Guntur Romli Sebut Figur Taliban Undang UAS di KPK

Politikus PSI Mohamad Guntur Romli menyayangkan pegawai internal KPK yang menghiraukan perintah Agus Rahardjo soal ceramah ustaz Abdul Somad.
Ustadz Abdul Somad memberikan keterangan kepada wartawan usai memberikan kajian tausiyah di Gedung KPK, Jakarta, Selasa, 19 November 2019. Ustadz Abdul Somad mengisi tausiyah bertemakan integritas yang menceritakan soal hubungan antara Allah SWT dengan manusia. (Foto: Antara/Reno Esnir)

Jakarta - Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Mohamad Guntur Romli menyayangkan perintah Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo tidak digubris soal pencegahan ceramah ustaz Abdul Somad (UAS) di Gedung Merah Putih KPK, Selasa, 19 November 2019.

Saya dengar yang mengundang Somad ini kelompok oknum pegawai KPK yang selama ini disebut sebagai Taliban di KPK.

Dia mengaku telah mendengar, staf yang mengundang UAS tergabung dalam organisasi kegiatan keagamaan internal, yaitu Badan Amal Islam KPK (BAIK). 

Jadi, kata Guntur Romli, yang ngoyo mengundang penceramah asal Sumatera Utara itu dia sebut sebagai Taliban di internal lembaga antirasuah.

Mohamad Guntur RomliPolitikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Mohamad Guntur Romli. (foto: hariantangerang.id).

"Saya dengar yang mengundang Somad ini kelompok oknum pegawai KPK yang selama ini disebut-sebut sebagai 'Taliban di KPK'," kata Guntur Romli kepada Tagar, Kamis, 21 November 2019.

Pria berusia 41 tahun ini menduga, mereka yang terbiasa menentang pimpinan KPK dengan sengaja mengundang Abdul Somad, tujuannya bukan untuk ceramah agama, melainkan dipakai untuk simbol perlawanan gerakan politik kelompok tersebut.

"Saya prihatin dengar berita ini, Ketua KPK tidak digubris oleh oknum pegawai KPK yang tetap mengundang Abdul Somad yang kontroversial," ujarnya.

Dia mengaku tidak heran tausiah UAS di KPK bakal menjadi buah bibir masyarakat. Masih segar dalam ingatannya, ucapan Abdul Somad sempat menyinggung simbol umat Nasrani.

"Ceramah Somad kan dinilai memecah belah bangsa, melukai hati penganut agama lain," ucapnya.

Menurut Guntur Romli, pegawai KPK plural dari sisi agama, karena di dalamnya ada penganut dari pelbagai agama di Indonesia. Namun, ada oknum internal lembaga antirasuah yang 'nakal'. 

"Kok mengundang penceramah yang dinilai melukai perasaan penganut agama di luar Islam, ini kan bahaya bagi kekompakan di KPK," kata dia.

Baca juga: Budiman Sudjatmiko: Penolak Ahok Takut Disembuhkan

Guntur Romli menyatakan, semisal ada sanksi untuk pegawai KPK yang tidak mematuhi atasannya, dia rasa hal itu memang harus dilakukan.

"Saya setuju kalau oknum pegawai KPK itu diperiksa internal dan dijatuhkan sanksi oleh atasannya di KPK," kata Guntur Romli.

Agus RaharjoKetua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo. (Foto: Antara/Dhemas Reviyanto)

Sementara itu, Ketua KPK Agus Rahardjo menegaskan yang mengundang UAS adalah staf yang tergabung dalam organisasi kegiatan keagamaan internal, yaitu BAIK.

Kami mengharapkan kalau yang khotbah di KPK itu orang yang inklusif, orang yang tidak berpihak pada aliran tertentu.

"Kalau (mengundang) Ustaz Somad sama sekali bukan lembaga. Jadi ada beberapa staf yang pada waktu itu kajian zuhur mengundang ustaz Somad," kata Agus di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Rabu, 20 November 2019.

Agus menjelaskan, dia sudah mencegah BAIK untuk mengundang Abdul Somad, dengan alasan pernah terlibat kontroversi.

"Kami mengharapkan kalau yang khotbah di KPK itu orang yang inklusif, orang yang tidak berpihak pada aliran tertentu. Harapan kita semuanya begitu," ujarnya.

"Bahkan sebelumnya malamnya diberitahu, sebetulnya pimpinan sudah mencegah. Bukan mencegah kapasitas UAS, tapi kan di beberapa waktu lalu pernah ada kontroversi ya mengenai beliau," kata Ketua KPK.

Baca juga: Tendangan Balik Ahok Setelah Diserang Arie Gumilar

Sebelumnya, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane sempat bicara soal isu perseteruan antara polisi Taliban dengan polisi India di internal KPK. Neta menekankan bahwa ketegasan para pimpinan lembaga antirasuah diperlukan untuk menjaga soliditas KPK.

"Sekarang berkembang isu di internal (KPK). Katanya ada polisi India dan ada polisi Taliban. Ini kan berbahaya. Taliban siapa? Kubu Novel (penyidik senior KPK, Novel Baswedan). Polisi India siapa? Kubu non-Novel. Perlu ada ketegasan komisioner untuk menata dan menjaga soliditas institusi ini," kata Neta di Jakarta, Minggu, 5 Mei 2019. []

Berita terkait
Siapa Mengundang Ustaz Abdul Somad ke KPK?
Ketua KPK Agus Rahardjo mengungkapkan maksud kedatangan Ustadz Abdul Somad pada Selasa, 19 November 2019 lalu bukan diundang secara kelembagaan.
Ustaz Abdul Somad Haramkan Catur, Warganet Bereaksi
Sejumlah warganet mengungkit video ceramah lama Ustaz Abdul Somad soal haramnya permainan catur dan domino yang sempat viral di dunia maya.
UAS dan 3 Ustaz Berpenghasilan Fantastis di YouTube
Ustaz Abdul Somad (UAS) tidak hanyak kondang di dunia nyata, di dunia maya pun ia terkenal melalui akun YouTube pribadinya. Berapa penghasilannya?