Oil Spill, Warga Karawang Tunggu Tanggung Jawab Pertamina

Pertamina menyatakan tanggung jawab atas kejadian tumpahan minyak di Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (tengah) bersama Direktur Utama Pertamina EP Nanang Abdul Manaf (kanan) saat meninjau lokasi terdampak oil spil di Kabupaten Karawang. (Foto: Tagar/Fitri Rachmawati)

Bandung - PT Pertamina menyatakan tanggung jawab atas kejadian tumpahan minyak (oil spill) Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) di Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang yang banyak merugikan masyarakat setempat.

"Kami sangat prihatin, kami akan berkomitmen dan bertanggung jawab dengan kejadian ini. Sejak 14 Juli 2019 lalu, kami pihak Pertamina telah menetapkan kejadian oil spil Karawang sebagai situasi emergency," tutur Direktur Utama Pertamina, Nanang Abdul Manaf, Bandung, Kamis 8 Agustus 2019.

Langkah konkret yang sudah dilakukan Pertamina jelas Nanang, melakukan pengeboran rescue yang sampai saat ini progresnya sudah mencapai 30 persen. Dalam waktu 10 sampa i14 hari bisa selesai.

"Jadi warga tidak perlu khawatir lagi, Pertamina pun sudah meng-hire konsultan penanggulangan bencana perminyakan yang sudah berpengalaman dari Amerika Serikat," jelas dia.

Selain itu, Pertamina juga telah menempatkan petugas kesehatan, yang tediri dari satu orang dokter dan empat perawat di setiap desa terdampak sebagai upaya mitigasi kesehatan warga akibat insiden tersebut.

Nelayan Tak Bisa Melaut

Cakim, salah satu pengepul ikan di Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang mengaku merugi akibat tumpahan minyak di daerahnya.

Akibat kejadia tersebut, dirinya tidak memiliki penghasilan karena sudah tidak bisa melaut sejak insiden tumpahan minyak tersebut.

Akan tetapi, dirinya bersyukur karena setidaknya masih dilibatkan oleh Pertamina untuk menjadi pengumpul minyak.

"Dampaknya kami sebagai pengepul, kami tidak dapat penghasilan sama sekali. Karena tidak ada nelayan yang beraktivitas. Tapi alhamdulillah, nelayan dipekerjakan dan saya juga dipekerjakan oleh Pertamina untuk mengumpulkan minyak," ucapnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta PT Pertamina (Persero) bertanggung jawab atas kejadian tumpahan minyak di Karawang, mulai dari sektor bisnis hingga kerusakan lingkungannya.

"Saya minta Pertamina berkomitmen dan bertanggung jawab penuh dan terhadap semua hal. Dari bisnisnya, ikan yang tidak bisa ditangkap, nelayan yang kehilangan mata pencaharian, kerusakan hutan bakau, dan lain-lain," tutur dia.

Dia meminta Pertamina untuk bisa menyelesaikan dampak oil spill ini 100 persen . Nantinya, progres penyelesaian dari Pertamina ini akan dilaporkan kepada Presiden Joko Widodo.

"Peran Pemprov Jabar atas musibah oil spill ini adalah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait. Supaya kelangsungan hidup masyarakat yang terdampak tidak bermasalah. Salah satunya adalah memastikan kompensasi dari kehilangan mata pencaharian juga harus diselesaikan oleh Pertamina," tegas dia.

Pasalnya, dari hasil dialog bersama puluhan warga desa terdampak oil spill di Karawang ini terutama nelayan dan penambak ikan banyak merugi. Sebab, nelayan tidak bisa melaut sejak kejadian tumpahan minyak ini.

"Dengan Pertamina yang mempekerjakan mereka dalam upaya pembersihan minyak dengan upah sekira Rp 100 ribu per hari sudah menjadi upaya yang baik," ujar dia.[]

Berita terkait
Warga Terdampak Oil Spil di Karawang Bakal Dapat Ganti Rugi
Pemprov Jabar meminta Pemda yang warganya terkena dampak tumpahan minyak segera menghitung kerugiannya karena pemerintah akan mengganti kerugian warga.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.