Bantaeng - E-commerce marketplace Pabalu dari Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan semakin dimatangkan. Marketplace Pabalu ini, sementara menggodok membership yang dinamai Sambalu. Sambalu adalah bahasa daerah setempat yang berarti langganan.
Asriamiullah, koordinator divisi yang bertanggung jawab pengembangan Sambalu, menjelaskan bahwa program ini ibarat komunitas bagi para pembeli.
Ada perputaran untuk membeli brand UKM yang tergabung di marketplace Pabalu.
"Program Sambalu ini sama halnya dengan penyedia marketplace lainnya yang menawarkan layanan member. Ketika mendaftar member di Sambalu, kita dapat akun untuk login ke aplikasinya (Marketplace Pabalu). kan ada biaya pendaftaran Rp 100 ribu. Ini kita dapat diskon berkala dan dapat deposit senilai Rp 40 ribu," kata dia.
Dia juga menyebutkan bahwa program Sambalu ini dapat keuntungan lain ketika melakukan promosi ke orang. Asri mengatakan, membership tersebut akan mendorong terjadinya transaksi di marketplace Pabalu.
"Dengan harapan ada stimulan di marketplace Pabalu, apalagi kan di sini brand-brand UKM. Jadi kita coba bangun ada transaksi di sana lewat member ini. ada perputaran untuk membeli brand UKM yang tergabung di marketplace Pabalu," jelasnya.
Dia menuturkan bahwa Sambalu bisa diperkenalkan lewat mana saja. Sambalu ini, kata dia, hanya membutuhkan jejaring dan penjelasan mendetail ihwal konsep Sambalu.
"Intinya bahwa ini adalah pengembangan jaringan. Karena kan saat ini keberhasilan bisnis akan ditunjang dengan networking atau jaringan," ujarnya.
Menurutnya, program membership Sambalu ini berbeda dengan konsep multilevel marketing. Adapun usaha perekrutan member, menurutnya itu berbeda dengan mencari bonus pairing sebagaimana yang diterapkan pada multilevel.
"Sederhananya ini adalah konsumen fanatik kita karena mempromosikan marketplace Pabalu ini," kata dia kepada Tagar, Selasa, 25 Agustus 2020.
Sejauh ini Pabalu dan Sambalu belum launching besar-besaran mengingat situasi pandemi saat ini. Kendati demikian, tim yang bekerja di Pabalu tetap melakukan sosialisasi ke masyarakat.
"Kita sebenarnya belum launching. kita tunggu waktu yang tepat karena kan masa pandemi. sementara saat ini kita masih sosialisasi kecil-kecilan. secara bertahap, kita masih jalan pelan-pelan," ujar dia.
Lebih jauh Asri menjelaskan, awalnya Pabalu ingin konsen menggarap potensi UKM untuk mendapat pasar secara digital. Belakangan berkembang pemikiran untuk membuka seluas-luasnya bagi seluruh pelapak yang ingin membangun komitmen bersama dalam hal pengembangan usaha.
Marketplace Pabalu dengan membership Sambalu, diyakini mampu menghasilkan perputaran penjualan barang di sana.
Sederhananya ini adalah konsumen fanatik kita karena mempromosikan marketplace Pabalu ini.
"Marketplace ini kita sebenarnya mau konsesn pelaku konsumen. tapi, cita-cita besar, kita ingin platform digital ini, sekali masyarakat masuk di situ semua kebutuhan sudah ada. pada dasarnya kami ingin memberi ruang kepada seluruh pelaku usaha," jelasnya.
Dia melanjutkan, namun barang yang tersedia di marketplace Pabalu ini belum bisa menyediakan barang yang over capacity seperti lemari pendingin, microwave, televisi dan barang lain semacamnya.
"Tentunya, hanya barang yang istilahnya bisa dipacking, semisal barang elektronik seperti kulkas, tv dan barang elektronik berukuran besar lainnya belum bisa, termasuk mobil kan ada surat khususnya," kata dia. []