Untuk Indonesia

Opini: Jangan Benturkan Ibu Megawati dengan Mamah Dede

Membenturkan Ibu Megawati dan Mamah Dede adalah dosa sosial yang akan merugikan generasi Perempuan Indonesia. Opini Saiful Huda Ems.
Pendakwah Mamah Dedeh sembuh setelah sempat terpapar Covid-19. (Foto: Instagram/mamahdedeh24)

JANGAN BENTURKAN IBU MEGAWATI DENGAN MAMAH DEDE

Oleh: Saiful Huda Ems, Lawyer dan Pengamat Politik

Pernyataan Bu Megawati Soekarnoputri yang mengkritisi Ibu-Ibu yang aktif di pengajian beberapa waktu yang lalu itu sudah sesuai konteksnya, bahwa banyak Ibu-Ibu pengajian yang lupa akan kewajibannya pada suami dan mengurus anak-anaknya di rumah. 

Mereka juga sibuk bikin baju seragam pengajian dan lupa akan kewajibannya untuk terus memperdalam Ilmu Islam yang sesungguhnya dan merealisasikannya dalam kehidupan sehari-harinya, karena di zaman sekarang banyak fenomena Ibu-Ibu Pengajian (meski tidak seluruhnya) itu yang hanya senang ngumpul-ngumpul saja, bahkan ngerumpi kanan kiri, yang akhirnya dimanfaatkan oleh orang-orang radikal dan politisi-politisi tak bertanggung jawab untuk menjadi pendengung-pendengung kebencian, radikalisme dan intoleransi.


Membenturkan Ibu Megawati dan Mamah Dede adalah dosa sosial yang akan merugikan generasi Perempuan Indonesia.


Ceramah Mamah Dede yang banyak beredar di Medsos dan seolah ditujukan untuk menyindir Ibu Megawati itu, sebenarnya hasil editan orang yang tidak bertanggung jawab, yang hanya ingin menjatuhkan nama baik Ibu Megawati dan membenturkan keduanya yang merupakan representasi kekuatan Islam dan Nasionalis. 

Padahal yang sesungguhnya terjadi Mamah Dede di video itu sedang menegur ibu-ibu yang hadir di pengajian Mamah Dede, yang waktu dalam sesi tanya jawab, Ibu itu bertanya dan memperkenalkan dirinya sebagai Ibu Hajjah, lalu sepontan ditegur oleh Mamah Dede bahwa menyebut diri sendiri sebagai Hajjah atau Haji itu tidak benar, hingga Ibu tersebut menyadari kesalahannya.

Bagi Mamah Dede, haji itu Rukun Islam yang sudah seharusnya dilalukan oleh Umat Islam yang mampu, baik dari sisi finansial maupun fisiknya. Pergi haji ke Tanah Suci itu ibadah yang tak perlu dipamer-pamerkan, apalagi kemudian dijadikan semacam gelar. 

Masak orang pergi haji lalu mencantumkan Haji atau Hajjah di depan namanya. Itu pamer. Karena Haji/Hajjah itu bukan gelar. Kalau gitu kenapa orang yang sholat, zakat dll. tidak dicantumkan juga sebagai gelar di depan namanya? Ada gak yang menyebut dirinya Ibu atau Bapak Syahadat? Bapak/Ibu Sholat? Bapak/Ibu Zakat? Bapak/Ibu Puasa dll? 

Kalau mau mencantumkan namanya dengan Haji/Hajjah, harusnya mencantumkan pula Syahadat, Sholat, Zakat dan Puasa di depan namanya. Ini baru namanya konsistensi.

Jadi, baik Ibu Megawati maupun Mamah Dede merupakan dua perempuan yang sudah banyak berjasa untuk memperbaiki pemikiran dan mentalitas masyarakat Indonesia, khususnya kaum perempuan. 

Kedua-duanya sudah banyak menginspirasi Perempuan-Perempuan Indonesia untuk lebih cerdas, pintar dan berdaya, tidak menjadi budak kasur, dapur dan sumur, tidak dibutakan dan ditulikan simbol-simbol keagamaan yang hanya menihilkan substansi agama dan keagamaan, serta yang dijauhkan dari realitas sosial yang harus disikapi secara lebih cerdas dan bijaksana. 

Membenturkan Ibu Megawati dan Mamah Dede adalah dosa sosial yang akan merugikan generasi Perempuan Indonesia. []

Berita terkait
Opini: PermenPAN RB Nomor 6 Tahun 2023
Jangan sampai PPPK di masa lansianya jatuh pada jurang kemiskinan karena tidak punya jaminan pensiun. Opini Timboel Siregar, Koordinator BPJS Watch
Opini: PDI Perjuangan
Ganjar Pranowo bagi saya hanyalah sebuah konsekuensi logis dari kesetiaan saya sebagai simpatisan PDI Perjuangan kepada Megawati Soekarnoputri.
Opini: Rekayasa Sosial Mandiri, Menjaga Keberlanjutan Transformasi Sosial Sektor Pertanian
Jika kita coba cermati dan kaji tidak sedikit program atau kegiatan yang berasal dari pemerintah, berupa bantuan kepada kelompok. Agung SS.
0
Opini: Jangan Benturkan Ibu Megawati dengan Mamah Dede
Membenturkan Ibu Megawati dan Mamah Dede adalah dosa sosial yang akan merugikan generasi Perempuan Indonesia. Opini Saiful Huda Ems.