Opini: Program Nuklir Bung Karno

Bung Karno sadar betul bahwa minyak akan menjadi sumber masalah dan lahan konflik dunia. Opini Bagas Pujilaksono UGM.
Opini: Program Nuklir Bung Karno (Foto: Tagar.id/Energytoday.com)

Oleh: Bagas Pujilaksono, Akademisi UGM

Prancis sebagai negara maju, memenuhi kebutuhan listrik nasionalnya, 100 persen dari energi nuklir. Prancis juga ekspor listrik dari energi nuklir ke Jerman.

Namun, Prancis masih begitu agresif menyerang Libya untuk mendapatkan minyak.

Bung Karno sadar betul, bahwa minyak akan menjadi sumber masalah dan lahan konflik dunia. Jauh-jauh hari, Bung Karno ingin melepaskan ketergantungan bahan bakar fosil untuk listrik.

Negara yang menguasai ilmu dan teknologi nuklir, tidak pernah didikte dan dikendalikan negara adidaya.

Habibie pernah bilang, bahwa ilmu dan teknologi kedirgantaraan adalah paling rumit dimuka bumi ini. Habibie tidak tahu ilmu dan teknologi nuklir.

Desa Penelitian Serpong, Reaktor Nuklir Triga Mark II Bandung dan Jogja, Reaktor Subkritis karya anak bangsa, adalah bentuk nyata komitmen Bung Karno membangun ilmu dan teknologi nuklir di tanah air. Putera-putera terbaik kala itu, Ahmad Baiquni, Prayoto, Sumihar Hutapea, berkarya nyata di jamannya.

Bahan bakar fosil habis, ganti Reaktor Nuklir Fisi Termal U-235 untuk ratusan tahun, lanjut Reaktor Nuklir Cepat U-238 atau Th-232 untuk ratusan ribu tahun, lanjut Reaktor Fusi hingga kiamat.

Teknologi Reaktor Fisi Termal sudah mapan dan aman. Permasalahan Reaktor Nuklir Cepat adalah termohidrolika reaktor, karena pembangkitan energi volumetri yang sangat besar,  terkait pelepasan energi termal, dan proses konveksi air pendingin Reaktor Nuklir Cepat.

Reaktor Fusi Nuklir hingga hari ini, di Bonn Jerman, Prancis, dan Tokamak Jepang,  beroperasi secara pulse belum kontinyu.

Karena kestabilan medan elektromagnet masih bermasalah serius, sehingga plasma yang temperaturnya 150 juta kelvin, yang harus terionisasi dan terkungkung oleh medan elektromagnetik, ternyata ada plasma yang tidak terionisasi.

Akibatnya, plasma mampu menerobos medan elektromagnet, dan menghancurkan bahan struktur Reaktor Fusi Nuklir.

Roadmap energi tersebut di atas ada dalam pikiran Bung Karno.

Program Mobil listrik adalah kebodohan massal. Teknologi mobil listrik kualitas ecek-ecek atau ceng-cengpo, tidak memberi kontribusi signifikan dalam membangun peradaban bangsa.

Saat saya di Swedia, pernah meneliti battery mobil listrik tipe SOF (solid oxide fuel), hanya beberapa bulan, lalu saya tinggal. Selain saya tidak tertarik, dari tahun 1983 hingga zaman saya, tidak banyak progress yang dicapai. I just waste my life working on that area.

Jangan pernah bermimpi punya senjata nuklir, jika Indonesia tidak segera memulai program nuklir untuk energi. []

Berita terkait
Opini: Program Mercusuar Bung Karno, yang Mana?
Hiruk pikuk soal Piala Dunia U-20 Indonesia yang gagal menjadi host dikaitkan dengan Program Mercusuar Bung Karno. Opini Bagas Pujilaksono UGM.
Opini: Ganjar-Prabowo
Jika Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto bisa disandingkan sebagai pasangan Capres-Cawapres, maka biaya politik Pilpres 2024 menjadi murah.
Opini: Sepakbola dan Politik, Siapa yang Mencampur Aduk
Sepakbola Israel telah dipakai sebagai alat propaganda politik zionist untuk menekan bangsa Palestina. Fakta! Opini Bagas Pujilaksono UGM.