Oleh: Bagas Pujilaksono, Akademisi Universitas Gadjah Mada
Si Dia sedang mengkritik Presiden Jokowi, berdalih kebebasan dan demokrasi. Justru Dia yang mencoreng dan merusak nilai kebebasan dan demokrasi, karena dijalankan secara kurangajar, liar, dan biadab.
'Bajingan tolol pengecut' yang ditujukan kepada Presiden Jokowi, maknanya jelas, tidak perlu berdalih dan berkelit apapun. Kalimat tersebut jelas, bukan sebuah kritik, sebuah hinaan yang diduga menghasut publik luas.
Saya mendukung penuh langkah Presiden Jokowi tidak melaporkan tindakan penghinaan si Dia atas dirinya ke Polisi. Sepakat!
Kritik itu nuansanya adem ayem, bukan menjilat atau menyerang kehormatan pribadi sesorang, termasuk Presiden Jokowi, karena tujuannya perbaikan kehidupan bangsa dan negara. Tahapan kritik sbb:
1. Obyek yang dikritik jelas
2. Permasalahan yang ada dari obyek yang dikritik, dikaji secara akademis, berdasar data riil terkini, bukan berdasar halusinasi pikiran sesat yang ditopang rasa kebencian dan kedengkian, yang tentu saja sifatnya subyektif.
3. Alternatif solusi. Jika ujaran negatif yang isinya hanya menohok atau menyerang pribadi, tanpa menyajikan alternatif solusi, jelas bukan sebuah kritik.
Ketiga hal diatas adalah nilai sebuah kritik.
Saya bukan ahli hukum. Oleh karena itu ingin bertanya pada siapa saja yang mengerti hukum, terutama aparat Penegak Hukum, jika, sekali lagi, jika ada seseorang berorasi di ruang publik yang isinya diduga menghasut publik luas, karena orasinya tidak berdasar data riil terkini dan logika waras, apakah tidak bisa dianggap sebuah tindakan pidana? Apakah kata-kata: kita bikin gara-gara, jalan-jalan Tol kita bikin macet, dan people power bisa dijadikan barang bukti dugaan tindak penghasutan?
Saya mendukung penuh langkah Presiden Jokowi tidak melaporkan tindakan penghinaan si Dia atas dirinya ke Polisi. Sepakat!
Namun, saya mohon Aparat Penegak Hukum untuk mengkaji secara seksama, detail dan teliti penerapan pasal dugaan tindak penghasutan. Tindakan penghasutan ini sangat destruktif yang berpotensi menimbulkan konflik horizontal di tengah masyarakat yang berujung chaos, memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
Sepandai-pandai tupai melompat, sesekali jatuh juga. Hopefully. []