Opini: Program Mercusuar Bung Karno, yang Mana?

Hiruk pikuk soal Piala Dunia U-20 Indonesia yang gagal menjadi host dikaitkan dengan Program Mercusuar Bung Karno. Opini Bagas Pujilaksono UGM.
Opini: Program Mercusuar Bung Karno, yang Mana? (Foto: Tagar.id/Twitter/@asiangames2018)

Oleh: Bagas Pujilaksono, Akademisi UGM

Hiruk pikuk soal Piala Dunia (Pildun) U-20 yang Indonesia gagal menjadi host, dikaitkan dengan Program Mercusuar Bung Karno.

Pembelaan atau perjuangan Indonesia untuk Kemerdekaan Bangsa Palestina adalah Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia.

Bayangkan, jika Negara Zionis Israel jadi main di Pildun U-20 di Bali, maka lagu kebangsaan Negara Zionis Israel akan berkumandang dan bendera nasional Negara Zionis Israel akan berkibar di Nusantara? Apakah ini benar?

Jadi bangsa itu yang punya harga diri dan kehormatan.

Jujur, saya tersinggung dengan pemakaian istilah Program Mercusuar Bung Karno. Bung Karno adalah Presiden RI terbaik selama ini, karena sebagai berikut:

1. Tidak pernah melibatkan keluarganya dalam urusan politik dan kenegaraan, disaat Bung Karno berkuasa. Bung Karno bukan tipe pemimpin yang aji mumpung, getol membangun Politik Dinasti. Mana ada putera/puteri Bung Karno yang jadi walikota atau gubernur, saat Bung Karno berkuasa.

2. Bung Karno paham betul dengan hal-hal yang dibutuhkan bangsanya. Di era Beliau, bangsa Indonesia butuh penyemangat dalam membangun motivasi dan etos kerja, transformasi dari bangsa terjajah ke bangsa merdeka; merdeka dalam berpikir, berpolitik dan bernegara.

Program nuklir Bung Karno adalah sebuah lompatan berpikir melampaui eranya dalam membangun sebuah paradigma sustainable development. Bagi saya, Presiden RI pasca pak Harto, tidak punya nyali melanjutkan Program Nuklir Bung Karno.

Program Nuklir Bung Karno sangat luar biasa, jauh lebih hebat dibandingkan program mobil listrik, yang selama ini digembar-gemborkan. Logam Nikel sebagai unsur transisi, sangat strategis sebagai material temperatur tinggi, dan kelimpahannya sangat terbatas, kok dibikin battery? Pembisiknya siapa?

Habibie hanya meneruskan Program Nuklir Bung Karno, yang sudah ada sebelumnya,  dengan meneruskan pembangunan Desa Penelitian menjadi Puspitek Serpong, sayangnya gagal paham. Sehingga hasilnya hari ini muspro (sia-sia).

Rumit mana ilmu dan teknologi nuklir dibandingkan ilmu dan teknologi kedirgantaraan? Tergantung yang ngomong!

Sekali lagi, gagalnya Indonesia menjadi host Piala Dunia U-20 di Bali, bukanlah karena suatu hal yang layak diberi istilah Program Mercusuar Bung Karno.

Saran saya kepada PSSI, perbaiki manajemen persepakbolaan di Indonesia, dari sisi kualitas permainan, penyelenggaraan pertandingan dan keamanan. Bangun mental juara, bukan mental tawuran, seperti yang terjadi di Kanjuruhan. []

Berita terkait
Opini: Belajar dari Tragedi Kanjuruhan
Saya akan jauh lebih kecewa, jika Pildun U-20 tetap berlangsung di Bali, dan Negara Zionist Israel hadir di Indonesia. Opini Bagas Pujilaksono.
Opini: Sepakbola dan Politik, Siapa yang Mencampur Aduk
Sepakbola Israel telah dipakai sebagai alat propaganda politik zionist untuk menekan bangsa Palestina. Fakta! Opini Bagas Pujilaksono UGM.
Opini: Piala Dunia U-20
Israel boleh main sepak bola di Indonesia, jika Israel mengakui kemerdekaan bangsa Palestina. Opini Bagas Pujilaksono akademisi UGM.
0
Opini: Program Mercusuar Bung Karno, yang Mana?
Hiruk pikuk soal Piala Dunia U-20 Indonesia yang gagal menjadi host dikaitkan dengan Program Mercusuar Bung Karno. Opini Bagas Pujilaksono UGM.