Jakarta - Ustaz Abdul Somad atau UAS memberikan klarifikasi terkait isu haram bermain catur lewat sepenggal video. Dari penjelasannya, UAS menyebut ada seorang suami yang enggan mencari nafkah sehinga memicu kegaduhan soal diskursus publik ini.
Ada orang yang cari makan, ditulis, dipotong, diobrak abrik untuk menambah viral.
Penuturan UAS itu disampaikan saat mengisi ceramah di Pondok Pesantren (ponpes) Gontor, Ponorogo, Jawa Timur. Turut hadir juga pimpinan ponpes Gontor, KH Hasan Abdullah Sahal.
Sepenggal video klarifikasi itu kemudian diunggah ulang oleh eks Ketua DPR Marzuki Alie lewat akun Twitter miliknya, @marzukialie_MA. Kepada Menteri Agama Fachrul Razi dan kementrian yang dikomandoi sang (purn) jenderal, Marzuki berharap tidak salah kaprah dalam menyikapi isu ini.
"Di Ponpes Gontor, Ustad Abdul Somad memberikan penjelasan tentang catur yang Haram. Penjelasan UAS ini langsung di depan KH Hasan Abdullah Sahal, Pimpinan Ponpes Gontor. Silahkan disimak, supaya @Kemenag_RI tidak salah dalam menyikapi ceramah @ustadabdulsomad," tulis Marzukie, dilansir Tagar pada Senin 25 November 2019.
Dalam potongan video yang diunggah Marzuki, UAS mengatakan polemik haram bermain catur muncul dari rekaman ceramahnya pada 2017. Di mana seorang wanita menanyakan kepada UAS tentang suaminya yang enggan mencari nafkah tetapi malah asyik bermain catur.
"Hari ini tersebar video Abdul Somad mengharamkan catur. Itu kan ceritanya tahun 2017. Dua tahun yang lalu ada yang bertanya, bagaimana ustad, suami saya main catur sampai nggak nyari nafkah, sampai gak salat," kata UAS dalam video berdurasi 1 menit 58 detik tersebut.
Bila suami sang perempuan bertindak seperti yang diceritakan Imam Hanafi dalam catatan kitab fiqh, maka hukumnya haram. Namun, jika Imam Syafii tindakan sang suami hukumnya makruh.
"Maka menurut Imam Hanafi kalau di dalamnya ada unsur judi, melalaikan salat maka jatuhnya haram, kalau Syafi'i makruh saja" ungkapnya.
Namun ternyata video jawaban UAS terhadap perempuan yang bertanya tentang suaminya sibuk main catur hingga melalaikan salat dan enggan mencari nafah disalahgunakan orang tak bertanggung jawab. Video itu dipotong dan berganti makna sehingga timbul penilaian UAS menjatuhkan hukuman haram bagi permainan catur.
"Tapi kok ada orang yang bukan gagal paham, kalau ada orang gagal paham kita kasih paham kita kasih paham, ada orang yang cari makan, ditulis, dipotong, diobrak abrik untuk menambah viral," katanya.
"Akhirnya ditulis, dipotong, diobrak abrik untuk diviralkan, menghujam orang, mencaci maki. Itu hanya menambah viral saya aja sebetulnya," tutur UAS.
