diperiksa didapatkan data 14.749 positif dan 104.979 negatif.

Data tersebut berdasarkan penjelasan Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional, Selasa, 12 Mei 2020. 

***

Vian Rozario, warga Arumba Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, mengatakan sebagus apa pun program pemerintah dari pusat hingga daerah, kalau tidak dipatuhi warga, virus corona akan merajalela.

"Butuh kesadaran setiap orang, keluarga, kelompok, dan semua masyarakat untuk memutuskan mata rantai virus corona dengan cara mematuhi aturan yang telah dikeluarkan pemerintah," kata Vian. "Semua ini agar Manggarai Timur bebas dari virus corona.” []

Baca juga:

Berita terkait
Bulan Madu Menunggang Kuda Besi ke Pulau Dewata Bali
Bulan madu menunggang kuda besi ke Pulau Dewata Bali, kenangan sebelum Covid-19 datang. Kaum jomlo pada masa pandemi harus tabah membaca ini.
Pandemi Membuat Dunia Serasa Berhenti Berputar
Dunia seolah berhenti berputar di tengah pandemi Covid-19. Orang-orang terpenjara di dalam rumah masing-masing. Situasi ini juga terjadi di Mamuju.
Maaf Ibu, Anakmu Tak Bisa Mudik Lebaran Tahun Ini
Pandemi Covid-19 membuat Lebaran 2020 sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Tak bisa mudik, tak bisa sungkem ayah ibu. Setengah mati merindu.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.