OJK Dorong Pengembangan Ekonomi Hijau

Taksonomi Hijau diharapkan dapat membuat produk asal Indonesia berdaya saing tinggi dengan produk dari negara lain.
Ilustrasi. (Foto: Tagar/Ist)

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) turut berperan mendukung pengembangan ekonomi hijau dengan meluncurkan Taksonomi Hijau untuk mendukung pengembangan ekonomi hijau. 

Taksonomi Hijau ini disusun dengan mengkaji 2.733 klasifikasi sektor dan subsektor ekonomi, sebanyak 919 di antaranya telah dikonfirmasi oleh kementerian terkait.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan Taksonomi Hijau yang tercakup dalam Sustainable Finance Tahap Kedua pada 2021-2025 sektor jasa keuangan akan menjadi pedoman bagi penyusunan kebijakan baik pemberian insentif maupun disinsentif dari berbagai Kementerian dan Lembaga (K/L) termasuk OJK.

“Penyusunan Taksonomi Hijau merupakan bagian dari kebijakan pemerintah untuk memenuhi target Perjanjian Paris guna mengurangi emisi karbon hingga 29 persen dengan usaha sendiri dan 41 persen dengan dukungan internasional pada 2030,” kata Wimboh dalam keterangan resmi, Jumat, 21 Januari 2022.

Adapun Taksonomi Hijau akan menjadi dasar bagi pemerintah untuk mengklasifikasi sektor dan subsektor usaha yang ramah lingkungan, kurang ramah lingkungan, dan tidak ramah lingkungan. 

Wimboh berharap Taksonomi Hijau juga dapat membuat produk asal Indonesia berdaya saing tinggi dengan produk dari negara lain yang dinilai lebih ramah lingkungan.

"Tidak memenuhi standar ramah lingkungan internasional, produk asal Indonesia dapat terhambat untuk memasuki suatu negara atau mengalami diskriminasi,” ujarnya. []


Baca Juga


Berita terkait
Dorong Ekonomi Hijau, OJK Luncurkan Taksonomi Hijau
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan OJK segera meluncurkan Taksonomi Hijau untuk mendukung pengembangan ekonomi hijau.
OJK: Ekonomi Hijau Akan Menjadi Peluang Bisnis
Pandemi merupakan ajang melihat sumber pertumbuhan ekonomi baru.
Indonesia Butuh Rp 745 Triliun untuk Kembangkan Ekonomi Hijau
Selain Indonesia, beberapa negara juga telah menyediakan anggaran yang cukup besar pada 2022 mendatang untuk mendukung pengembangan ekonomi hijau.